BAB 25

957 66 0
                                        

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Nathan terlihat begitu kawatir saat melihat saudara kembarnya dengan keadaan kepala yang di balut dengan perban. Padahal selama ini ia selalu melindungi Nala agar tidak ada yang berani mengganggunya. Namun karena ia harus melanjutkan pendidikan di luar negri yang memang selama ini ia impikan. Akhirnya ia harus berpisah dengan saudara kembar yang begitu ia sayangi.

"Gimana kuliah lo?" Tanya Nala.

"Baik.. apa gue ambil cuti aja biar bisa jagain lo disini.." jawab Nathan.

Bugh!!

Nala memukul pundak Nathan dengan sangat kuat.

"Sakit woy.. masih punya tenaga juga lo ya di keadaan begini.." ujar Nathan sambil mengusap pundaknya yang sakit.

"Lo pikir tangan gue yang sakit? Kepala gue aja kali yang di operasi.." jawab Nala kesal.

"Gue takut kejadian gini bakalan kejadian lagi.. jadi mending gue disini buat jagain lo.. lagian gak mungkin mas Abi yang jagain lo.. mas Abi uda punya pawang yang harus dia jagain... sedangkan lo cuma punya gue Nal.." ujar Nathan mengomel hebat.

"Iya tapi gue gak mau sampe lo cuti kuliah dan itu bikin kuliah lo jadi makin lama kelar Nathan.. kalo lo cepet nyelesaiin kuliah lo.. itu lebih baik, lo bisa disini selamanya.. pokonya gue gak mau tau, lo harus tetep nyelesaiin kuliah lo sesuai jadwal.. kalo lo maksa, gue gak mau ngomong sama lo lagi.." Nala juga bersikeras dengan pendapatnya yang melarang Nathan untuk mengambil cuti kuliah. Bagaimana pun Nala ingin saudaranya itu selesai kuliah dengan waktu yang semestinya.

Gita dan Leona saling pandang sambil tersenyum saat melihat dua bersaudara itu saling mengkhawatirkan masing-masing. Gita merasa bersyukur melihat kedua anak kembarnya saling menyayangi. Meski terkadang mereka juga sering bertengkar. Namun kasih sayang di antara keduanya juga cukup terlihat.

***

Pak Revan sedang berada di sebuah restaurant sendirian seperti sedang menunggu seseorang. Saat menoleh ke arah pintu ia segera berdiri dan tersenyum ke arah seorang laki-laki paruh baya yang sedang berjalan mendekat ke arah pak Revan.

"Apa kabar Revan.. sudah setua ini, kenapa kamu masih terlihat tampan saja.. hahahaha" ujar pak Sawijo sambil memeluk pak Revan dengan hangat.

"Hahahaha kamu bisa saja memuji saya.. sudah lama kita tidak bertemu.. apa kesibukannya sekarang ini?" Tanya pak Revan.

"Biasa lah Van.. setelah pensiun saya di rumah terus.. bosan sekali rasanya.. apalagi di rumah hanya bersama dengan istri.. sedangkan psi Dadang masih di Prancis.. kamu bagaimana? Masih mengajar di kampus?" Jawab pak Sawijo.

"Saya juga sudah pensiun Jo.. ya di rumah juga sama istri juga putri saya.. jadi putra kamu masih di Prancis? Kenapa tidak balik kesini?"

"Saya juga bingung Van.. sudah saya minta dia pulang tapi dia malah bilang masih pengen disana.. padahal saya minta dia pulang supaya bisa mengurus usaha keluarga.. anak itu benar-benar keras kepala.." ujar pak Sawijo sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah putranya sendiri.

"Tapi ngomong-ngomong pertemuan kita ini pasti ada tujuan kan.. kira-kira kamu butuh apa ini sama saya?" Tanya pak Sawijo lagi.

Pak Revan sedikit bingung menjawab pertanyaan dari sahabat lamanya itu. Namun niatnya ingin menjodohkan Nala dengan anak sahabatnya itu sudah bulat. Ia berfikir ini adalah jalan satu-satunya untuk putrinya agar tidak lagi mengalami hal yang seperti kemarin.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang