TIGA PULUH ENAM

4.7K 317 10
                                    


"Nenek, apa nenek sudah bertemu dengannya? Wanita jelek mana yang merayu ayah kami?" gusar Erika.

"Jangan lupa, ibu kalian yang memulai duluan."

Erika dan Krisna sudah mendengar cerita itu berkali-kali dari kepala pelayan rumah mereka. Ibu merekalah yang membius kepala keluarga sekarang.

Awalnya Krisna tidak paham, kenapa para pelayan berkali-kali selalu menceritakan hal sama saat kecil. Setelah dewasa, Krisna paham alasan mengapa ayahnya tidak pernah hadir di kehidupan mereka. Ayah sangat membenci ibu.

Krisna yang bingung di awal, perlahan mulai menerima keadaannya. Toh, selama ini dirinya selalu dikatakan sebagai pewaris, ayahnya juga tidak menyembunyikan keberadaan keluarga kecilnya.

"Meskipun ibu kami melakukan kesalahan, tetap saja ibu melahirkan kami berdua. Nenek, apakah nenek tidak keberatan dengan pernikahan itu?" tanya Krisna.

"Kenapa nenek harus keberatan?"

"Nenek, ayah sudah memiliki kami berdua," kata Erika.

Ibu Reza tersenyum sedih ke Krisna. "Cucuku, kenapa kamu tidak bingung mencari Vivi? Kamu malah memiliki anak dengan wanita lain?"

Wajah Almira menjadi pucat begitu mendengar pertanyaan sang nenek.

"Nenek, cinta tidak bisa dipaksakan. Aku mencintai Almira," jawab Krisna.

"Itulah yang dirasakan ayah kalian sekarang, cinta tidak bisa dipaksakan."

Krisna tidak bisa membantah.

Erika berdiri dan lari menaiki tangga menuju lantai dua, Krisna segera menyusul.

"Erika!" panggil Krisna.

"Ayah tidak boleh menikahinya!" teriak Erika sambil menghapus air mata di sudut mata. "Kamu!"

Pelayan yang sedari tadi sedang membersihkan debu di pigura, menunjuk dirinya sendiri. "Saya?"

Erika menghentak kakinya dengan kesal. "Siapa lagi kalau bukan kamu, dimana kamar ayahku? Tunjukan sekarang!"

Pelayan itu menggeleng ngeri. "Sa... Saya..."

"Cepat!" bentak Erika.

Putra dan Choky yang baru keluar dari ruang kerja, melihat keributan di lantai dua.

Dahi Choky berkerut tidak suka. "Anak itu yang mengusir nona Vivi, kenapa dia disini?"

Putra melipat kedua tangannya. "Mungkin ini salah satu alasan, kita disuruh kesini lebih awal."

Choky dan Putra segera berlari menghalangi niat Erika dan Krisna di belakangnya.

Krisna yang melihat Choky dan Putra menaiki tangga, mendecak. "Kalian lagi!"

Choky mengangkat dagu dengan angkuh. "Tuan muda."

"Bagus, kamu masih ingat aku tuan muda kalian."

"Tentu saja, saya juga masih ingat siapa yang menggaji saya." Choky menjawab santai.

"Ada yang bisa kami bantu? Saya akan mengarahkan Anda kemanapun kecuali mengganggu atasan saya." Putra berbaik hati menawarkan dirinya.

Erika menatap tajam Choky dan Putra. "Ini rumah keluargaku, bukan kalian! Pergi dari sini!"

Putra mengangkat kedua alisnya.

Choky mendengus. "Sepertinya sudah menjadi hobby anda mengusir orang."

Erika menarik kasar tangan pelayan dan berjalan menjauhi kedua tangan kanan ayahnya.

Krisna mengikuti dengan khawatir.

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang