BAB 30

1K 63 4
                                        

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Nala baru saja memarkirkan mobilnya di area parkir khusus karyawan. Sebelum keluar dari mobilnya Nala mencoba untuk melihat situasi sekitar. Apakah ia akan menemukan seseorang disana atau disana dalam keadaan sepi.

"Please jangan ketemu sama si Dadang eh salah maksudnya pak Askara.. malesin banget sumpah.. tapi kalau difikir-fikir gue juga bakalan ketemu kan sama dia.. kan satu ruangan.." gumam Nala.

"Bodoh banget sih..."

Akhirnya Nala keluar dari mobil ia sama sekali tidak perduli lagi jika memang harus bertemu dengan pria yang akan di jodohkan dengannya.
Ia menyusuri setiap koridor dengan sikap santai walau hatinya gugup jika harus bertemu dengan Askara.

"Wooooyyyyy... di panggilin kok jalan terus.." ujar Lola yang mendadak membuat Nala kaget setengah tiang.

"Laaaa... kaget gue.." jawab Nala kaget.

"Biasa aja kali.. pake kaget segala.. lagi ngelamun ya lo? Mikirin apa sih.. penasaran gue.. apaan? Cerita dong.. jangan main rahasia-rahasiaan sama gue.." ujar Lola memaksa Nala untuk mengatakan apa yang sedang di fikirkan oleh Nala. Namun Nala tidak mungkin menceritakan segalanya. Termasuk perihal ia yang di jodohkan dengan Askara yang notabene atasan mereka di kantor.

"Cuma perasaan lo aja kali.. gue gak ngelamun dan gak lagi ada masalah apa-apa.. udah yuk buruan jalan.. kerjaan nunggu.." jawab Nala lalu mempercepat laju langkahnya agar Lola tidak lagi bertanya hal-hal yang lebih jauh lagi.

"Etdah itu anak main kabur aja.. jelas-jelas ada yang di tutupin nih sama dia.. awas aja kalau sampe gue tau.. awas lo Nal.. gue goreng lo sampe krispi.." gumam Lola. Lalu ia pun ikut menyusul Nala yang terlebih dahulu kabur.

Brugh!!
Tubrukan terjadi begitu saja, Nala yang sedang berjalan terburu-buru karena hendak menghindari sahabatnya itu malah tanpa sengaja menubruk pintu kaca.

"Aaaawwwwww sakittttt..." gumam Nala sambil mengusap keningnya yang memerah karena terbentur kaca. Konyolnya di seberang pintu kaca terlihat Askara menatap diam ke arah Nala yang sedang mengusap-usap keningnya. Tatapan keduanya pun tidak terhindarkan, Nala merasa malu setengah mati dengan kejadian yang terjadi barusan. Apalagi posisinya ada Askara yang sudah pasti melihat semuanya.

"Sial.. kenapa pake ada dia segala sih.. mau gue letakin dimana jidat gue yang bakal jenong ini.." gumam Nala di dalam hati.

Nala berusaha bersikap biasa saja di hadapan Askara. Walau kenyataannya ia sangat malu karena kejadian barusan.

"Pagi pak.." ujar Nala menyapa Askara sambil masih meletakkan tangannya di jidat.

"Pagi.. kamu belum sarapan sampai-sampai kaca di tabrak atau setelah selesai magang kamu mau jadi pegulat?" Jawab Askara.

"Buset dah ini orang makin nyebelin.." gumam Nala di dalam hati kesal.

"Tebakan bapak salah semua.. maaf bapak belum beruntung.. permisi.." ujar Nala lalu beranjak pergi menuju ke mejanya.

"Tapi saya beruntung kan dalam mendapatkan hati kamu?" Ujar Askara membuat Nala terdiam.

"Hahahahaha bapak pagi-pagi uda ngawur aja.. kali aja bapak yang belum sarapan.. gih sarapan dulu pak.." jawab Nala.

Tanpa menjawab apa-apa Askara lalu beranjak pergi entah kemana. Nala merasa bersyukur akan hal itu ia tidak harus meladeni atasannya yang menyebalkan itu.

***

Dewa melihat sebuah tiket berada di meja kerja putranya. Terlihat disana penerbangan menuju ke Amerika satu minggu lagi. Ia tidak berfikir kalau putranya itu akan benar-benar dengan perkataannya. Ternyata ia begitu terluka dengan kabar tentang Nala yang akan di jodohkan. Mengingat ia juga sama sekali tidak memiliki dukungan dari siapa pun.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang