BAB 32

646 49 5
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Setelah bosan menempuh perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. Akhirnya Bagas dan Cicilia sampai di tanah air. Sudah lima tahun lamanya ia tidak menginjakkan kaki di tanah kelahirannya. Bagas memandang sekitar bandara, orang-orang lalu lalang sibuk dengan tujuan mereka sendiri. Sudah lama ia tidak melihat pemandangan seperti ini. Selama ini ia hanya bertemu dengan orang-orang berkulit putih.

"Aku tau kamu sangat merindukan tanah kelahiranmu Bagas.." gumam Cicilia.

"Aku hanya merindukan keluargaku Cicilia.." ujar Bagas.

Lalu Bagas menarik kopernya dan pergi meninggalkan Cicilia. Cicilia kesal setengah mati ia pun menyusul Bagas yang sudah sangat jauh.

"Bagas tunggu.. jangan tinggalkan aku sendiri.." teriak Cicilia.

Beberapa penumpang tertawa menatap Cicilia yang sedang berlari melewati mereka. Mereka seperti sedang menonton film india dimana aktor pria dan wanitanya sedang kejar-kejaran.

"Bukannya ini juga tanah airmu Cicilia? Ibumu juga berasal dari sini.. kenapa kamu malah takut.." ujar Bagas.

"My mommy memang berasal dari negara yang sama denganmu.. tapi tetap saja aku merasa asing dengan negara ini.. aku lahir dan besar di tempat lain Bagas.. bisakah kau sedikit mengerti?" Jawab Cicilia kesal.

"Hahahaha baik lah.. aku harap untuk seterusnya negara ini tidak akan asing untukmu.." ujar Bagas.

"Apa maksud perkataanmu Bagas? Kau berniat menikahiku?" Tanya Cicilia kepedean.

"Apa yang kamu katakan Cicilia.. ini sudah siang tapi kamu masih saja bermimpi.." jawab Bagas tertawa mengejek.

"Jahat.. kamu jahat Bagas.. aku benci sama kamu.." ujar Cicilia ngambek.

Bagas tepuk jidat melihat sahabatnya itu bagaimana bisa ia bisa memiliki sahabat yang sikapnya sangat menyebalkan.

"Oke.. sorry Cicilia.. aku minta maaf.." ujar Bagas.

"Berarti kau akan menikahiku?" Tanya Cicilia lagi.

"Jika kamu bicara soal itu lagi.. aku akan benar-benar meninggalkanmu Cicilia.. akan aku pastikan kamu tidak akan menemukan aku.." ancam Bagas.

Cicilia syok mendengar ancamannya Bagas bagaimana bisa ia berkata seperti itu padanya. Raut wajah Cicilia pun berubah ia seperti ingin menangis.

Bugh!!!

Pukulan keras mendarat ke pundaknya Bagas. Ia kaget akan hal itu di tambah lagi ia juga bingung siapa yang memukulnya.

"Keterlaluan ya lo Gas.. sama cewek gak ada lembut-lembutnya.." ujar Galang. Ternyata yang memukul Bagas barusan adalah Galang. Galang menjemput Bagas di bandara sesuai dengan permintaan Bagas sendiri.

Saat menerima kabar sahabatnya akan kembali ke tanah air. Galang tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ia sangat merindukan sahabat sekaligus bosnya itu. Saat Bagas memintanya untuk menjemput ke bandara. Galang begitu antusias ia bahkan sampai tidak bisa tidur memikirkan besok akan ke bandara.

***

Nala terlihat sibuk dengan segala pekerjaannya. Ia begitu bersemangat bekerja karena ia ingin membahagiakan putrinya. Setidaknya Jean memiliki tabungan masa depan yang nantinya bisa ia gunakan untuk keperluannya.

"Mbak Nala.. Jean apa kabar? Kok gak pernah di bawa ke kantor lagi.." tanya Liana junior Nala di kantor.

"Jean kan sudah sekolah Li.. jadi sekarang dia ada di sekolah.." jawab Nala.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang