😥

22.5K 1.5K 42
                                    

Setelah menunggu 2 jam, Akhirnya pintu IGD terbuka, Arva seketika berdiri menunggu dokter keluar.

"Bagaimana dok?" Tanya Arva Saat dokter baru keluar.

Dokter hanya menatap mereka dengan tatapan yang sulin di artikan, Lalu dokter itu menghela nafas.

"KATAKAN DOKTER, APA YANG TERJADI PADA ISTRI DAN ANAKKU!!" Teriak Arva menggenggam kerah baju Dokter tersebut.

Pak An dan Hendrik dengan sigap membantu melepaskan tangan Arva yang membuat Dokter tersebut hampir sulit bernafas.

"Tuan, Jangan seperti ini, Biarkan Dokter menjelaskan" Ucap Pak An mengelus punggung Arva.

"Maaf, Tolong jelaskan" Ucap Arva tersadar.

"Maaf tuan, Tuan muda Reyhan kehilangan banyak darah, Terdapat beberapa luka ditubuhnya, Dan dua luka yang parah adalah dibahu dan kepala Tuan muda, Kami sudah berusaha sebaik mungkin, Tetapi Tuan muda kami nyatakan Kritis" Jelas Dokter tersebut hati hati.

Pertahanan Arva kembali luruh, Tubuhnya terduduk dibangku dengan pandangan kosong.

"Bagaimana dengan bayi yang ada diperut istriku?" Tanya Arva lirih

"Bayi yang ada diperut istri anda tergolong kuat, Tetapi karena benturan keras mengenai perut istri anda membuat kandungan istri anda menjadi sangat lemah, Tetapi kami akan terus memantau keadaanya" Ucap dokter.

"Boleh melihat istriku?"

"Silahkan tuan, Tetapi hanya satu orang saja" Ucap Dokter

Arva berdiri mengikuti arahan suster.

Saat sudah masuk ke dalam ruangan, Arva bisa melihat tubuh istrinya yang terdapat beberapa selang.

Arva duduk dikursi sebelah tempat Reyhan terbaring, Dia masih bungkam, Tanganya yang gemetar menggenggam tangan istrinya.

"Bukankah ini pertama kali kamu mengingkari janjimu sayang? Aku hanya memintamu untuk tidak terluka, kenapa kamu mengingkari janjimu?" Lirih Arva dengan air mata yang masih mentes.

"Dari pagi tadi kau sudah terlihat aneh, Cara tersenyumu, Caramu berbicara, Bahkan kamu yang sedari dulu tidak pernah menyukai baju putih pun tadi pagi memakai baju itu, baju yang sekarang sudah penuh dengan noda darah, Jika saja kata cinta yang kamu ucapkan tadi adalah kata cinta yang akan membuatmu seprti ini, Aku lebih memilih kamu memendam kata itu tanpa mengatakanya padaku" Lirih Arva menatap Wajah Istrinya.

"Bangun sayang, Aku merindukanmu" Ucap Arva menangis sejadi jadinya dengan tangan yang menggenggam tangan Istrinya.

Matanya beralih menatap perut Reyhan, Arva masih merasa beruntung karena anaknya masih bertahan.

Tanganya beralih mengelus perut Reyhan, Sedangkat tangan kirinya mengganti genggaman tangan Reyhan.

"Bukankah Daddy sudah menyuruhmu untuk menjaga bubu? Kamu tau baby, Daddy benar benar tidak bisa membayangkan jika kalian pergi, Sekarang Daddy mohon padamu, Jangan pernah pergi dari kami, Dan jangan biarkan bubu meninggalkan Daddy" Ucap Arva lirih seakan bayi yang ada diperut Reyhan bisa berbicara.

Hari ini, Tanggal ini, Dan bulan ini akan Arva tandai, Hari dimana dia hampir saja kelhilangan istri dan anaknya, Hari dimana Arva jatuh pada titik terdalam dihudupnya.






Sad end atau Happy end?

Posessif husband (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang