EXTRA PART

7.2K 302 16
                                    


Vivi yang sedang bertemu dengan salah satu klien, terkejut melihat seseorang dia kenal menemui klien dan memberikan surat perjanjian di dalam map.

Disamping usaha hotel, Reza juga membuka agen perjalanan yang mengutamakan menginap di hotel milik Reza. Begitu melihat tempat ini setiap tahun memakai jasa mereka, Vivi mengajukan surat perjanjian dan diskon perjalanan jika mereka membeli paket, jadi tidak perlu membayar per kepala seperti sebelumnya.

Melihat biaya yang dua kali lebih murah dari sebelumnya, si klien otomatis setuju dan menyuruh adminnya membuat surat perjanjian di samping Vivi sudah membuat surat perjanjian.

"Jangan tersinggung, saya tahu kalau dapat salinan dokumen yang anda berikan tapi saya ingin berjaga-jaga untuk memantapkan hati."

Meskipun aneh, Vivi setuju dan Putra pun tidak mempermasalahkannya karena inti isi surat perjanjian sama.

Vivi melirik sekilas Krisna yang berdiri diam menunggu instruksi selanjutnya, sementara Putra menyesap teh dengan khidmat.

Rupanya anak itu sudah belajar kerasnya kehidupan lebih banyak. Batin Putra di dalam hati.

Setelah menandatangani surat perjanjian, Vivi dan Putra keluar dengan diantar klien.

"Saya tidak menyangka, istri pak Aditama yang datang sendiri ke tempat saya. Seperti kata orang-orang, anda sangat cantik meskipun sudah melahirkan." Puji klien.

"Anda mengenal suami saya?"

"Hanya mendengar ceritanya, karena saya sendiri pun anak kontraktor dan sering keluar masuk hotel. Salah satu pilar hospitality itu bukan nama main-main."

Krisna yang berjalan di belakang atasannya, tidak berkomentar bahkan menampakan raut wajah apa pun.

Tiba-tiba langkah mereka terhenti ketika melihat seorang wanita sedang menggendong bayi dari belakang sambil membawa bekal sederhana.

Wanita itu juga terlihat terkejut.

"Erika," sapa Vivi dengan senyum bisnisnya. Berbeda dengan Krisna, mau tidak mau dia harus menyapa Erika sebagai bentuk kesopanan.

Erika melirik cemas kakaknya yang berdiri diam di belakang. "Hallo."

"Apakah ini anak kamu?" tanya Vivi sambil memegang jari mungil si balita.

"Anak kakak," Erika menjawab singkat.

"Anda kenal dia?" tanya klien sambil menunjuk Erika lalu teringat dengan cerita yang sempat ramai di kalangan pebisnis dan politikus. Dia berdehem canggung dan tidak bertanya lagi.

"Boleh kita bicara?" tanya Vivi.

Erika melirik sekilas kakaknya lalu mengangguk kecil.

Putra menghela napas panjang. Nyonya benar-benar mencari penyakit!

--------

Saat ini Erika dan Vivi duduk berhadapan di cafe dekat tempat bekerja Krisna sementara anak yang dibaw Erika diurus Krisna.

Waitress meletakan menu yang dipesan Vivi karena Erika tidak berani memesan apa pun.

"Anak yang kamu gendong, sepertinya berwajah asing." Vivi mulai angkat bicara.

"Almira selama ini hamil bukan anak kakak, selama ini kakak menyesal sudah selingkuh dari-" Erika tidak berani melanjutkan kalimatnya, dia tidak tahu harus memanggil wanita di hadapannya ini kakak, Vivi atau-

Erika menggelengkan kepala. "Dari kamu," lanjutnya. Buat apa bingung? saat ini mereka hanya orang lain.

Vivi menghela napas panjang. Masa lalu adalah masa lalu, Vivi bisa melupakan masa lalu yang menyakitkan tapi dia tidak bisa melupakan darah siapa yang mengalir di tubuh Erika.

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang