TIGA PULUH SATU

4.9K 240 5
                                    


Reza lega sekaligus sedih, ibunya yang merupakan kepala keluarga dan harus melindungi keluarga cabang malah harus dilindungi dan tidak memiliki kemampuan ataupun penilaian, keseluruhan hidupnya didedikasikan untuk bergantung ke suami.

Adapun keputusan yang dibuat kepala keluarga hanyalah masalah kecil.

"Sejak kecil ibumu dimanjakan ayahnya, meskipun bersikeras pernah bekerja dan hidup mandiri di luar kota, tetap saja akan seperti itu." Nasehat sepupu laki-laki ibu Reza, yang memiliki usaha property dan waktu itu menahan dan memarahi ibu Reza.

Reza bersyukur, keluarga ibunya tidak serakah seperti ayah dan keluarga ayah.

"Kakek kamu dulu mendidik dan menolong kami untuk mandiri, tapi sayangnya terlalu memanjakan ibu kamu. Banyak yang khawatir dengan masa depan ibu kamu setelah menikah, kerja pria itu bagus bahkan sempat menjadi tangan kanan kakek kamu tapi sayangnya dia suka main perempuan, ibumu pun hanya percaya dengan mulut pria itu. Ah, aku jd malas menyebut nama kedua orang tua kamu, Za."

"Terima kasih om."

"Kamu harus kuat, Za. Jangan bergantung pada orang lain seperti ibumu, jangan trauma dengan cinta. Contohlah keluarga lainnya yang memiliki cinta murni, kedua orang tuamu hanya memiliki cinta ambisi dan obsesif."

"Reza paham, om. Terima kasih."

"Kalau ada apa-apa, kamu bisa menghubungi kami. Yah, memang kami tidak begitu paham bidang hospitality tapi setidaknya kami bisa bantu secara moral."

"Baik, om."

"Lalu ini saran terakhir, om. Jangan terlalu percaya pada orang lain terutama keluarga sendiri, percayalah pada instingmu."

Reza tidak tahu harus menjawab apa. Insting apa yang bisa aku gunakan? Kali terakhir, aku kelolosan dan punya anak dengan wanita itu.

Setelah kejadian itu Reza belajar mati-matian, ditemani Chandra dan Angel sementara wanita itu tidak diijinkan melangkah ke rumah utama. Dia dan anaknya tumbuh di rumah sederhana yang disediakan Reza, rumah yang dibeli dengan uang Reza sendiri.

Sayangnya wanita itu bukannya bersyukur malah semakin ingin naik secara instan. Setelah lulus kuliah dan mendapat pekerjaan dari rekomendasi Reza, wanita itu mulai bermain di bidang politik.

"Apakah tidak apa-apa membiarkan dia masuk ke dunia politik? Bukannya butuh duit banyak?" komentar Angel.

"Entah, aku tidak bisa mengekangnya," jawab Reza.

"Sebagai suami, seharusnya kamu bisa mengekangnya," kata Chandra.

Reza menaikan kepalanya dan menatap Chandra dengan dingin. "Aku baru masuk universitas, dia sudah lulus kuliah. Bagaimana caranya aku mengekang?"

Angel membenarkan jawaban Reza. "Dari segi usia memang Reza kalah, lebih baik memang fokus ke diri sendiri. Lalu kamu tidak pernah bertemu dengan anak kamu?"

"Tidak."

Chandra dan Angel menatap miris Reza.

"Za, anak kandung kamu tidak berdosa lho." Nasehat Chandra.

"Mhm. Terima kasih sudah menasehatiku." Angguk Reza.

"Sebenarnya kamu malas bertemu ibunyakan? Kalau kamu menemui si anak, ibunya pasti maju." Tebak Angel.

Reza tidak membantah.

"Susah juga ya," tawa Chandra sambil mencium kening Angel.

Reza mengalihkan pandangannya.

---

Beberapa tahun kemudian, Chandra dan Angel yang sudah menikah, memiliki seorang anak perempuan.

Reza menatap bayi di dalam box dengan muram. "Bukankah bayi perempuan harus mirip dengan ayahnya?"

Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang