DELAPAN PULUH

4.2K 338 31
                                    


Vivi menguap lebar di dalam mobil, Reza benar-benar melarangnya masuk ke dalam gedung. Arka dan kakaknya yang pilot menemani Reza dengan helikopter. Nina sedang memburu deadline dan Vivi selalu mengantuk.

"Suamiku tidak akan mengantuk di dalam gedung kan?" tanya Vivi yang teringat dengan gejala absurd suaminya.

"Tadi kan dia minum kopi banyak biar gak ngantuk," jawab Nina.

Vivi merebahkan badannya. "Aku mau tidur, bangunkan aku kalau sudah selesai."

"Ya." Angguk Nina tanpa melihat Vivi.

Sementara di dalam gedung, semua orang menunggu pengumuman resmi dari Reza sang pilar bisnis di bidang hospitality.

Helikopter muncul di atas kepala Reza di jarak aman lalu menyebarkan kertas ke segala arah dengan bantuan baling-baling helikopter.

Semua orang menangkap kertas itu kecuali Almira dan Krisna yang berdiri tidak jauh dari Reza dan berusaha berlindung dari kibasan angin helikopter.

"A- apa ini?!" teriak ayah Almira.

Krisna yang penasaran, memungut salah satu kertas di dekat kakinya. "Tes DNA?"

Almira mengintip kertas di tangan Krisna.

"Teman saya sudah tahu bagaimana kalian akan mencurigai istri saya dengan main dukun, tidak hanya itu saja- kalian juga menyerang kediaman kami melalui dukun."

Semua orang menjadi heboh.

Reza berjalan memutari kedua pasangan itu. "Sayangnya semua usaha kalian tidak berhasil, menyerang saya di depan publik dengan kematian ibu kamu? saya rasa publik pun cerdas, meninggalnya Rosalin bukan ulah saya melainkan ulahnya sendiri yang suka berselingkuh demi mengamankan kekayaan dan status dengan alasan diselamatkan di masa lalu."

"Ayah-" Krisna ingin menghentikan cerita ayahnya.

"Ada alasan kenapa saya tidak pernah mengakui kamu sebagai anak, karena insting. Awalnya saya merasa kasihan dengan kamu tapi ternyata tidak ada yang perlu dikasihani."

"Ayah, hentikan. Kita bicarakan ini baik-baik." Krisna berusaha menghentikan Reza.

"Baca!" tunjuk Reza dengan dagunya. "Kamu pasti bisa membaca kan? DNA kamu dengan saya hanya sekitar dua puluh persen."

"AYAH!" bentak Krisna.

"Saya bukan ayah kandung kamu." Reza menatap dingin Krisna.

Orang-orang menjadi heboh, beberapa diantaranya ada dokter dan bisa membaca hasil tes DNA. Hanya dua puluh persen dengan Reza Aditama yang menandakan-

"Sekarang akan saya katakan dosa masa lalu keluarga Aditama. Kakek saya sangat membenci istri dan anaknya, anak itu adalah ibu saya. Tapi dia tidak bisa menikah lagi dengan wanita lain, tahu alasannya apa?"

Krisna bergidik ngeri.

"Alasannya adalah beliau penyuka sesama jenis, jika dia menikah lagi maka statusnya akan ketahuan oleh istri baru. Sementara nenek saya memilih bunuh diri karena harga dirinya, di masa itu seorang perempuan yang tidak ada harganya di mata suami juga tidak ada harganya di mata masyarakat luas."

Para tamu mengangguk mengerti. Kehidupan masa lalu sangat keras.

"Jadi, beliau memutuskan untuk memakai jasa bank sperma dan menyembunyikannya sampai ada wanita yang bersedia. Jadi, bisa ditebak kan wanita itu siapa?"

"BOHONG!" teriak Krisna. "AKU PUTRAMU!"

"Saya juga baru tahu akhir-akhir ini dan digabung dengan buku harian Kakek saya lalu bukti tes DNA. Jadi, inilah penyebab kenapa ibu saya menyembunyikan hasil tes DNA." Reza menatap tajam Krisna. "Posisi saya sebagai anak sah sangat ringkih terutama ayah kandung yang membenci saya. Saya bisa dibunuh kapan saja oleh ayah saya dan ibu kamu!"

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang