😈

23.5K 1.5K 25
                                    

Arva mendapat informasi dari Hendrik tentang siapa dalang dari kecelakaan Reyhan.

Kali ini dia tidak akan melibatkan polisi, Dia akan menghabisi pelaku dengan tanganya sendiri.

Dulu Arva berhenti dari dunia hitam karena dia tau bahwa Reyhan takut dengan kekerasan, Dan dia tidak ingin membuat istrinta takut padanya, Tetapi kali ini dia tidak akan melepaskan pelaku itu.

Arva memasuki Ruangan yang sangat gelap, Disana sudah ada Hendrik, beberapa bodyguard dan 3 orang yang terikat rantai.

"LEPASKAN KAMI, KENAPA KAMU MENANGKAP KAMI" Teriak laki laki yang tengah terikat.

Arva mendekati lelaki itu lalu mencengkram pipinya.

"Apa kau tidak sadar dengan apa yang kau lakukan? Apa kau lupa ingatan"Tanya Arva penuh penekanan.

Cuihh

Arva melidahi wajah Laki laki tersebut.

"Bagaimana? Puas kalian membuat istri dan anakku hampir kehilangan nyawa?" Tanya Arva menatap mereka bertiga.

Mereka hanya diam, Tentu saja mereka takut, Arva terlihat sangat menyeramkan sekarang.

"JAWAB!! KENAPA KALIAN DIAM?!!" Teriak Arva dengan wajah marahnya.

Arva mengampil pisau panjang yang sudah disiapkan oleh para Bodyguardnya.

Arva mendekati mereka bertiga lalu menggores pipi mereka satu per satu.

Arhhhhhhhh
Mereka bertiga berteriak kesakitan.

Tidak cukup sampai disitu, Arva juga memotong, 2 jari pada masing masing tangan mereka membuat mereka kembali mengerang.

" Jadi, Katakan kenapa kalian melakukan hal bodoh itu kepada istriku" Tanya Arva menatap mereka

"Anak itu pembawa siall!!! Dia tidak pantas hidup mewah!!!!! Dia hanya anak tidak tau di—-!"

Dorr
Dorr
Dorr

"Arrggghh sakitttt"

Arva menembak lengan kanan mereka, Dia benar benar marah sekarang, Lalu Arva mengambil air garam yang sudah disiapkan dan menyiramkan pada luka tembakan dan pada tangan yang tadi sudah dia potong 2 jari.

"Ini masih permulaan, Kalian akan merasakan balasan yang setimpal karena telah membuat Istriku menderota" Ucap Arva penuh penekanan.

"Kalian tetap pantau mereka, Pastikan mereka mendapat tambahan luka setiap harinya, Jangan biarkan mereka mati dengan cepat" Perintah Arva pada orang suruhanya.

Lalu dia segera meninggalkan ruangan dimana Tio, Istri dan Anaknya sedang tersiksa.

Sebelum meninggalkan tempat itu, Arva terlebih dulu mengganti pakaian dan memakai parfum keseluruh tubuhnya, Baju yang dia pakai tadi terkena darah tembakan dan itu sangat tidak memungkinkan jika dia pulang kerumah dengan keadaan seperti itu.

Walupun Istrinya belum bisa kembali melihat, Tapi dia tidak ingin meninggalkan jejak apapun dirumah.

Sampainya dirumah, Arva segera menuju kamar dimana Istrinya berada, Saat membuka pintu kamar Arva melihat Reyhan meringis seperti menahan sakit.

"Sayang" Panggil Arva segera kemdekati Istrinya.

"Kenapa? Ada yang sakit hm?" Tanya Arva khawatir.

"Engga"

"Lalu kenapa sayang?"

"Babynya bergerak, Rey terkejut" Icap Reyhan membuat Arva tersenyum lalu mendekatkan wajahnya didepan perut Reyhan.

Cup
"Jadi baby mengajak bermain ya" Ucap Arva seraya mengecup perut Reyhan.

Tangan Arva terulur untuk mengangkat kaus yang Reyhan gunakan, Lalu dia mengelus perut yang semakin hari semakinmmembesar itu.

"Jangan terlalu kencang ya baby, Nanti bubu akan kesakitan" Ucap Arva mengelus perut buncit Reyhan.

Reyhan Tersenyum mendengan ucapan Arva, Dia bersyukur walaupun keadaanya seperti ini, Perlakuan Arva padanya sama sekali tidak berubah, Bahkan Arva semakin perhatian.

"Daddy darimana?" Tanya Reyhan

"Daddy habis bertemu dengan Hendrik sayanga, Tadi ada beberapa file yang harus Daddy tanda tangani" Ucap Arva berusaha tenang.

Reyhan hanya tersenyum lalu mengangguk, Tidak ada rasa curiga apapun.

"Maaf sayang, Daddy melakukan ini agar tidak ada yang mengganggumu lagi, Daddy tidak ingin kehilangan kamu dan Baby"  Batin Arva mentap sang istri.




Hai gaess, Maaf baru up, Pusing banget sama ujian yang lama banget selesainya, Jadi maaf kalau upnya lama.

Posessif husband (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang