🤯

24.5K 1.6K 13
                                    

Pagi ini terlihat berbeda, Setelah sarapan, Rumah Arva dan Reyhan sudah kedatangan dokter pribadi keluarga Arva.

Reyhan yang sejak awal merasa aneh pun hanya diam saja karena melihat raut wajah Arva yang berbeda dari biasanya.

"Keadaan nyonya muda dan janinya baik baik saja, Sejauh ini tidak ada yang perlu di khawatirkan, Hanya saja nyonya Reyhan harus bisa menjaga pola makan dan usahakan jangan stress" Ucap dokter tersebut.

"Apa baik baik saja dibuat perjalanan jauh?" tanya Arva

"Bisa saja tuan, Tetapi sebelum pergi harus benar benar memastikan bahwa Nyonya baik baik saja" Ucap Dokter

"Baiklah"

Setelah perginya dokter itu, Wajah reyhan terlihat cemberut membuat Arva merasa bingung.

"Ada apa sayang? " tanya Arva mendekati Reyhan.

"Dokternya nyebelin" Ucap Reyhan memanyunkan bibirnya.

"Nyebelin bagaiman?"Tanya Arva mengelus surai Istrinya.

"Masa Rey dipanggil nyonya, Rey kan laki laki" Rengek Reyhan tak terima.

Arva seketika terkekeh geli, Pantas saja sedari tadi istrinya tidak mengatakan apapun.

"Kenapa daddy ketawa?"Tanya Reyhan  bertambah kesal.

"Jadi kamu marah karena itu?" Tanya Arva mulai memeluk tubuh istrinya.

"Rey nggaa marah, Rey cuma kesell!!" ujar Rey

"Iya iya, Maksud daddy kamu kesal karena dokter memanggilmu dengan sebutan nyonya?" Tanya Arfa seraya merapikan anak rambut yang ada disekitar dahi Reyhan.

"Iya, Reyhan itu laki laki, Reyhan ngga mau dipanggil nyonya, Itu sangat aneh" Ucap Reyhan terlihat menggemaskan dimata Arva.

"Tapi kan kamu bisa hamil sayang, Jadi wajar saja dokter memanggilmu nyonya" Ucap Arva menahan senyumnya.

"Ahh Daddy sama aja, Ngeselinn!!" Ucap Reyhan melepaskan dirinya dari pelukan Arva lalu merebahkan diri dengan posisi memunggungi Arva.

Arva terkekeh lalu ikut berbaring disebelah Reyhan, Dari belakang dia bisa melihat bahwa istrinya itu sedang merajuk.

"Jangan ngambek dong sayang, Daddy cuma bercanda" Ucap Arva yang sama sekali tidak digubris oleh Reyhan.

"Jadi beneran ngambek ni? Padahal daddy sudah memesan cupcake tadi, Kalau kamu masih ngembek berarti Cupcakenya buat satpa saja" Ucap Arva membuat Reyhan seketika berbalik menghadap Arva.

"Daddyyyyy" Rengek Reyhan segera memeluk lengan kekar Arva.

Arva hanya diam, Dia ingin melihat sejauh mana istri mungilnya itu menginginkan cupcake.

"Daddy, Rey ngga ngambek kokk" Ucap Rey lagi mencoba membujuk Arva tetapi Arva sama sekali tidak menoleh padanya.

Dan inilah puncaknya, Rey yang merasa diabaikan pun matanya mulai mengeluarkan air mata.

"Huaaaaaa, Hikss daddy jangan marahh" Reyhan menangis.

Arva yang tidak menyangka bahwa istrinya menangis segera memeluk tubuh Reyhan

"Shtt iya iya, Daddy tidak marah sayang" Ucap Arva menenangkan Reyhan.

"Bohong hikss, Tadi diemin Rey hikss" Ucap Reyhan dengan air mata yang membasahi wajahnya.

"Daddy cuma bercanda" Ucap Arva seraya menghapus air mata Reyhan.

"Rey mau cupcake ya" Lirih Reyhan menatap Arva dengan tatapan memohon.

"Iya sayang, Sudah ya jangan menangis" Ucap Arva mengelus punggung Reyhan.

"Rey ngga nangiss!!" Kesal Reyhan

"Itu tadi apa kalau bukan nangis?"Tanya Arva terkekeh

"Rey itu ngga nangiss!!" Ucap Reyhan

"Oke oke tadi kamu ngga nangis" Ucap Arva memilih mengalah.

"Cupcakenya mana?" tanya Reyhan tidak sabar

"Tunggu sebentar ya, Mungkin masih dijalan" Ucap Arva mengelus surai lembut istrinya.

"Dad"

"Ada apa hm?"

"Rey kapan boleh keluar? Rey bosen dirumah" Ucap Reyhan seraya menyandarkan tubuhnya didalam dekapan sang suami.

"Sabar ya, Nanti kalo suasananya sudah aman kita akan keluar" Ucap Arva memberi pengertian.

Reyhan mengangguk, Benar apa yang dikatakan suaminya, Kejadian kemarin saja sudah membuatnya sangat ketakutan, Dia tidak akan bisa membayangkan jika kejadian itu akan terjadi lagi

Posessif husband (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang