LIMA PULUH

4.7K 332 15
                                    


"Vivi, lama tidak bertemu."

"Krisna."

Erika mengadu ke kakaknya sambil menunjuk Vivi dan merajuk. "Kakak, tadi dia mengejekku. Padahal aku hanya bertanya darimana dia bisa mendapatkan gaun yang dipakainya."

Almira tertawa mengejek setelah mengamati gaun yang dipakai Vivi. "Apakah kamu sudah dapat pengganti Krisna?"

Dahi Krisna berkerut tidak senang. "Benarkah?"

Vivi melihat gaun yang dipakai Almira. "Hm, entahlah."

Almira tertawa keras, sengaja menarik perhatian para tamu di sekitar. "Kamu lihat sayang, tidak salah kamu memilih aku. Sekali terlahir menjadi liar selamanya tetap liar."

"Liar yang bagaimana maksud kamu?" tanya Nina.

"Yah, tidur dengan banyak pria supaya bisa datang ke pesta amal. Ya ampun Vivi, aku kasihan sekali dengan impian kamu."

Vivi menghela napas. "Terima kasih."

"Jadi benar kamu tidur dengan banyak pria?" tanya Krisna tidak percaya.

Vivi tidak menjawab. Dengan ayahmu lebih tepatnya.

Krisna menatap marah Vivi. "Aku tidak pernah bilang kita berpisah."

Vivi menatap sedih Krisna. "Tapi kamu akan menikahi dia."

"Vivi, apa kamu tidak pernah belajar agama? Istri yang ikhlas melihat suaminya menikah lagi akan masuk surga selain itu aku tidak selingkuh dengan wanita lain, hanya kamu dan almira. Aku juga berusaha bersikap adil."

"Saat ibu kamu memukulku, kamu ada dimana?" tanya Vivi.

"Ibuku sedang mendidik, seharusnya kamu bersyukur," ucap Krisna tanpa merasa bersalah.

Vivi mengangguk. "Begitu ya, jadi ibu kamu menghina dan mengusir aku dari rumah juga bagian dari didikan? Wow, ngeri juga."

"Vi, bukan begitu..." Krisna coba meluruskan kesalah pahaman.

"Kamu tahu, rumah tangga tidak akan bisa harmonis jika ada pihak ketiga. Yah, kalau kasus kamu sih pihaknya tiga kuadrat." Vivi meletakan gelas champagne di atas nampan waitress lewat dan mengambil yang baru.

Almira menjadi tidak terima. "Kamu harusnya bercermin dulu, kenapa Krisna pilih aku."

Vivi menatap polis Almira. "Ucapan kuno, semua perebut laki orang pasti akan membahas hal sama. Benarkan Nin?"

Nina mengangguk santai. "Papaku dulu selingkuh dan selingkuhannya bilang ke mama kalau organ wanita mama itu baulah, mama pemalaslah berbanding terbalik dengan mama yang sebenarnya. Hanya cewek gak punya otak yang percaya begitu saja, kalau kamu bangga ya silahkan."

Almira menatap tajam Krisna.

Krisna menjadi gugup. "Aku tidak pernah melakukan hal itu."

"Iyalah, lha wong kalian esek-esek dulu baru ngobrol. Beda sama kami, ngobrol dulu terus esek-eseknya kalau udah dapat duit." Nina menjentikan jarinya.

Vivi menertawakan ucapan Nina. Kalau dulu, dirinya akan malu membahas sex di depan umum. Sekarang setelah menikah dengan Reza, dia tidak akan malu lagi di depan orang-orang tidak tahu malu ini.

Almira mulai marah, dia menunjuk Nina dan Vivu bergantian. "Kalian berdua hanya orang biasa, bisa masuk karena tidur dengan pria! Jangan bersikap sombong!"

Nina tertawa dan sengaja memperbesar suaranya. "Kalian dengar kan, para tamu terhormat. Kami sudah bersikap sombong karena tidur dengan pria."

Beberapa tamu yang mengetahui identitas Nina mengerutkan dahi, beberapa juga ada yang melapor ke Arka.

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang