Pukul 21.30 terlihat Reyhan tak berhenti mondar mandir di ruang tamu, Arva sedang berada diruang kerjanya, sedangkan baby El dia sudah tidur.
2 hari Ravish tidak pulang ke rumah tanpa kabar tentu saja itu membuat Reyhan kalut, sedari pagi dia terus meminta Arva untuk mencari keberadaan putra mereka namun Arva hanya mengatakan jika dia akan menyuruh bawahannya.
"Sayang" panggilan yang terdengar dari arah tangga membuat Reyhan menoleh kebelakang.
"Dad" guman Reyhan saat melihat sang suami berjalan ke arahnya.
"Kenapa belum tidur hm?" Tanya Arfa mengelus surai Reyhan.
Arva tau apa yang sedang Reyhan pikirkan sampai membuat istrinya itu tidak tenang, Sebenarnya dia tau dimana keberadaan putra sulungnya, namun dia memilih diam, bagaimanapun sangat mustahil untuk seorang Arva jika dirinya tidak bisa mencari informasi seperti ini, apalagi menyangkut putranya.
Mata Reyhan mulai berkaca-kaca, Arva segera memeluk tubuh mungil Reyhan yang bergetar.
"Shtt, jangan menangis sayang" Guman Arva lirih, mencoba menenangkan Reyhan.
"Rey mohon hiks, Cari Ravish sekarang juga, Rey khawatir putra kita kenapa-napa" Ujar Reyhan yang masih menangis.
"Putra kita pasti kembali sayang, yakin pada Daddy, Daddy pastikan besuk pagi Ravish sudah berada dirumah" Ucap Arva penuh keyakinan.
"Jangan berbohong, handphone Rav tidak bisa dihubungi, bagaimana Daddy bisa mencarinya" lirih Reyhan.
Mendengar ucapan Reyhan membuat Arva tersenyum, walaupun sudah menikah kurang lebih 21 tahun, Istrinya itu masih saja polos, Sepertinya Reyhan lupa siapa suaminya.
"Daddy tidak berbohong sayang, Kamu bisa memukul Daddy jika Daddy berbohong" Ujar Arva seketika membuat Reyhan melepaskan pelukannya.
"Janji?" Ujar Reyhan menyodorkan jari kelingkingnya.
Arva kembali tersenyum, Reyhan masih saja seperti Reyhan dulu, sangat menggemaskan, pikirnya.
"Janji" ujar Arva membalas tautan jari Reyhan
"Sekarang kita tidur, Kasihan Baby El jika kelamaan ditinggal sendiri" ucap Arfa seraya menggendong Reyhan membawanya menuju kamar utama.
Malam ini Reyhan meminta Baby Rafael tidur dikamar utama bersama mereka, tentu saja Arva mengijinkan apalagi dia tau bagaimana perasaan istrinya saat ini.
Setelah membaringkan tubuh istrinya disebelah baby El, Arva duduk dipinggiran ranjang mengelus surai Reyhan agar dia segera tidur.
Benar saja 5 menit berlalu terdengar nafas Reyhan mulai teratur menandakan dia sudah terlelap.
Arva menyelimuti tubuh istrinya, setelah itu dia beranjak keluar dari kamar, Karena dia masih memiliki beberapa pekerjaan yang harus dia selesaikan.
Saat menutup pintu, Arva mendengar suara langkah kaki, Dia berbalik memastikan siapa yang baru saja menaiki tangga.
"Son" ujar Arva saat melihat Putranya tiba dilantai atas.
"Daddy" guman lirih Ravish melihat Daddynya berdiri di depan pintu kamar.
"Ikut Daddy" Pinta Arva seraya melangkah menuju ruang kerjanya.
#######################
"Jadi?"
"Rav kecolongan, 2 hari lalu waktu Rav mau pulang sama anggota inti, Tiba tiba Dexxel nyerang bawa semua pasukannya, kita kalah jumlah" Ujar Rav menunduk
Beginilah, sampai kapanpun Ravish akan menghormati Arva dan akan bersikap seperti ini jika berhadapan dengan Arva, Menurutnya Arva adalah seorang ayah terbaik yang berhasil mendidiknya sampai menjadi seperti sekarang ini, walaupun Arva terkesan tegas, tapi Ravish tau jika itu adalah cara Arva mendidik kedua putranya.
"Kau terluka?" Tanya Arva
"Perut Rav ketusuk" jawab Ravish yang membuat Arva menghela nafas.
"Lalu, kau dimana 2 hari ini?" Tanya Arva
Sebetulnya Arva tidak perlu mengintrogasi sang putra karena dia sudah tau semuanya, Tetapi Arva hanya ingin mengetes kejujuran Ravish.
" tidur dirumah laki laki yang udah tolongin Rav" jawab Ravish jujur.
"Handphone kenapa tidak aktif, Kau tau, 2 hari bubu tidak bisa tidur tenang karena menunggu kabar darimu, bahkan tadi bubu sempat menangis meminta Daddy mencarimu" Ujar Arva
"Maaf" lirih Ravish merasa bersalah.
"Pergilah ke kamar untuk istirahat, Pastikan lukamu tidak inveksi, Besuk pagi temui bubu dan jelaskan semuanya" ujar Arva melihat raut lelah diwajah putranya.
"Baiklah, Selamat malam Dad" Ujar Ravish lalu beranjak berdiri menuju pintu keluar.
"Tunggu" Ujar Arva.
Ravish berbalik, terlihat Daddynya sudah berdiri disamping meja kerja.
"Tidak ingin memeluk Daddy, Son?" Ucapan Arva yang berhasil membuat Ravish tersenyum.
Ravish segera mendekat ke arah Daddynya, Arva segera memeluk sang putra, Jika dipikir-pikir Arva memang terkesan kaku, Tapi Ravish tau jika Arva menyayanginya.
"Jangan diulangi lagi, pastikan dirimu tetap aman" Ujar Arva menepuk pelan bahu Ravish yang di angguki oleh sang empu.
//////////////////////
Hai guys, bagaimana kabar para fujo2 tercinta author? Masih stay jadi fujo atau udah temuin jalan keluarnya? Disini author yang pertama mau minta maaf karena setelah cerita ini tamat masih banyak kesalahan kesalahan dalam penulisan (typo) yang membuat kalian emosi tentu saja, maaf karena author masih belum sempat memperbaikinya.
Kedua, pasti banyak yang bertanya kenapa di awal cerita Reyhan manggil Arva dengan sebutan "OM", Ya karena author dapat idenya itu, kalau di ganti nanti author yang kehilangan alur.
Dan yang terakhir, Maaf ya author masih belum bisa buat cerita Ravish, Karena author masih bingung mikir konsepnya, dan lagi Author masih punya tanggungan 2 cerita yang belum author selesaikan, jadi mohon maaf kalau author terkesan PHP.
itu saja terimakasih sudah mau membaca cerita ini, bahkan ada yang bacanya di ulang ulang walaupun banyak typonya.
Babayy guyss!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessif husband (BxB)
RomanceIni bukan kisah cinta dengan banyak rintangan, Ini hanya cerita cinta dengan kisah yang romantis dan sederhana