Saat ini umur Baby Ravish sudah memasuki usia 6 bulan, Seperti janji Arva waktu Reyhan hamil dulu, Arva menuruti keinginan Istrinya untuk berkunjung kemakam kedua orang tua istrinya, Yang ada di kota X.
"Udah siap sayang?"Tanya Arva yang tengah menggendong Baby Ravish yang baru saja ia mandikan.
"Udah Dad"Ucap Reyhan mengambil alih Baby Ravish untuk dipakaikan baju.
"Setelah ini jangan lupa minum Vitaminmu "Ucap Arva berlalu menuju ruang ganti.
"Iya Dad"
Karena Arva tau daya tahan tubuh Reyhan tidak sekuat orang lain, Dan juga beberapa bulan ini Reyhan disibukkan mengurus baby Rav, Jadi Arva selalu rutin membelikan Reyhan beberapa Vitamin.
Arva tidak mau kejadian beberapa bulan lalu terulang, Dimana Reyhan 3 hari mengurus Baby Ravish yang rewel, Sampai sampai dia melupakan waktu makanya tanpa sepengetahuan Arva, Arva yang sedang berada di kantor pun dibuat panik saat mendapat telfon dari Pak An jika istrinya pingsan.
Setelah saat itu Arva selalu menyempatkan dirinya untuk makan siang dirumah agar dia bisa memantau pola makan Reyhan, Arva juga selalu memastikan jika istrinya juga rutin meminum Vitamin yang dia berikan.
Perjalanan menuju kota asal Reyhan memakan waktu 3 jam, Baby Ravish tertidur di Car seat yang sudah Arva siapkan sedangkan Reyhan berada disebelahnya.
Arva sengaja membawa supir dan juga satu bodyguard untuk berjaga jaga, Itu semua atas perintah Istrinya, Karena Reyhan tidak ingin Arva kelelahan nantinya.
Arva menarik tubuh Reyhan agar bersandar di dalam dekapanya.
"Tidurlah, Perjalananya masih lama" Ucap Arva
"Tapi nanti kalau baby bangun gimana?" Tanya Reyhan mendongak menatap wajah suaminya.
"Ada Daddy, Nanti Daddy bangunin kalau Baby rewel lagi" Ucap Arva mengelus punggung Reyhan.
Reyhan mengangguk, lalu mulai memejamkan matanya, matanya sekarang ini benar benar tidak bisa dikondisikan.
Arva tersenyum menatap wajah istrinya, Sesekali Arva melihat ke arah Baby Ravish, Takut jika anaknya terbangun.
Sampai di kota X, Mereka langsung pergi ke makam kedua orang tua Reyhan, Sebenarnya Arva menolak karena takut jika Reyhan kelelahan, Tetapi Reyhan tetap kekeh dengan alasan jika sekarang langsung kemakam kedua orang tuanya, waktu istirahat mereka semakin panjang, Selain itu Reyhan juka sudah terlalu Rindu dengan kedua orang tuanya.
Reyhan menatap 3 pusara yang ada didepanya, Yaitu makam Sang Ayah, Bunda dan juga makam Adiknya yang saat itu terlebih dulu dinyatakan meninggal, Karena keadaan adiknya masih didalam kandungan bundanya pada umur hampir mendekati 9 bulan, 2 haru Setelah adiknya dikuburkan, Reyhan mendapatkan kanar dari rumah sakit bahwa keadaan orang tuanya semakin memburuk, Sampainya dia disana Reyhan melihat alat bantu ditubuh kedua orang tuanya dilepas, Dan aaat itulah dunia Reyhan berubah total.
"Hai ayah, Bunda, Adek" Lirih Reyhan menatap ketiga pusara didepanya.
"Maaf ya kakak baru bisa dateng kesini"Ucap Reyhan menahan air matanya.
Melihat keadaan istrinya, Arva yang tengah menggendong Baby Ravis pun mendekati sang Istri, Memeluk tubuh istrinya dari samping dengan menggunakan tangan kirinya.
"Kakak udah berhasil nepatin janji kakak buat hidup bahagia, Seharusnya kalian ada disamping kakak sekarang, Kakak udah punya keluarga, kalian pasti lihat kan dari sana" Lirih Reyhan mencoba tersenyum
Arva hanya mengelus punggung istrinya tanpa berniat berbicara, Dia sekarang tidak ingin mengganggu istrinya yang tengah mengeluarkan semua keluh kesahnya.
"Perusahaan yang ayah bangun sekarang udah kembali bangkit bahkan sangat berkembang dengan atas nama kakak lagi, Sesuai apa yang kalian inginkan , walaupun itu Daddy Arva yang perjuangin semuanya tetapi kakak bersyukur masih bisa melihat keinginan Ayah terwujut" Ucap Reyhan tanpa sadar Air matanya menetes.
Setelah beberapa saat menyalirkan semua yang selama ini Reyhan pendam, Reyhan segera mengajak Arva pergi kerumah yang dulu sempat paman Tio dan keluarganya ambil alih, Jika Dia berlama lama di makam kedua orang tuanya, Reyhan takut jika malah semakin memperburuk keadaan, Apalagi sekarang ada Baby Rav yang ikut.
••••••••••••<>••••••••••••
Malam harinya, Reyhan sedang berada di balkon kamar miliknya dulu, Reyhan mendongak menatap langit yang begitu cerah malam ini.
Tiba tiba dia merasakan ada tangan yang melingkar dipinggangnya, Dan sudah dipastikan bahwa itu adalah Arva.
Mereka sama sama diam menatap langit, Arva memejamkan matanya saat merasakan semilir angin malam.
"Terimakasih" Ucap Reyhan membuat Arva membuka matanya.
"Untuk apa berterimakasih hm?"
"Terimakasih udah bahagiain Reyhan, Makasih karena Daddy selalu ada buat Rey, makasih karena Daddy selalu sabar ngadepin Rey, Maaf jika selama ini Rey selalu nyu——"Arva segera membalik tubuh Istrinya, lalu.
Cupp
"Shtt, Kamu tidak pernah menyusahkan Daddy, Kamu adalah kehidupan Daddy, Tanpa kamu hadir disisi Daddy, Pasti sekarang hidup daddy tidak akan pernah berubah, Selalu monoton" Ucap Arva setelah mengecup Bibir Reyhan.
"Maaf" Lirih Reyhan.
"Sekarang, Kamu dan Ravish adalah prioritas Daddy, jadi jangan pernah merasa bahwa kamu selalu menyusahkan Daddy, Kalian adalah kebahagian daddy" Ucap Arva penuh penekanan.
Arva merasa bahwa disini dirinya yang sangat bersyukur sekarang, Dia mendalatkan Reyhan yang menurutnya Istrinya itu terlampau sempurna, Dan lagi, Ada Baby Ravish yang sekarang juga menjadi alasan dia hidup bahagia.
"Rey saaaangattt mencintai Daddy" Ucap Reyhan mendongak menatap Arva
"Daddy juga sangat mencintai Istri daddy ini" Ucap Reyhan tersenyum lalau kembali memeluk tubuh Reyhan.
"Jangan pernah berubah ya Dad" Ucap Reyhan didalam dekapan Arva.
"Tidak akan!"Tegas Arva yakin.
Tidak ada alasan bagi Arva untuk berubah, Dia begitu mencintai istrinya, Arva berani bersumpah demi apapun, Jika Dia meninggalkan istrinya, Dia akan merasa jadi orang terbodoh di muka bumi ini.
Senyuman mereka sangatlah menggambarkan perasaan dihati mereka masing masing, Ini bukan akhir dari perjalanan hidup mereka, Ini adalah awal perjalanan hidup mereka, Dimana nantinya pasti akan ada ombak yang mengguncang rumah tangga mereka, Tetapi itu tidak masalah, Karena mulai sekarang Arva sebagai kepala keluarga, dan Reyhan sebagai orang yang akan menjaga Suami dan putranya, Sudah menyiapkan semuanya dengan matang.
•
•
END
TERIMAKASIH YA BUAT KALIAN SEMUA UDAH SETIA BACA CERITA INI SAMPAI AKHIR, KALI INI AKU NGGA BOHONG KALAU CERITA INI EMANG SUDAH SELESAI, SAYA SEBAGAI AUTHOR AMATIR INI MENGUCAPKAN MOHON MAAF YANG SEBESAR BESARNYA JIKA KARYAKU ENGGA SEBAGUS CERITA LAIN, KARENA DISINI AKU MASIH BELAJAR😊
SEE YOU GUYSS🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessif husband (BxB)
RomanceIni bukan kisah cinta dengan banyak rintangan, Ini hanya cerita cinta dengan kisah yang romantis dan sederhana