🥺

50.4K 3.2K 41
                                    

Sudah terhitung 3 hari ini Rey dan juga Arva tidak memiliki waktu bersantai berdua.

Arva sangat sibuk dan Rey sangat memaklumi itu karena Suaminya adalah seorang pemimpin perusahaan jadi wajar jika sibuk.

Malam ini setelah makan malam Arva segera pergi menuju ruang kerjanya, Rey menatap kepergian sang suami dengan wajah yang sulit diartikan.

Sepertinya tiga hari terakhir ini Arva lupa jika Reyhan sangat susah tidur jika tidak ditemani terlebih dahulu.

Reyhan kembali kekamarmya, Dia tidak langsung tidur, Reyhan memilih duduk dibalkon kamar, Dia ingin menemui suaminya, Tapi dia takut jika Arva marah karena pekerjaanya terganggu.

Ditengah dinginnya malam ini, Reyhan tertidur ditempat duduk yang ada dibalkon, Bahkan tubuhnya mulai menggigil.

Pukul 23.45 Arva baru selesai dengan pekerjaaanya, Arva sangat lega karena tugasnya yang menumpuk beberapa hari ini sudah selesai.

Dia merasa bersalah jika mengingat beberapa terakhir ini dia tidak memperhatikan istrinya, Dan dia baru ingat jika istrinya tidak bisa tidur jika tidak ia temani.

Arva segera membereskan mejanya lalu segera pergi kekamarnya, Mata tajamnya terbelalak saat melihat tidak ada istrinya ditempat tidur.

Fikiranya mulai berkelana sekarang, dia takut jika istrinya kenapa-napa, saat mengalihkan pandangan, matanya tidak sengaja melihat pintu balkon yang terbuka setengah.

"Reyhan!!" Arva terkejut.

Arva mendekati tubuh Reyhan yang menggigil

"Baby bangunlah" Ujar Arva membangunkan 'istri'nya dengan wajah yang terlihat begitu khawatir.

Mata Reyhan perlahan terbuka, Melihat siapa yang ada didepanya, Reyhan segera memeluk tubuh kekar dihadapanya tanpa menghiraukan rasa dingin ditubuhnya.

"Om sudah selesai bekerjanya?"Tanya Reyhan lirih

"Sudah, Kenapa ada disini hm?" Tanya Arva merasa khawatir.

"Rey tadi ngga bisa tidur, Jadi Rey kesini tapi Rey malah ketiduran"Ujar Reyhan tetap dengan senyum manisnya.

Senyum manis Reyhan sangat membuat hati Arva merasa nyeri, Walau sedang dalam keadaan seperti ini 'istri'nya tetap tersenyum.

"Kembali kekamar ya, Lihatlah tubuhmu sudah sangat dingin" Ucap Arva

Arva segera menggendong Reyhan menuju tempat tidur, Dia meletakkan tubuh Reyhan dengan hati hati lalu menyelimuti tubuh mungil 'istri'nya.

"Sebentar ya, Aku akan membersihkan tubuhku" ujar Arva seraya mengecup kening Reyhan lalu pergi menuju kamar mandi.

Selesai mandi Arva melihat jika Reyhan belum tidur, Arva segera kembali ke tempat tidur dan berbaring disebelah 'istri'nya.

"Tidak ingin memeluku hm?" Tanya Arva saat melihat Reyhan hanya diam.

Reyhan tidak menyia nyiakan kesempatan, Dia segera masuk kedalam dekapan suaminya.

Tanpa sadar air matanya menetes, Dia sangat rindu perhatian Arva, Tiga hari tanpa perhatian dari suaminya sangat membuat Reyhan tersiksa.

"Heyy, Kenapa menangis Baby?" Tanya Arva segera menghapus air mata Reyhan.

"Maafkan aku, Maaf telah mengacuhkanmu beberapa hari ini" Ujar Arva mendekap tubuh Istrinya

"Rey gapapa, Rey cuma takut Om ngga sayang lagi sama Rey" Ujar Rey dalam dekapan Arva.

"Tidak!! Apa yang kamu bicarakan, Aku sangat mencintai laki-laki manis ini, Sampai mati pun cinta ini tetap ada, Kamu bisa memegang ucapanku sayang" Ujar Arva.

Rasa bersalahnya semakin bertambah, Dia bahkan lupa jika istrinya memiliki hati yang rapuh.

"Janji?" Tanya Reyhan

"Janji sayang, jangan berfikir macam-macam, Aku sangat tidak suka itu, kepalamu akan sakit jika memikirkan yang tidak-tidak" Ujar Arva seraya mengecup kening Reyhan.

"Terimakasih" ujar Reyhan

"Tidak perlu, Kau istriku" Ujar Arva menatap lekat mata Reyhan "sekarang tidurlah, jangan melepas pelukanya agar tubuhmu kembali hangat"Ujar Arva

Arva memposisikan diri agar Reyhan bisa tertidur diatas lenganya, Dia juga memastikan tubuh Reyhan benar benar tertutup selimut dengan sempurna.

Posessif husband (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang