BAB 2

1.4K 98 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Nala sudah berada di dalam mobilnya hendak menuju ke perusahaan dimana ia akan magang. Namun ia masih heran dengan kedua orang tuanya yang semakin tua malah semakin aneh.

"Mama sama papa aneh-anehan aja deh.. masa punya niatan olahraga berkuda.. memangnya kita keluarga sultan yang hobinya berkuda.." gumam Nala yang tidak habis fikir dengan tingkah kedua orang tuanya.

Melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul delapan. Nala langsung bergegas menuju ke perusahaan dimana ia akan magang. Ia berharap perusahaan itu tidak akan membuatnya kesulitan selama ia magang beberapa bulan ini.

"Mudah-mudahan karyawan kantornya pada baik-baik.. bakal gak nyaman banget kalau harus ketemu orang-orang toxic.." gumam Nala sambil terus melajukan mobilnya.

Mendadak Nala melihat seseorang tengah mengacungkan jempolnya di pinggir jalan. Terlihat ada sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan. Tidak ada satu pengendara pun yang berniat untuk memberhentikan laju mobilnya. Hal itu membuat Nala berinisiatif untuk berhenti ia berfikir pria itu sedang membutuhkan bantuan.

"Permisi mbak.. boleh minta bantuannya.." ujar pria itu.

"Mobil masnya kenapa ya?" Tanya Nala.

"Kebetulan mobil saya mogok mbak.. tapi saya harus segera ke kantor karena ada pertemuan penting.. mobil dereknya juga lama datangnya.. jadi saya memutuskan meminta bantuan ke pengendara yang lewat.. beruntungnya mbak yang mau berhenti.." jawab pria itu.

"Ohh begitu.. kalau begitu masuk aja mas.. biar sekalian saya antar.." ujar Nala dengan tulus memberikan tumpangan ke pria itu.

"Waahh terima kasih banyak mbak.. karena mbak sudah bersedia membantu saya.." ujar pria itu dan ia langsung masuk ke dalam mobilnya Nala.

"Mas nya kerja dimana?" Tanya Nala.

"Di Argo Group mbak.." jawab Pria itu.

"Waahh kebetulan banget saya juga mau kesana.. jadi kita bisa sekalian jalan dan saya jadi gak terlambat ke kantor.." ujar Nala sambil senyum ramah.

Nala melajukan mobilnya tanpa bertanya banyak hal kepada pria itu. Nala hanya berfikir ia tidak akan terlambat ke kantor karena hari ini adalah hari pertamanya magang. Bukankah hal yang sangat konyol jika ia terlambat di hari pertamanya.

Sesaat mereka sampai di parkiran perusahaan pria itu meminta di turunkan sebelum di parkiran. Ia tidak ingin merepotkan Nala dengan memperlihatkan ke orang lain kalau mereka datang bersamaan.

"Terima kasih ya mbak karena sudah menolong saya.." ujar pria itu yang kini berada di luar mobil.

"Iya sama-sama mas... manusia itu memang harus saling tolong menolong bukan? Saya duluan ya mas.. takut telat.. permisi" Jawab Nala sambil tersenyum ramah.

Pria itu terus menatap mobilnya Nala yang kini kian menjauh dari pandangannya. Pria itu menyunggingkan senyumnya lalu ia berbalik arah dan pergi.

"Prinsip yang bagus.." gumam Pria itu.

Setelah memarkirkan mobilnya Nala langsung buru-buru masuk ke dalam perusahaan. Ia tidak boleh membuang-buang waktunya lagi dengan berjalan dengan santai. Padahal sejak tadi ia menahan perih di bokongnya akibat terjatuh tadi. Namun susah payah ia menahan diri agar tidak terlalu mencolok di hadapan pria yang ia tolong tadi.

"Sumpah.. gue nahan bokong gue tadi mau nangis rasanya.. gilak aja tadi gue goyang-goyang dombret di hadapan cowok tadi.. dikira apaan gue.. musti stay cool dong sambil nyetir.." gumam Nala.

Karena ini adalah pertemuan pertama seluruh anak magang, Nala harus berada di ruang aula pertemuan. Setelah mencari-cari akhirnya Nala menemukan aula yang di cari.
Nala masuk dengan perasaan gugup namun ia merasa antusias karena bisa bertemu dengan anak magang lainnya.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang