BAB 23

715 67 6
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Askara diam-diam menatap Nala yang hanya diam di atas ranjangnya. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu namun Askara tidak mengetahui dengan pasti apa yang saat ini Nala fikirkan. Sebagai atasan Askara merasa bersalah dengan apa yang terjadi dengan bawahannya.

"Eheemmm.." Askara mencoba memulai percakapan. Nala menoleh dengan tatapan meminta penjelasan.

"Saya mau bicara sedikit sama kamu.." ujar Askara.

"Tapi bapak barusan bicaranya banyak.." jawab Nala membuat Askara tersenyum ketir.

"Oke.. baiklah saya mau bicara banyak sama kamu.."

"Silahkan pak, gak ada yang larang kok.." jawab Nala tanpa basa basi. Gita mengerutkan keningnya melihat putri semata wayangnya itu terlalu cuek dengan atasannya di kantor.

"Anak itu, kenapa gak bisa sedikit lembut dengan atasannya sendiri.. kalau nanti dia kesulitan selama di kantor gimana.." gumam Gita di dalam hati.

Lola menyenggol lengan teman satu kantornya sambil melirik ke arah Askara. Lola curiga kalau atasannya itu sepertinya memiliki perasaan terhadap sahabatnya. Menimbang selama ini Askara selalu bersikap baik dengan Nala meski terkadang juga galak. Namun Lola meyakini kegalakan yang di tunjukan oleh Askara itu hanyalah kedok untuk menutupi segala perasaan yang ia miliki untuk sahabatnya itu.

"Lihat deh pak Askara.. mulai beraksi.." ujar Lola.

"Beraksi apaan sih.. ngaco kamu Lol.."

"Ihh.. gak peka banget sih lo.. lihat deh ekspresi pak Askara, ketara banget kan kawatir ke Nala.."

"Gausah bikin gosip deh Lol.. ntar kalau faktanya gak sesuai dengan apa yang lo fikirin.. yang ada ntar Nala jadi makin kesulitan loh di kantor.."

"Lo gak asik banget.. gak peka, lagian gue ini ngomong sesuai dengan apa yang gue liat kok.." ujar Lola kesal karena temannya tidak sepemikiran dengannya. Namun tetap saja Lola meyakini kalau atasannya itu benar-benar memiliki perasaan kepada Nala sahabatnya.

"Gue yakin 100 persen kalau pak Askara punya hati ke Nala.. wah.. Nala bakal di kejar dua cowok keren dong.." gumam Lola di dalam hati.

"Bapak mau bicara apa lagi pak? Bukannya soal kerjaan di kantor uda ada yang handle, sesuai dengan apa yang bapak bilang sebelumnya?" Tanya Nala yang penasaran dengan apa yang ingin di bicarakan oleh atasannya itu.

"Eemmm itu.. soal, anu... begini maksud saya.. soal kantor memang sudah ada yang menghandle.. tapi kalau soal hati belum ada yang menghandle.." jawab Askara.

"Maksud bapak? Soal hati? Hati siapa?" Tanya Nala semakin bingung.

Semua orang terdiam terpaku mendengar penuturan yang di ucapkan oleh Askara. Gita yang juga peka dengan maksud atasan putrinya itu seketika kaget mendengarnya. Lola juga ikutan ternga-nga, namun ia merasa menang karena tebakannya tidak salah. Askara benar-benar memiliki perasaan terhadap Nala.

"Bukan... bukan itu maksud saya.. saya cuma mau memperjelas sesuatu sama kamu.. kalau saya sebenarnya belum menikah.. jadi tidak seperti apa yang kamu fikirkan selama ini.. kalau begitu saya izin pamit kembali ke kantor.. untuk kamu semoga cepat sembuh dan segera kembali ke kantor.. permisi.." ujar Askara pamit pulang dengan terburu-buru. Bahkan ia sampai lupa pamit kepada Gita selaku ibunya Nala.

Nala semakin bingung saja dengan atasannya itu. Untuk apa ia memperjelas status yang ia miliki kepadanya. Padahal ia sama sekali tidak perduli apakah atasannya itu memiliki kekasih, istri atau jomlo sekalipun.

"Apaan sih.. lagian gue engga perduli juga mau dia jomlo atau punya istri sekalipun.." gumam Nala di dalam hati sambil menatap ke arah pintu ruangan yang sudah tertutup rapat. Namun tiba-tiba pintu itu terbuka kembali Nala melihat Askara masuk kembali ke dalam ruangan. Ternyata ia menyadari kalau sebelumnya karena terburu-buru ia sampai lupa pamit dengan Gita.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang