TIGA PULUH TUJUH

4.9K 286 10
                                    


Vivi menatap tidak mengerti Reza. "Tentu saja, itu momen spesial."

"Momen spesial seorang perempuan menjadi wanita dan menyerahkan dirinya ke pria, bukankah itu sangat kuno dan trik murahan?"

"Apa?!" Vivi tidak tahu harus menangis atau malu dengan perkataan Reza. Bayangkan, posisi mereka yang ambigu diiringi pembicaraan yang serius.

"Momen spesial perempuan hanyalah menyerahkan diri seutuhnya kepada pria? Apakah pria yang mengatakan itu?"

"Sayangnya, para wanita yang berpikiran seperti itu."

"Menurut kamu, itu sangat spesial?"

"Aku-"

"Faktanya di berbagai belahan bumi lain, keperawanan wanita tidak dihargai sama sekali. Kamu menganggap ini spesial?"

Orang ini benar-benar mencari ribut!

"Kamu mengajakku berdebat hanya untuk bisa meniduriku?" tanya Vivi sambil menyangga tubuh dengan kedua siku.

Reza tertawa geli dan menjawab jujur. "Benar."

Vivi memutar bola matanya lalu berteriak. "Ah!"

Di luar kamar, orang-orang yang masih berkumpul mendengar suara teriakan seorang wanita.

Dengan perasaan emosi, Erika berusaha membuka pintu kamar. Choky dengan sigap menarik mundur Erika.

"TIDAK SOPAN!" jerit Erika.

Almira menggigit bibir bawah dan menatap iri pintu sementara Krisna berusaha melindungi adiknya dari Choky.

Di dalam kamar, Vivi berusaha menahan gairah dengan kedua kaki gemetar dan menatap kesal Reza.

Tanpa merasa bersalah, Reza bergerak dan menenangkan Vivi. "Tenang saja, aku tidak akan menyentuh sampai dalam."

Vivi menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan erangan memalukan, dia tidak akan kalah dari pria ini.

"TIDAK SOPAN!"

Reza dan Vivi bisa mendengar teriakan Erika dari luar.

Perhatian Vivi mulai teralihkan, cepat-cepat Reza menggerakan pinggangnya.

Dahi Vivi berkerut ngeri lalu setiap mengeluarkan suara, hanya erangan yang keluar.

"Aku... tidak... akan menyentuh... itu..." ucap Reza terbata-bata sambil memainkan inti Vivi.

Vivi tidak mampu bertahan, ia menggeliat bahagia sambil menggenggam sprei yang berantakan. Masa bodoh dengan mereka.

Di luar kamar, semua orang bisa mendengar erangan Vivi dan rayuan Reza. Seolah mereka sengaja melakukan itu.

Choky dan Putra berusaha menahan rasa malu demi melindungi pintu atasan yang tidak dikunci, Erika menatap benci pintu kamar, Krisna tidak percaya dengan pendengarannya, Almira menggigit bibir bawahnya karena iri.

"Ayah, benar-benar akan menikahinya?" tanya Erika dengan ekspresi bodoh.

"Sepertinya begitu," jawab Krisna.

Erika berjalan mundur lalu melarikan diri, menuruni tangga dengan sedih. Dari dulu ia merindukan kehidupan harmonis, tapi kenapa keinginan itu tidak tercapai? Sama seperti ulang tahun ke 17, itu sangat spesial bagi anak perempuan dan setidaknya mereka bisa berkumpul.

Tapi ayah malah memilih mencari cinta lain daripada memperbaiki keluarganya sendiri yang sudah kacau.

Ibu Reza melihat Erika lari melewati kamar tamu dengan wajah menangis. Anak itu pasti sudah melihat Reza, tebak ibu Reza.

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang