BAB 35

658 47 4
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Bagas mengemudi mobil dengan perasaan yang campur aduk. Untuk pertama kalinya ia berinteraksi kembali dengan Nala setelah lima tahun lamanya. Konyolnya pertemuan mereka di barengi dengan sebuah tragedi.

"Tadinya kamu mau kemana?" Tanya Bagas.

"Mau ke kantor.." jawab Nala.

"Kenapa putri kamu tidak sekolah?" Tanya Bagas lagi.

"Hari ini dia libur.." jawab Nala.

"Tapi kenapa dia ikut kamu ke kantor.." tanya Bagas lagi.

Nala diam saja tidak menjawab pertanyaan Bagas lagi. Ia merasa Bagas ingin tau lebih jauh tentang putrinya. Nala memutuskan untuk diam saja karena tidak ingin Bagas bertanya hal yang lebih jauh lagi.

Cicilia hanya diam saja karena ia juga merasa canggung dengan situasi saat ini. Jika saja ia tidak mengetahui soal hubungan keduanya. Mungkin ia tidak perlu merasa canggung seperti itu.

"Kenapa mereka harus bertemu dengan situasi yang seperti ini.. sangat membuat canggung saja.. aku bahkan jauh lebih merasa canggung.." gumam Cicilia di dalam hati.

Akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Bagas segera keluar dari mobil dan mengambil Jean untuk ia bawa ke rumah sakit. Nala kaget melihat sikap Bagas yang menurutnya terlalu berlebihan. Padahal seharusnya ia tidak perlu melakukan hal itu. Dirinya bisa membawa putrinya sendiri karena ia merasa baik-baik saja dan sanggup menggendong Jean.

"Untuk apa kamu terlalu berlebihan seperti ini.. kita tidak memiliki hubungan apa-apa.. apa dia tidak menghargai istrinya.. apa mungkin istrinya tidak mengetahui soal aku.." gumam Nala di dalam hatinya sambil menyusul Bagas yang saat ini sudah berada di dalam IGD.

"Maaf.. saya cuma mau mengatakan.. semuanya pasti baik-baik saja.. kamu tenang saja ya.. Bagas pasti akan bertanggung jawab.." ujar Cicilia.

Nala hanya menjawab dengan anggukan kepala saja. Bagaimana pun ia cukup merasa canggung dengan situasi saat ini.

"Ada apa ini?" Tanya dokter yang baru saja datang.

"Dokter tolong anak ini.. barusan dia mengalami kecelakaan.. mungkin dari luar dia tidak apa-apa.. bisakah memeriksanya menyeluruh?" Jawab Bagas.

"Baiklah.. bapak ini siapa? Apakah ayahnya anak ini?" Tanya dokter lagi.

"Bukan dokter.. saya ibunya.." ujar Nala.

"Ohh baik lah.. saya akan memeriksa anak ini.. mohon keluarganya menunggu di luar.." jawab Dokter.

Bagas dan Nala pun segera keluar dari ruangan IGD. Perasaan Bagas begitu campur aduk saat mendengar Nala mengatakan kalau dia bukan ayahnya anak itu. Namun kenyataannya memang bukan Bagas pun harus menyadari hal itu.

"Nal..Seandainya kita bisa menikah dulu.. mungkin kita juga sudah memiliki seorang anak..." gumam Bagas di dalam hati.

"Apa yang lo fikirin Gas.. dia itu istri orang.." gumam Bagas lagi menyadarkan dirinya sendiri.

Keheningan pun terasa mencekam, Nala hanya diam saja bahkan enggan menanyakan kabar sedikit pun ke Bagas. Bagas pun merasa bingung harus melakukan obrolan yang seperti apa di situasi saat ini.

"Keluarganya Jean.." ujar perawat.

"Iya saya mbak.." jawab Nala.

"Bisa ikut saya menemui dokter?" Tanya Perawat.

"Baik mbak.." jawab Nala. Nala segera beranjak dari duduknya dan mengikuti perawat yang akan membawanya ke ruangan dokter.

Bagas masih merasa aneh dang bingung mengapa Nala tidak menghubungi suaminya. Bukankah kejadian tadi seharusnya ia kabarkan kepada ayah putrinya.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang