Satu tahun kemudian.
Krisna melihat Reza tersenyum ke dua bayi mungil yang sedang berceloteh riang di dalam trolley kembar. Satu tahun ini wajah ayahnya terlihat bahagia, tidak ada wajah dingin atau pun kaku seperti dulu.
Hari ini mereka janji bertemu di resort mewah Bali milik keluarga Aditama, ironis sekali. Dulu di keluarga Aditama, Krisna tidak pernah menginjakkan kakinya di bisnis besar Reza sekaligus berbincang santai dan sekarang begitu menjadi orang luar, dia bisa duduk berhadapan dengan santai di ruang tunggu resort mewah.
"Apakah ini anak ayah dengan Vivi?"
Dahi Reza berkerut. "Hm?"
Krisna mengoreksi kalimatnya. "Reza. Maaf, aku tidak terbiasa. Belasan tahun memanggil ayah."
Reza menjawab. "Saya tidak suka dipanggil ayah oleh orang lain, anak saya hanya mereka berdua."
Krisna mengangguk canggung.
"Bagaimana kondisi kamu sekarang?"
"Baik." Krisna menjawab mantap, tidak ada rasa iri ataupun sakit hati lagi. Selama satu tahun dirinya sudah belajar banyak dan merenungi kesalahannya.
Seandainya Reza menanyakan kondisinya setahun lalu, mungkin Krisna akan berlutut meminta maaf dan ingin kembali masuk ke dalam keluarga Aditama. Tapi sekarang dirinya sudah bisa belajar menghargai diri sendiri lagipula dari awal harta keluarga Aditama bukan hak miliknya.
"Saya dengar Almira meninggal dalam kecelakaan pesawat bersama suami barunya, keluarga Almira juga agak kacau setelah kematian putri kesayangan mereka."
Krisna sudah mendengarnya. Gosip yang beredar karena kematian dukun itu, peliharaannya lepas dan marah ke Rosalin serta keluarga.
Krisna tidak berani berspekulasi lebih jauh lagi. "Mungkin ini sudah takdirnya."
"Kamu tidak sedih?" tanya Reza sambil mengelap gelembung yang ditiupkan putra kecilnya. "Karena dia, kamu jadi menyakiti dan meninggalkan Vivi."
Sampai sekarang, hal itu adalah titik sakit Krisna. Dia baru menyadari betapa tulusnya Vivi selama ini.
"Tidak, itu sudah masa lalu. Ngomong-ngomong di mana Vivi?" tanya Krisna sambil celingukan di sekitar ruangan.
"Saya melarangnya datang ke sini, tidak mungkin seorang suami mengizinkan istrinya bertemu dengan mantan tunangan," jawab Reza.
Krisna mengangguk setuju. "Ya, aku pasti akan bersikap sama."
"Saya ingin bertanya, saat Vivi tertidur di dalam paviliun dan terbakar. Apakah kamu berlari menyelamatkannya?"
Krisna mengangguk kecil.
"Kenapa?"
"Karena dia tunangan aku, harus dijaga. Itu prinsip ku dulu."
"Lalu kenapa kamu berubah dan Erika jadi membenci Vivi dan mengungkitnya?"
"Karena setelah kebakaran itu, aku masuk rumah sakit dan tidak sadarkan diri selama satu minggu. Ay- maksudku anda pasti sudah mendengarnya."
"Ya, aku mendapat laporannya dari orang lain. Rosalin tidak melaporkannya ke rumah utama, jadi saya kira semua pasti baik-baik saja. Ternyata dia malah memilih menyalahkan Vivi."
Krisna terkejut, selama ini dia berpikiran ayah membencinya karena tidak menjenguk. Setelah dipikir lagi, mungkin ibunya takut kalau Reza mengawasinya lalu melakukan tes dna ulang diam-diam. "Anda punya kekuasaan lebih dari ibu dan kakek, kenapa anda tidak melakukan tes dari dulu?"
"Rosalin dan Darren tahu kelemahan saya yaitu ibu saya sementara ibu saya sangat mencintai Darren. Jadi, apa yang harus saya lakukan?"
"Bukankah pria tidak harus terlalu bersikap sentimental?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]
RomanceVivi dijodohkan dengan Krisna sejak kecil, seiring berjalannya waktu Krisna mulai menjauh dan tidak bersikap seperti dulu lagi, bahkan Krisna melamar seorang wanita di hari ulang tahunnya. Mengetahui calon menantunya disiksa di rumah istri dan anak...