😊

21.5K 1.5K 36
                                    

Saat ini Arva dan Reyhan sedang berada diruang kerja Arva, Sebenarnya tadi Arva sudah melarang istrinya agar istirahat saja dikamar, Tapi karena bujukan Reyhan, Arva pun mengizinkan Istrinya untuk ikut keruang kerja.

"Daddy" Panggil Reyhan yang tengah duduk di sofa.

Arva menutup laptopnya lalu mendekati Reyhan.
"Ada apa hm? Kamu mau sesuatu"tanya Arva

"Babynya nendang, Tapi rasanya sakit sekali, Ngga seperti biasanya" Ucap Reyhan membuat Arva panik.

"Sayang, kamu mau melahirkan?" Ujar Arva dengan wajah khawatirnya.

"Rey enggah tau" Lirih Reyha menahan sakit.

Arva yang khawatir dengan keadaan Reyhan pun segera membopong tubuh Reyhan.

"Tahan ya, Kita kerumah sakit sekarang" Ucap Arva

Dengan keadaan panik, Arva membawa tubuh Reyhan dengan hati hati.

"Pak Annn!"

"Siap Tuan, Ada apa tuan?" Tanya Pak An

"Istriku akan melahirkan, aku akan membawanya terlebih dahulu, Tolong ambil semua perlengkapan lalu susul ke rumah sakit"

"Siap tuan"

Diperjalanan, Reyhan terus mengeluh sakit, Dia tidak melepaskan genggaman tanganya pada tangan Arva, Beruntung tadi supir pribadi Arva sudah siap, Jadi Arva tidak perlu repot repot menyetir mobil.

"D-daddy sakkitth" Lirih Reyhan

"Sabar ya sayang, Sebentar lagi akan sampai"ucap Arva menenangkan Reyhan

"Rey nggakk kuath Daddh"ucap Reyhan dengan nafas memburu.

"Shtt kamu kuat sayang, Istri Daddy harus kuat, Daddy mohon jangan pejamkan matamu" Ucap Arva kembali menyemangati Reyhan

Reyhan hanya diam, Perutnya benar benar terasa sakit.

5 menit kemudian mereka sudah sampai dirumah sakit, Arva memaksa ingin ikut keruang operasi, Walaupun sempat tidak diperbolehkan oleh dokter, Tetapi akhirnya Arva bisa menemani Istrinya, Walaupun dengan beberapa syarat.

Selama operasi berjalan, Arva dibuat takjub dengan apa yang lihat, Bagaimana perut istrinya dibuka dengan beberrapa alat, Rasa takut dan juga khawatir menjadi satu didalam hatinya.

Arva tidak berhenti mengecupi kening Reyhan, Sesekali mencoba memberi senyuman untuk istrinya.

Reyhan masih sadar, Tetapi dia tidak merasakan apapun diperutnya karena diberi obat bius, Hanya saja sisa sisa sakit didaerah pinggang masih terasa.

(Suampah aku ngga tau apa apa soal persalinan😭)

Perhatian mereka teralihkan saat mendengar suara mmerdu tangisan bayi, Arva benar benar tidak bisa menahan tangis harunya sekarang.

"Terimakasih" Lirih Arva mengecup kening Reyhan

"Bayi laki laki, Lahir pada jam 20.35, Berat badan 3,2kg, panjang 46,1-55,6 cm, Tidak ada caca" Suara suster yang tengah mengecek keadaan baby di balik sekat ruangan samar samar terdengar.

Reyhan tersenyum menatap Arva lalu mengangguk, Entah karena apa dia merasa pandanganya mulai menggelap.

"Sayang" Panggil Arva, Tetapi tidak ada sahutan dari Reyhan.

"Dokter! Kenapa istriku tidak sadar!" Panik Arva membuat dokter segera mengecek keadaan Reyhan.

"Tuan silakan keluar, Kami akan memeriksa Istri anda" Ucap Dokter membuat Arva mau tidak mau meninggalkan ruangan itu.

Didepan ruangan sudah ada pak An, Hendrik dan beberapa pelayan yang ikut, Terlihat jelas mereka juga tengah khawatir.

Tubuh Arva luruh dikursi panjang yang ada di depan ruangan, Pak An yang semula ingin bertanya keadaan istri tuanya pun dia urungkan ketika melihat keadaan tuanya.

Hendrik dan Pak An mendekati Arva untuk menenangkan Tuannya, Walaupun mereka tidak tau apa yang terjadi.

"Aku takut kembali terjadi sesuatu pada istriku" Lirih Arva.

"Tuan harus tenang, Pasti istri Anda baik baik saja" Ucap Hendrik menenangkan.

Tiba tiba suara pintu terbuka mengalihkan atensi mereka.

"Keluarga pasien" Panggil Suster

"Saya sus" Ucap Arva berdiri

"Istri anda saat ini kehilangan banyak darah, Kami membutuhkan donor darah segera, Karena golongan darah istri anda AB, Dan dirumah sakit ini belum ada stok darah AB" Jelas dokter.

Arva kembali dibuat panik golongan darahnya dan Reyhan berbeda, Orangtua istrinya sudah tidak ada, Juga golongan darah istrinya termasuk golongan darah yang langka.

"Saya bersedia dok" Ucap Hendrik seketika membuat Arva menoleh kearahnya.

Seolah mengerti tatapan Tuannya, Hendrik hanya tersenyum lalu mengangguk

"Baiklah, Kalau begitu silahkan ikut saya" Ucap Suster berlalu diikuti oleh hendrik






Tenang para sahabatku yang budiman, Ngga boleh panik okee🤣🤣

Posessif husband (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang