BAB 17

734 76 2
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Tragedi semalam sama sekali tidak mengganggu perasaannya Nala. Ia malah enggan memikirnya lagi karena menurutnya itu bukan lah permasalahan dirinya. Saat ini Nala sedang bersiap-siap untuk berangkat ke kantor seperti biasanya. Mamanya masih dirumah kakak iparnya sedangkan Pak Revan sedang ada diluar karena harus membeli sarapan untuknya dan Nala.

"Papa beli sarapannya kok lama banget sih.. kalau gue telat ke kantor brabe ini.. pak Askara pasti ngomel lagi.." gumam Nala panik sambil melirik ke arah pintu yang sejak tadi tak kunjung terlihat papanya pulang.

Awalnya Nala hendak menelfon pak Revan untuk menanyakan dimana keberadaannya. Namun baru saja ingin mengambil ponselnya pintu rumah terbuka. Terlihat pak Revan sedang membawa bungkusan yang berisikan sarapan untuk mereka makan hari ini. Derita sang istri menginap dirumah anak dan cucunya alhasil membuat mereka harus membeli makanan diluar untuk sarapan.

"Papa lama banget sih.. Nala uda telat loh ke kantor.. sarapannya Nala bawa ke kantor aja ya pa.." ujar Nala sambil buru-buru membereskan barangnya yang akan ia bawa ke kantor.

"Loh.. jadi papa sarapan sendirian ini?" Jawab pak Revan.

"Iya pah.. kalau papa gak mau sarapan sendirian ajak aja satpam komplek sarapan bareng.. udah ya pah Nala berangkat dulu.. Assalammualaikum papaku sayang.. muah.." ujar Nala pamit sambil mencium pipi papanya. Tidak lupa ia membawa sebungkus nasi kuning yang di beli papanya untuk sarapan ia di kantor nanti.

"Mudah-mudahan atasan gue itu belum nyampe kantor.. males banget gue di omelin terus sama itu orang nyebelin.." gumam Nala.

Nala segera melajukan mobilnya menuju ke kantor. Membelah kemacetan yang masih belum parah namun sudah membuatnya kesal karena sedang terburu-buru. Sepanjang perjalanan Nala hanya berfikir ia harus segera sampai ke kantor tepat waktu bagaimanan pun caranya. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama karena macet. Akhirnya Nala sampai di kantor meski waktunya sangat mepet. Namun dari pada ia terlambat datang ini jauh lebih baik.

"Alhamdulillah gue sampe.." gumam Nala sambil terburu-buru mengambil tas dan kresek sarapannya.

Nala berjalan menuju ruangannya seperti biasa. Namun sepanjang perjalanan ia merasa karyawan kantor lainnya menatapnya dengan tatapan yang aneh. Nala tidak biasanya menerima pandangan yang seperti ini. Biasanya karyawan lain terlihat sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Namun kali ini berbeda semua orang menatapnya dengan penuh arti sesuatu.

"Orang-orang pada kenapa sih? Apa tampilan gue ada yang salah sampe natap gue seintens itu..perasaan gak ada yang salah deh.." gumam Nala yang terus berjalan. Meski ia merasa ada keanehan ia mencoba untuk berfikir positif saja. Bisa saja hari ini ia terlihat jauh lebih cantik di banding sebelumnya.
Pemikiran yang positif itu mendadak buyar setelah Lola dengan terburu-buru mendatanginya.

"Lo harus ikut gue.." ujar Lola sambil menarik lengannya Nala.
Seketika Nala kaget melihat Lola yang terlihat panik begitu.

"Ada apa sih? Pak Askara nyariin gue?" Tanya Nala.

"Bukan.. bukan itu Nala, ini jauh lebih penting di banding sama pak Askara.. lo harus ikut gue sekarang.." jawab Lola memaksa Nala untuk ikut dengannya.

"Oke.. oke.. gue ikut.. memangnya ada apa sih.." gumam Nala bingung namun ia cukup penasaran mengapa Lola bersikap seperti itu.

Lola membawa Nala menuju ke arah papan pengumuman yang biasa di gunakan untuk memberikan informasi dadakan di kantor. Nala menatap secarik yang menempel disana. Secarik kertas itu bertuliskan kata-kata yang cukup membuat mata Nala panas membara.

PENGUMUMAN

Pemberitahuan untuk seluruh karyawan, di harapkan untuk berhati-hati karena di kantor ini ada bibit-bibit pelakor yang senang merebut dan mengganggu pasangan orang lain. Kalian semua harus jauh lebih hati-hati di banding sebelumnya. Jangan biarkan si wanita pelakor ini mengambil kekasih atau suami kalian. Kecantikannya cuma di pakai untuk merebut laki-laki milik orang lain. Sungguh di sayangkan.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang