"Enam ratus juta!""Enam ratus juta, ada lagi penawaran tertinggi?"
Tidak ada yang mengangkat papan.
"Satu, dua.. oke, selamat! Penawaran tertinggi enam ratus juta!" Pembawa acara mengetuk palu dan mulai mengajukan barang lelang lainnya.
Vivi menguap bosan, dia mulai mengantuk.
Reza yang melihatnya menjadi tidak tega.
Rosalin mengamati pandangan Reza. "Kamu mengkhawatirkan anak itu?"
"Dia anak sahabat baik saya, tentu harus saya jaga."
"Tapi disini ada anak-anak dan istri kamu." Geram Rosalin, tangannya meremas kecil paha Reza.
"Hm." Angguk Reza sambil membuang isi gelas champagne yang diambilkan Rosalin di lantai tempat antara mereka duduk. "Untungnya, saya tidak pernah mengizinkan kamu menjadi istri sah."
Wajah Rosalin memucat dan menarik tangannya.
"Hal yang sama tidak akan terulang lagi, Rosalin." Seringai Reza.
Krisna tidak berani mengganggu interaksi kedua orang tuanya, dia sedikit kecewa dengan kelakuan Rosalin.
Almira dan Erika yang duduk berhadapan, sibuk memperhatikan perhiasan yang sudah dipajang di atas panggung. Mereka bahagia akan memiliki perhiasan satu dan lainnya.
Reza mengangkat tangan, memanggil waiter. "Suruh nona yang duduk sendirian kesini, ambilkan kursi juga."
Waiter mengangguk.
Rosalin cemas. "Kamu, untuk apa dia dibawa kesini? Mau mengganggu hubungan Krisna dengan Almira?"
Almira yang mendengar namanya disebut, menoleh.
"Siapa mengganggu siapa?" tanya Reza ke Krisna.
Krisna hanya diam menunduk.
Rosalin menggertakan gigi dan mendesis. "Kamu selalu saja begitu, tidak pernah bertanya kepadaku dulu, selalu memutuskan semua sendirian."
Reza menaikan salah satu alis. "Sebelum kamu memberikan obat perangsang kepada saya, apakah kamu bertanya dulu?"
Rosalin terdiam.
Vivi datang menghampiri meja Reza dan duduk di kursi yang sudah disiapkan, dia merasa canggung saat duduk diapit mantan tunangan dan suaminya yang juga anak dan ayah.
Almira cemberut dan memeluk tangan Krisna dengan manja.
"Ngantuk?" tanya Reza.
Krisna memperhatikan Vivi. "Hampir jam dua belas malam, biasanya kamu masih terjaga. Kamu sakit?"
Vivi teringat masa lalu menyedihkan. Saat itu dia kerja keras demi masa depan Krisna, beberapa bulan belakangan, dia sering tidur lebih awal jika Reza tidak mengganggu. "Tidak, aku hanya mengantuk."
"Paling kelelahan karena kasih jatah om-om," sinis Erika.
Vivi melirik Reza dan hamlir tertawa. "Mungkin."
Erika yang duduk di sebelah Rosalin, menggoyang lengan ibunya. "Nah kan, anak itu tidak membantah bu. Dia memang tidur dengan sugar daddy atau pria-pria kaya demi bisa masuk kesini."
Reza dan Vivi tidak bisa membantah sementara Rosalin salah tingkah.
Vivi menertawakan tingkah Rosalin. "Terima kasih Erika, sudah mengingatkan kami."
"Apa?" tanya Erika tidak mengerti.
Krisna yang paham arti Vivi, mengalihkan perhatian dengan memberikan katalog di atas meja Vivi setelah ambil di atas meja Almira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Off Course, I can't get you! But, I Can Get Your Dad! : Sweet Girl Version [END]
RomantizmVivi dijodohkan dengan Krisna sejak kecil, seiring berjalannya waktu Krisna mulai menjauh dan tidak bersikap seperti dulu lagi, bahkan Krisna melamar seorang wanita di hari ulang tahunnya. Mengetahui calon menantunya disiksa di rumah istri dan anak...