BAB 50

729 36 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Dua bulan kemudian.

Kehidupan Nala dan Jean kini mulai kembali seperti biasanya. Nala tidak lagi pernah bertemu dengan Andi saat di sekolah pun. Dion tidak lagi di jemput oleh Andi dan lebih sering di jemput dengan supir pribadi. Mungkin sebelumnya memang sudah seperti itu adanya. Namun semenjak Andi ingin melihat Jean ia memilih untuk menjemput Dion hanya untuk bisa melihat Jean.

Nala merasa kehidupannya mulai tenang kembali. Askara pun sudah berpisah dengan Lia dan Lia pun entah pergi kemana Nala sama sekali tidak mengetahuinya.

"Kapan kalian mempersiapkan pernikahan.. jangan lama-lama.." ujar Gita.

"Iya ma.. mas Bagas memang pengen segera.. karena masalah kemarin itu Nala masih syok dan kawatir ma.. jadi masih belum kepikiran soal pernikahan.. keselamatan Jean jauh lebih penting buat Nala ma.." jawab Nala.

"Papa gak akan biarkan ya mereka mengganggu cucu papa lagi.. papa bisa lapor ke polisi.." ujar pak Revan.

"Sabar ih pah.. jangan ngegas gitu.." jawab Gita.

"Gimana gak kesel papa.. bagaimana bisa ada seorang ibu yang tega membuang anaknya sendiri.."

Pak Revan mengomel seperti biasa yang ia lakukan jika mendengar ada yang membahas masalah itu. Nala dan Gita hanya bisa geleng-geleng kepala mendengar papanya mengomel hebat.

"Mah.. buruan ajakin papa ke rumah kak Bya.. dari pada papa ngomel melulu.." ujar Nala.

"Kamu fikir mama bisa menghentikan papa ngomel..." jawab Gita.

"Pah.. papa gak jadi ke rumah mas Abi.. katanya mau liat cucu baru lahir.." ujar Nala.

"Ohh iya papa hampir aja lupa.. yuk ma.. kita berangkat.."ujar pak Revan. Lalu beranjak pergi dan mendadak lupa kalau sebelumnya ia sudah mengomel hebat.

Nala merasa lega karena tidak harus mendengar omelan kekesalan papanya yang tiada henti.

"Nal.. lagian lo juga kenapa gak ngehubungi gue kalau ada masalah besar kayak gitu.. gue kan juga oomnya Jean.. gue harus tau dong Nal.." ujar Nathan.

"Mulai deh lo Nath.. udah gausah di bahas.. lagian masalahnya uda kelar kan.. Jean juga masih sama kita dan baik-baik aja.. jadi lo gausah ngedumel kayak papa ya.. papa uda berangkat malah lo yang lanjut ngedumel.." jawab Nala.

Kebetulan Bya sudah melahirkan sebulan yang lalu, anggota keluarga kian bertambah. Apalagi nanti saat Nala menikah lagi maka Bagas juga sudah pasti menjadi anggota keluarga baru. Nala berharap jalan menuju ke pernikahannya akan baik-baik saja. Mengingat masalah Jean tentu ia tidak bisa menganggap sepele.

"Gue mau jemput Jean.. lo mau di rumah atau ikut ya terserah.." ujar Nala.

"Ikut deh.. gue mau nostalgia jajanan anak sekolahan.." jawab Nathan.

"Yauda lo yang nyetir.." ujar Nala.

"Yeeee.. enak bener lo cuma duduk cantik.." gumam Nathan kesal.

Seperti biasanya Jean menunggu di pos satpam dengan tekun. Ia sama sekali enggan berpindah tempat karena jika ia melakukan itu ibunya pasti akan marah padanya. Pak satpam pun sudah memiliki kewajiban untuk menjaga anak-anak yang belum di jemput oleh orang tuanya.

"Jean hari ini gak beli cilok?" Tanya pak Satpam.

"Engga pak.. lagi gak kepengen cilok.." jawab Jean.

"Kenapa mama Jean belum dateng ya.." gumam pak Satpam.

"Mama pasti lagi di jalan pak.. lagi macet mungkin.." ujar Jean.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang