TUJUH PULUH TIGA

4K 297 20
                                    

Tindakan netizen semakin semena-mena, Almira juga mulai muncul di tv ibukota klarifikasi mengenai kematian calon ibu mertuanya sementara Krisna tidak diizinkan menyentuh manajemen ayahnya, buka suara di media sosial.

Selama ini ayahnya selalu diam mengenai kehidupan istri dan anak-anaknya karena terlalu malas ikut campur. Jadi, saat netizen menyerang Vivi pasti tidak akan ikut campur.

Yang paling parah Erika, dia membuat status dan kemarahan kepada ayah dan Vivi atas kematian ibunya. Netizen membela Erika dan mencaci Vivi.

Vivi sibuk bekerja, mengabaikan cibiran di media sosial atau pun kehidupan nyata.

Para investor dan manajer operasional tidak berani angkat bicara, mereka sudah melihat sendiri bagaimana cerdasnya Vivi dan juga bagaimana busuknya Rosalin. Andaikan tidak ada kendala soal perjanjian waktu itu, mereka pasti sudah menjadi garda depan membela Vivi.

Saat pulang ke rumah, Vivi melihat Reza sudah menyiapkan makanan.

"Kamu masak?" tanya Vivi sambil duduk setelah dibantu Reza.

"Aku ingin mencari kegiatan jadi hanya ini yang bisa ku lakukan." Reza mencium bibir Vivi. "Bagaimana kantor?"

"Seperti biasa."

"Kuliah kamu?"

"Entahlah, aku sudah pasrah di do. Banyak sekali yang harus aku perhatikan sehingga jarang mengumpulkan tugas."

"Serahkan pada Putra dan Choky."

"Apa?"

"Biarkan salah satu dari mereka mengerjakan tugas kuliah, kamu tinggal menambah gaji mereka selama menjadi pengganti."

Kedua mata Vivi berbinar. "Ide bagus."

Erika masuk ke dalam rumah tanpa menyapa, melihat berbagai macam makanan di atas meja membuatnya lapar.

"Kamu bisa ikut makan disini," ajak Vivi.

Erika menyipitkan mata dan menatap benci Vivi. "Gara-gara kamu, ibu ku meninggal," desisnya.

"Erika," tegur Reza.

Erika melirik ayahnya sekilas lalu naik ke lantai dua dengan kaki dihentakkan. Apa bagusnya anak seperti itu, lebih baik ibu!

Reza menghela napas, setelah memastikan anak itu menjauh. Dia bertanya ke Vivi. "Mau kamu apa kan anak itu? dulu, aku mengalah demi Angel."

Vivi terpana. "Mama tahu?"

"Tidak," geleng Reza. "Tapi mungkin instingnya sudah tahu."

"Insting wanita selalu tepat," angguk Vivi.

"Waktu itu kamu cerita menggantikan papa saat Rosalin menjebaknya tapi kenapa dia bisa hamil?" tanya Vivi.

"Seperti ucapan ayah ku waktu itu, aku kuliah di luar negeri dan Rosalin memanfaatkannya. Angel terlambat datang tapi tidak membahasnya, aku tahu Erika bukan anakku setelah melihat isi email Rosalin ke Chandra setelah meninggal. Dia mengancam Chandra."

Vivi mulai mengingat perkataan ayah mertuanya. "Jangan-jangan soal kecelakaan itu-"

"Ya, makanya Chandra buru-buru menyusul."

Vivi tidak bisa berkata-kata. Ternyata masih ada orang sejahat itu!

Reza mengambil daging semur untuk Vivi. "Makan yang banyak, supaya cepat hamil. Keturunan keluarga Aditama berharap padamu, jangan mengharapkan Krisna. Aku tidak ingin keturunanku konyol seperti dia."

Vivi menjadi tertekan. "Bagaimana jika aku tidak bisa hamil?"

"Apa?"

"Bagaimana jika kita tidak memiliki anak secepatnya?" ulang Vivi.

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang