BAB 48

720 39 0
                                        

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Bagas sedang sibuk di kantor dengan segala berkas-berkas yang menumpuk. Namun meskipun sedikit sibuk ia masih meluangkan waktu untuk memikirkan hal yang menurutnya penting untuk di gali lebih dalam. Bagas meminta Galang untuk mencari tahu tentang seseorang yang sudah hampir sebulan ini mengganggu fikiran dan hatinya.

"Woyy.. tumben aja lo nyuruh gw jadi penguntit begini.." ujar Galang kesal karena beberapa hari ini ia bekerja tidak sesuai dengan apa yang biasa ia lakukan selama ini.

"Jangan hitung-hitungan sama gue Lang.. lo gue gaji kan buat kerja.. ya lo harus kerja ,apa pun kerjaannya.." jawab Bagas.

"Ya gak nguntit orang juga kali Gas.. mana cowok lagi.. dari pada lo pusing dan penasaran mending lo tanyain langsung sama itu cowok.. siapa dia? Apa tujuannya deketin Nala dan Jean.. lo tanya langsung biar gentle.. jangan malah nyuruh gw.." ujar Galang kesal.

"Kalau gue yang nanya langsung ke orangnya emang uda pasti dia bakalan jujur.. ya gak mungkin lah bro.." jawab Bagas.

"Tapi lo bayangin kalau gw ketauan.. gw bisa di laporin ke polisi bray.. lo gak kasian sama gw? Uda jomlo gini malah harus masuk jeruji besi.." ujar Galang meminta di kasihani.

"Biar aja lo menjomlo seumur hidup disana.. gw tinggal jengukin doang kok susah.. hahahaahaha" jawab Bagas sambil ngakak.

"Udah ah.. mana hasil dari lo nguntit dia selama ini.. kalau berita yang lo dapet bagus.. gw berhentiin tugas ini.." ujar Bagas lagi.

"Pas banget ini.. beneran pas banget.. lo tau gak itu cowok juga tajir banget sama kayak lo.. dia anak salah satu pejabat di pemerintahan.. 11 12 lah kekayaannya sama lo.. lo bayangin aja Nala di deketin sama cowok mapan begitu.. waaahhh bahaya bray..." ujar Galang heboh.

"Gue juga gak kalah kaya.. gw punya beberapa perusahaan juga rumah sakit.. lagian dia bapaknya doang kan pejabat.. ya gak kalah dong gue.." jawab Bagas merasa tidak mau kalah saing.

"Jangan sepele... dia juga pengusaha sukses di bidang kuliner.. cafe dan restaurantnya dia tuh ada dimana-mana, banyak cabangnya Gas dan semuanya sukses besar.." ujar Galang memanas-manasi sahabatnya.

Bagas berfikir sejenak saat mendengar perkataan sahabatnya itu. Ia merasa kalau Andi benar-benar memiliki maksud tertentu terhadap Nala. Sebagai seorang pria ia cukup memahami bagaimana pria yang sedang jatuh cinta. Tatapan Andi terhadap Nala sangat berbeda dan penuh dengan arti mendelam.

"Gue gak ngerasa kalah kok.. gue yang jelas-jelas berhak soal Nala.. Nala itu calon istri gue dan gue sebentar lagi bakalan nikahin dia.." gumam Bagas yakin.

"Sesuai dengan apa yang lo bilang.. gw berhenti dari tugas ini.. gw gak mau lagi jadi penguntit.. kalau nguntit cewek sih gw mau.. hahaha.." ujar Galang.

"Oke.. thankyou Lang.." jawab Bagas.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya Bagas lalu beranjak pergi keluar kantor untuk menemui client di sebuah cafe. Galang juga ikut menemani tentu saja ia ikut karena mereka akan makan enak. Saat sampai di cafe terlihat client sudah menunggu disana.

"Maaf ya pak saya sedikit terlambat.." ujar Bagas.

"Tidak masalah pak Bagas.. saya juga baru sampai lima menit yang lalu.." jawabnya.

Saat Bagas duduk tiba-tiba ia mendengar sesuatu yang cukup mengganggu telinganya. Nama calon istrinya di sebut oleh seseorang yang duduk tidak jauh dari tempat ia duduk.

"Nala? Kenapa mereka nyebut nama Nala? Ah.. mungkin cuma kebetulan doang namanya sama.." gumam Bagas di dalam hati.

"Lo kenapa?" Tanya Galang.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang