"Tadi kamu bilang soal jual online bahan mentah, saya setuju tapi saya juga tidak suka hal ini."Manajer keuangan pusat menaikan salah satu alisnya lalu menatap Putra yang meringis, rupanya ejakulasi dini benar-benar menghantam harga dirinya sampai hanya mendengar bahan meeting diawal saja.
"Kenapa anda tidak setuju?" tanya manajer keuangan yang memberi tatapan mencela tanpa sadar.
"Pertama, bahan makanan yang dijual selama ini harus segar saat dimasak. Saat kita jual online dan membagi beberapa bahan, itu sudah tidak segar lagi terutama ada jeda waktu pengiriman lalu coba kalian bayangkan beberapa pelanggan kita yang mencoba memasak sendiri tanpa tahu langkah-langkahnya, rasa akan menjadi berbeda dan mereka menjadi kecewa. Itu bisa mempengaruhi reputasi restoran."
Para manajer mengangguk setuju.
"Kedua, membuka restauran untuk umum. Untuk menambah pemasukan, saya suka itu tapi untuk menjaga reputasi, saya tidak menyukainya."
"Kenapa?"
"Kalian lupa? restoran itu terhubung dengan pantai pribadi hotel kita, kebanyakan turis lokal memilih masuk dan ďuduk lama menghadap pantai dengan memesan satu macam menu. Saya tidak suka bagian mereka bisa masuk ke dalam pantai sementara itu eksklusif untuk tamu kita meskipun tidak sebanyak sebelumnya."
"Bagaimana kalau dibatasi?" tanya Vivi.
Reza memutar kepalanya. "Dibatasi?"
"Bagian belakang yang dekat pemandangan pantai untuk tamu khusus sementara depan untuk tamu umum."
Reza tidak menyukai ide itu. "Jika saya tamu eksklusif, saya lebih memilih makan di kamar daripada bercampur dengan orang lain selain itu kita harus memperhatikan media sosial, tamu umum bisa tersinggung dan mengadu kesana."
Vivi lupa kalau Reza lebih mementingkan reputasi, dia bahkan bisa membayar mahal orang yang bisa mempertahankan reputasi bisnisnya.
Manajer keuangan pusat menjadi frustasi lalu melempar tatapan minta tolong ke para manajer yang sudah kehabisan ide, banyak proposal ditolak untuk mempertahankan resort di Bali sementara sudah banyak resort dan hotel dijual. Gilanya lagi, si bos membeli beberapa properti hotel atau resort yang dia sukai.
Kalau dia bersikeras tidak ada uang, orang banyak akan berpikir dia mengambil uang itu dan jika mengalami defisit, dia akan dicap tidak mampu sebagai manajer keuangan pusat. Kariernya sekarang diujung tanduk.
"Bagaimana dengan karyawan disana?" tanya Reza.
"Saya sudah melaksanakan apa yang anda perintahkan." Manajer keuangan pusat menggertakan giginya. "Mereka tidak dirumahkan, tapi saya instruksikan mereka untuk tetap membayar, sekarang bayaran mereka setara dengan part time karena pengurangan jam kerja. Mereka semua menerimanya, itu jauh lebih baik daripada dirumahkan dan tidak ada pekerjaan sama sekali."
Putra ingin mengatakan sesuatu tapi ditahannya ketika manajer keuangan pusat mengangkat tangannya.
"Saya tidak ingin ada bantahan, kita hampir defisit karena memberi suntikan modal terus menerus ke city hotel dan cabang-cabangnya. Berapa banyak trilyunan yang sudah masuk kesana sementara mereka tidak memberikan timbal balik ke kita, yang ada malah merugi," tegur manajer keuangan pusat.
Vivi menunduk malu. Ia mengerti maksud manajer keuangan pusat 'Jaga kelakuan istri dan anak-anakmu!'
"Ditambah ada rencana membangun hotel di luar negeri dan melebarkan sayap grup kita di negara ini, jangan lupa itu membutuhkan banyak modal. Anda tidak mungkin mengadakan pesta mewah, bukan?"
Reza tidak menjawab, dia bahkan tidak menunjukan ekspresi apapun.
Jika istri dan anak-anaknya mempertahankan reputasi nama dan harta keluarga, kepala keluarga justru mempertahankan reputasi bisnisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/300473556-288-k313828.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]
RomanceVivi dijodohkan dengan Krisna sejak kecil, seiring berjalannya waktu Krisna mulai menjauh dan tidak bersikap seperti dulu lagi, bahkan Krisna melamar seorang wanita di hari ulang tahunnya. Mengetahui calon menantunya disiksa di rumah istri dan anak...