Kandungan Reyhan sekarang sudah berumur 4 bulan, Perutnya yang semula rata sekarang sudah sedikit terlihat.
Sejauh ini tidak ada permintaan aneh aneh yang Reyhan minta, Tetapi sekarang Arva mulai dibuat khawatir, Akhir akhir ini nafsu makan Reyhan menurun, Bahkan pernah satu hari dia hanya makan sekali.
"Sayang bangun" Ujar Arva mulai membangunkan istrinya.
Tadi pagi Reyhan mengeluh sakit kepala tetapi Reyhan tidak ingin dipanggilkan dokter ataupun dibawa kerumah sakit.
"Emhh" Lenguh Reyhan mulai membuka mata.
"Bangun dulu yuk, Kamu harus makan siang" Ucap Arva mengelus surai Reyhan.
"Rey lagi ngga ingin makan Dadd"Ucap Reyhan dengan wajah lesunya.
"Tapi kamu harus makan sayang,Lihat wajahmu sangat pucat, Kalo kamu ngga makan nanti kamu akan drop, Daddy tidak ingin terjadi sesuatu padamu dan baby" Ucap Arva memberi pengertian.
Reyhan hanya diam, Akhir akhir ini dia sama sekali tidak memiliki nafsu makan, Walaupun perutnya terasa lapar.
"Mau dibelikan atau dibuatkan sesuatu hm?, Setidaknya makan sedikit saja " Ucap Arva lagi saat melihat istrinya tidak merespon.
"Mau sup ikan aja boleh? Tapi ngga pakek nasi" Ujap Reyhan lirih
Arva menghela nafas, Sebenarnya Arva sangat tidak rela jika Istrinya hanya memakan sup tanpa nasi, Tetapi harus bagaimana lagi, Jika Dia memaksa Reyhan untuk makan nasi pasti akan berakhir Reyhan semakin tidak mood.
"Tapi harus banyakin sayurnya,harus makan sampai habis biar bisa kenyang" Ucap Arva menatap Reyhan.
"Iya" Ucap Reyhan menganggukk patuh.
Reyhan melepaskan pelukan Arva, Lalu kakinya mulai dia turunkan untuk beranjak dari tempat tidur, Tetapi sebelum berdiri, Arva memegang pergelangan tangan Reyhan.
"Mau kemana sayang?" Tanya Arva
"Rey mau mandi Dad"
"Berendam saja ya, kamu masih pusing,Daddy takut kamu terpeleset nanti" Ucap Arva yang dibalas anggukan oleh Reyhan.
"Tunggu sebentar, Biar daddy yang nyiapin airnya" ucap Arva mulai beranjak.
"Tidak usah dad, Reyhan bisa sendiri kok" Ucap Reyhan tidak ingin menyusahkan suaminya.
"Tidak apa apa, Kamu duduk saja dulu" Ucap Arva lalu dia segera pergi ke kamar mandi.
Reyhan menatap punggung kekar suaminya yang mulai menghilang dibalik pintu kamar mandi, Dia merasa bersyukur mendapatkan suami seperti Arva, Sedari awal Arva selalu memberi perhatian kepadanya, Bahkan sampai sekarang pun Reyhan masih bisa merasakan perhatian yang lebih dari Arva.
Dulu waktu Reyhan masih tinggal bersama pamanya, Reyhan sama sekali tidak pernah merasakan kasih sayang, Dia diperlakukan seperti pelayan disana, Bahkan kekerasan pun sering terjadi kepadanya.
"Sayang kenapa melamun?"Tanya Arva yang sudah berdiri didepan Reyhan.
"Eh, Gapapa Dad"
"Mau digendong saja?" tanya Arva
"Tidak perlu daddy, Rey masih bisa kok" Ucap Reyhan menolak halus.
•••••••••••
Selesai makan siang, Arva membawa Reyhan untuk kembali istirahat, setelah memastika Reyhan tertidur Arva pergi keruang kerjanya untuk menemui asisten pribadinya (Hendrik) yang sudah menunggu sejak dirinya makan siah bersama Reyhan tadi.
Ada satu hal yang membuat dirinya berada dirumah sekarang, Selain Istrinya sedang sakit, Ada satu masalah yang akan membahayakan keselamatan istrinya.
"Bagaimana?" Tanya Arva pada Hendrik
"Mereka sudah mengetahui keberadaan Tuan muda Reyhan, Tuan" Ucap Hendrik
"Lalu apalagi"
"Mereka juga menyewa detektif untuk mengetahui kelemahan anda agar bisa menghancurkan A.A Grup" Ucap Hendrik kembuat Arva mengepalkan tanganya.
"Tetap pantau pergerakan mereka, Cari kebusukan anak dari Tio dan Jena, Kalian harus bergerak cepat ketika mereka melakukan sesuatu dan selidiki seluruh karyawan yang bekerja di A.A grup" Ucap Arva dengan rahang yang mengeras.
"Baik tuan"
"Perketat keamanan rumah, Tambah CCTV!, Jangan sampai ada celah untuk mereka masuk" Perintah Arva
Arva benar benar khawatir dengan keselamatan istrinya sekarang, Mulai sekarang dia harus lebih waspada dengan lingkungan terdekatnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/299273635-288-k391224.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Posessif husband (BxB)
RomansaIni bukan kisah cinta dengan banyak rintangan, Ini hanya cerita cinta dengan kisah yang romantis dan sederhana