BAB 3

1.5K 97 1
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Setelah selesai penyambutan anak magang mereka semua keluar dan pergi ke ruangan bagian masing-masing. Kebetulan Nala di tugaskan di bagian sekretaris yang itu artinya ia akan di bawah naungan presiden direktur selama CEO tidak bisa hadir.

"Kenapa gak jadi karyawan biasa aja sih.. kenapa gue dapet bagian sekretaris.. jadi sekretaris itu capek banget pasti.. disuruh ini itu.. kalo cuma karyawan biasa kan cuma duduk doang nyelesaiin tugas.. ya walaupun pasti capek juga.." gumam Nala sambil berjalan menuju ke ruangannya Askara.

"Nal.. kamu mau keruangannya pak Askara ya.." tanya Lola.

"Iya kenapa Lola?" Jawab Nala.

"Enak banget sih kamu bisa ketemu sama pak Askra tiap hari.. padahal aku pengennya tuh kerja di ruangan bagian CEO dan presdir gitu.." ujar Lola.

"Yauda kita tukeran aja kalau gitu.." jawab Nala.

"Memangnya bisa?" Ujar Lola bersemangat.

"Ya kagak lah hahahaha" jawab Nala membuat Lola terlihat manyun dan kesal.

"Ihh kamu bikin aku kesel tau gak.." ujar Lola.

"Habisnya kamu ngarep banget sih.. ya gak mungkin lah bisa di tuker.." jawab Nala sambil terkekeh.

Tanpa Nala sadari ia hampir saja menubruk Askara yang hendak keluar dari ruangan. Lola dan Nala langsung kaget bedanya Lola kaget karena bisa melihat secara langsung ketampanan yang dimiliki oleh Askara.

"Ganteng banget.." gumam Lola tanpa sadar.

"Ini tempat kerja bukan tempat untuk cuci mata.." ujar Askara sarkas.

Lola langsung tersadar dari imajinasinya dan kembali bersikap biasa saja. Padahal ia ingin sekali berteriak hebat karena ketampanannya Askara begitu menyilaukan mata.

"Maaf pak.. saya permisi.." ujar Lola yang langsung kabur meninggalkan Nala.

Askara lalu kembali masuk ke dalam ruangannya mendadak Nala bingung padahal ia melihat Askara hendak keluar ruangan. Namun kenapa ia malah kembali masuk ke ruangan.

"Maaf mas.. mas ini yang tadi saya tolongin kan.. saya gak nyangka kalau yang saya tolong itu adalah presiden direktur di perusahaan saya magang.. saya kaget banget waktu liat mas nya di.."

"Kenapa kamu harus kaget?" Tanya Askara memotong pembicaraannya Nala.

"Emm itu.. kenapa ya? Saya juga bingung mas.." jawab Nala sambil tersenyum kikuk.

"Untuk pertolongan yang sudah kamu lakukan saya berterima kasih.. tapi saya harap kamu tidak membawa hal itu di dalam pekerjaan.. saya lebih mementingkan sikap profesional dalam bekerja dan satu lagi.. jangan panggil saya dengan sebutan mas.." ujar Askara dengan tegas dan langsung kembali menuju ke kursi kebesarannya.

Nala langsung terdiam mendengar dan melihat perubahan Askra antara disaat pertama kali ia bertemu dan saat ini. Sungguh sangat berbeda seperti dua orang yang memiliki dua kepribadian.
Nala yang masih tidak bisa berfikir jernih hanya terdiam dan terpaku. Image good atittude yang ia bentuk ternyata tidak berlaku. Maka sudah dipastikan selama ia magang di perusahaan ini hidupnya akan suram dan penuh dengan kegelapan.

"Sial!!! Jadi maksudnya dia berfikir gue akan memanfaatkan dia hanya karena gue uda nolongin dia begitu? Brengsek sekali anda.. cih!!! Dasar muka dua.." gumam Nala di dalam hati ia kesal setengah mati melihat Askra, yang awalnya ia merasa kagum kini berubah menjadi benci.

"Sial!! Jadi bertambah list cowok yang gue benci..oke gak masalah.. lo beruntung bisa masuk ke dalam list itu PAK ASKARA!!" gumam Nala di dalam hati sambil melotot ke arahnya Askara.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang