😑

22.2K 1.5K 22
                                    

Terhitung 1 minggu Reyhan berada dirumah sakit, Dan Arva sama sekali tidak pernah pergi dari kamar istrinya, Dia hanya meninggalkan Reyhan saat membersihkan diri saja.

Arva terus mencoba mengajak berbicara istrinya, Sedari pagi tadi mata Reyhan yang masih tertutup mengeluarkan air mata, Dokter mengatakan jika kemungkinan Reyhan akan segera bangun, Dokter menyarankan agar Arva terus merangsang dengan mengajak berbicara ataupun bercerita.

Tangan Arva sesekali menghapus air mata yang keluar dari mata Istrinya yang tertutup.

"Bangun sayang, jangan terus seperti ini, Daddy merindukanmu" Bisik Arva tepat disebelah telinga Reyhan.

7 hari istrinya terbaring dirumah sakit membuat Arva merasa kehilangan semangat hidup.

Arva kembali menormalkan nafasnya, Dia harus menahan emosinya sekarang.

Cupp

Arva mencium kening Reyhan.
"Daddy pergi ke kamar mandi sebentar sayang" Ucap Arva lalu dia pergi ke kamar mandi yang berada didalam ruangan Reyhan.

Selesai membersihkan dirinya, Arva kembali duduk disebelah Reyhan berbaring, dirinya sudah merasa lebih lega sekarang.

Tanganya mengambil handphone yang berada dimeja kecil disebelahnya.

7 hari ini dia tidak mengaktifkan hanphonenya sama sekali, Semua pekerjaan dia serahkan kepada Hendrik dan beberapa orang kepercayaanya.

Tiba tiba fokusnya teralih saat merasakan pergerakan dibrankar Reyhan, Arva segera menoleh.

Mata Reyhan mengerjap pelan, Jarinya bergerak menandakan bahwa Reyhan akan membuka matanya.

Arva meletakkan handphonenya lalu memencet tombol darurat,  Tangan kananya menggenggam tangan Reyhan.

"Sayang" Ucap Arva ketika Reyhan membuka matanya.

"Daddy" Lirih Reyhan

"Iya sayang, daddy disini" Ucap Arva dengan senyum bahagianya.

"Gelap Dad, Tolong nyalakan lampunya" Ucap Reyhan membuat Arva bingung.

"Ini sangat terang sayang" Ucap Arva heran.

Reyhan mulai gelisah, Dari dulu dia sangat takut akan kegelapan, Matanya mulai berkaca kaca.

"Hikss Rey takutt Daddy"Ucap Rey membuat Arva segera memeluk tubuh Reyhan.

Arva panik ketika melihat Reyhan menangis ketakutan, Arva kembali memencen tombol darurat.

"Shtt jangan takut sayang, daddy ada disini, Tunggu sebentar ya, Dokter akan kesini" Ucap Arva menenangkan Istrinya.

"Rey takut, Ini sangat gelap" Ucap Reyhan dengan tangisnya.

Beberapa saat dokter datang dengan 2 suster yang mengikutinya.

"Maaf tuan kami terlambat" Ucap Dokter tersebut menunduk.

"Segera periksa istriku, mengapa dia tidak bisa melihat apapun" Perintah Arva tetap mendekap tubuh Reyhan.

Dokter tersebut dengan sedikit sungkan segera mengecek keadaan Reyhan.

"Bagaimana?"

"Maaf tuan, Tuan muda mengalami kebutaan sementara" Ucap Dokter sedikit takut.

"Enggakk!!! Rey ngga mau buta hikss, Rey takut gelapp hikss" Histeris Reyhan.

"Shttt tenang sayang, Lukanya masih belum kering nanti jahitanya kebuka, Jangan menangis , Ada daddy disini" Ucap Arva memeluk erat tubuh Reyhan yang masih histeris.

Arva sangat takut luka yang ada dibahu istrinya akan kembali mengeluarkan darah.

"Apakah masih bisa disembuhkan?" Tanya Arva kepada dokter.

"Bisa tuan, Itu bukan kebutaan permanen, Jadi tuan muda masih bisa melihat kembali" Jelas Dokter.

Setelah menjelaskan beberap hal Dokter itu segera pergi, Tadi dia mengatakan bahwa Reyhan masih bisa melihat kembali tetapi tidak tau kapan waktunya.

"Rey ngga mau buta Dadd hikss, Rey takutt" Lirih Reyhan menangis dalam dekapan Arva.

"Jangan takut oke, Daddy disini" Ucap Arva mengecup kening Reyhan.

Arva memang sangat ingin Istrinya sadar, Tetapi jika seperti ini Arva lebih merasa sakit melihat istrinya rapus.

"Jangan tinggalin Rey" Lirih Reyhan.

"Tidak, Daddy disini" Ucap Arva tetap memeluk Reyhan.

Posessif husband (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang