7K 410 7
                                    

Pagi hari yang cerah ini mansion Arva sudah terdengar suara Rafael yang menangis ingin bertemu dengan sang kakak, Sudah empat hari lamanya bayi berusia 2 tahun itu tidak bertemu dengan sang kakak.

Arva yang melihat anaknya tidak berhenti menangis pun memilih untuk tidak berangkat bekerja karena tidak mungkin dia membiarkan Reyhan kewalahan sendiri menenangkan Baby El.

"Tattta Hikss , Mau tatta bubu" Tangis Baby El yang berada digendongan Reyhan.

Sedari bangun tidur tadi, baby El tidak berhenti menangis, sudah dengan berbagai cara Rey dan Arva lakukan tetapi hasilnya nihil, bahkan kini suhu tubuh baby el sudah naik menandakan bahwa bayi itu akan terserang demam.

Ravish pergi bersama dengan teman geng motornya, Rencananya mereka akan pergi selama satu minggu dan sekarang sudah 4 hari Ravish pergi, Arva beberapa kali kenghubinginya dari pagi tadi namun belum ada jawaban dari Ravish.

"Shhttt Iya sayang, kakak masih ada urusan nanti kalau udah selesai kakak pasti pulang kok" Ujar Reyhan menenangkan Baby El

"Mau tattta hikss" Lirih bayi itu menangis dipelukan bubu-nya

Arva yang tidak tega melihat keadaan anaknya seperti itu pun meminta agar Baby El ia gendong.

"Sini sayang sama daddy" ucap Arva mengambil alih sang anak.

"Hikss tatta ddyy" ucap Sang ayah dengan tatapan sayunya.

"Tunggu ya, Sebentar lagi kakak akan pulang" ucap Arva mendekap tubuh Baby El.

"Sayang, Coba hubungi Rav lagi siapa tahu sudah bisa tersambung" Pinta Arva pada Reyhan.

Dengan sigap Reyhan pergi ke kamarnya untuk mengambil handphonenya dan segera menghubungi putranya, Tidak ada pilihan lain memang, walaupun sebenarnya dia tidak ingin menggangu waktu kebersamaan sang anak dengan sahabat-sahabatnya tetapi mereka juga tidak bisa membiarkan Baby Rafael seperti ini terus menerus.

Setelah beberapa kali mencoba lagi akhirnya telfonya tersambung dengan Ravish, Dengan perasaan lega Reyhan segera memberitahukan semuanya kepada Ravish.

"Halo bubu ada apa? Maaf Rav tidak tau kalau ada telfon dari bubu sama daddy, disini sinyal susah"jelas Ravish saat telfon terhubung.

"Tidak apa apa Rav, seharusnya bubu yang meminta maaf karena sudah mengganggu waktu berlibur kakak" ujar Reyhan

"Bubu tidak mengganggu, oh iya ada apa bubu telfon" tanya Ravish dari seberang sana.

"Apa kakak bisa pulang sekarang?" Tanya Reyhan.

"Ada apa bu? Bubu sakit?" Tanya Ravish terdengar khawatir.

"Bukan bubu sayang, tapi adek, Dari kemarin adek panggil panggil nama kakak sampai sekarang pun dia masih menangis"  jelas Reyhan

"Bisa bubu, kakak akan pulang hari ini, sekarang adek dimana bubu? Kakak mau bicara" ucap Ravish

Reyhan mengubah telfonnya menjadi vidio call setelah itu dia kembali ke ruang keluarga dimana Baby Ell berada.

"Sudah bisa sayang?" Tanya Arva melihat Reyhan sudah kembali.

"Sudah Dad, ini Rav mau bicara sama adek" Ucap Reyhan memperlihatkan Ravish dilayar hanphone.

"Adek lihat siapa itu sayang" ujar Arva pada baby El yang masih menyembunikan wajah dipelukanya.

"Adekk lihat sini, Tadi katanya ada yang kangen sama kakak" suara Ravish terdengar membuat Baby El mendongakkan wajahnya.

"Hikss Tatta nana (kakak mana)" tanya Baby El kebingungan mencari asal suara sang kakak.

"Lihat sini sayang, lihat ini siapa" tanya Reyhan memperlihatkan hanphone ditangannya.

Kedua  mata Baby Rafael seketika berbinar saat melihat siapa yang ada di hanphone.

"Tattaaaaaa" panggilnya berteriak

"Hallo adekk, Tunggu ya nanti kakak pulang" ucap Ravish melihat adeknya antusias saat dia berbicara.

"Mau tattaaaa" ucap Baby El merebut hanphone dari tangan Reyhan dan mendekatkan wajahnya.

Bayi kecil itu sepertinya memang sangat rindu pada sang kakak, terlihat saat ini dia sudah melupakan tangisnya berganti dengan wajah berbinar, sesekali dia mengelus layar handphone yang terdapat wajah sang kakak bahkan menciumnya.

"Bisa pulang hari ini boy?" Tanya Arva pada Ravish.

"Bisa Daddy, Rav akan pulang hari ini" ucap Ravish menjawab pertanyaan sang ayah.

"Maaf sudah mengganggu waktumu, tetapi Adek sedari tadi tidak berhenti menangis mencarimua" ujar Arva

Tentu saja mereka merasa bersalah, jarang jarang sekali Ravish pergi berlibur bersama teman temannya selama ini, bahkan tidak pernah sekalinya pergi putranya itu malah harus pulang sebelum waktunya selesai.

"Tidak apa apa dad, Kita disini juga udah lumayan lama disini" jawab Ravish.

"Baiklah, hati hati ketika pulang nanti tidak jangan pernah hilang fokus saat berkendara" ujar Arva

Diseberang terlihat Ravish yang tersenyum mendengar penuturan sang ayah.

"Iya dad, kalau begitu Rav tutup dulu telfonya, Rav mau siap siap setelah itu pulang" Ucap Ravish

"Baiklah" ucap Arva. Tak berselang lama sambungan Vidio terputus.

"Tatta lllang dddyy" Ucap Baby Rafael kembali ingin menumpahkan tangisnya melihat kakaknya sudah tidak ada dilayar handphone.

"Shtt jangan menangus lagi Kakak tidak hilang boy, kakak sedang siap siap setelah itu kakak akan pulang kerumah" Ucap Arva menenangkan sang anak.

"Kita makan dulu ya, nanti kalau adek ngga makan kakak ngga mau pulang lo" ucap Reyhan pada baby El.

Seakan mengerti, baby El mengangguk dan meminta untuk Reyhan gendong.

Dengan senyumnya reyhan membawa pergi Baby El menuju ruang makan diikuti Arva yang juga tersenyum lega melihat anaknya sudah berhenti menangis.

———————————


Hai guyss apa kabar nihh, Authir mau ngucapin banyak banyak terimakasih karena sudah membaca cerita authir sendiri ngga tau ceritanya menarik apa engga.

Terimakasih juga untuk yang sudah vote dan komen, maaf kalau authir banyak kesalahan dalam penulisan maupun kata kata.

Ada reques ngga nih seteah ini authir harus buat cerita apa lagi? Tolong komen ya, babayyy🫶🏻

Posessif husband (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang