BAB 28

696 62 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

"Loh bapak kenapa bapak disini? Bukannya bapak minta saya yang datang kesini.." ujarnya sesaat ia melihat Askara berada di restaurant yang sama dengannya.

Nala sontak kaget dengan apa yang di katakan oleh laki-laki yang ia tau bernama Dadang. Laki-laki yang akan di kenalkan padanya, laki-laki yang ia ketahui adalah anak dari sahabat papanya. Lantas mengapa saat ini situasinya sangat membingungkan.

"Jadi kamu cewek itu?" Ujar Askara membuat Nala semakin kebingungan.

"Kok jadi begini sih pak.. saya jadi bingung, bukannya bapak kemarin yang minta saya pura-pura jadi bapak.. kenapa bapak malah datang kesini.."

Seketika Nala mulai paham dengan apa yang terjadi. Laki-laki yang akan di kenalkan padanya ternyata adalah atasannya sendiri. Askara meminta tukang kebunnya untuk menyamar menjadi dirinya. Beruntungnya tukang kebunnya memiliki paras yang cukup tampan. Ia berfikir bisa mengecoh wanita yang akan di jodohkan dengannya.

Sialnya ternyata yang akan di jodohkan dengannya adalah sekretarisnya sendiri. Wanita yang saat ini mulai membuatnya sakit kepala karena terus berputar-putar di fikirannya setiap hari.

"Anto kamu pulang sekarang.. biar saya urus semuanya sendiri.." ujar Askara meminta tukang kebunnya kembali ke rumah.

"Tapi pak.. tugas saya gimana.." tanya Anto dengan polosnya.

"Gagal.. tugas kamu berakhir Anto.. stop jangan bicara apa-apa lagi.. ini uang untuk kamu naik taksi.. cepetan kembali ke rumah.." jawab Askara sambil memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan kepada Anto.

"Saya naik angkot aja pak.. naik taksi mahal, lebihannya bisa buat traktir mang Asep bakso.." ujar Anto lagi.

"Terserah kamu.. mau naik delman pun terserah.. yang penting kamu pulang sekarang.. cepetan.." jawab Askara yang terus memaksa tukang kebunnya pulang. Nala menatap dengan penuh pertanyaan untuk atasannya itu. Askara menyadari akan hal itu, maka dari itu ia meminta Anto untuk segera pergi. Agar ia bisa menjelaskan semuanya dengan benar kepada Nala.

"Apa ini semua pak? Bisa bapak jelaskan kepada saya?" Tanya Nala.

"Emmm... itu.. boleh saya duduk.." jawab Askara.

"Silahkan lagian kursi itu di pesan memang seharusnya untuk bapak kan.." ujar Nala menyindir.

"Hahaha iya kamu benar.." jawab Askara canggung.

Nala masih terus menatap atasannya yang terlihat bingung dan canggung. Nala berfikir bagaimana bisa dunia sesempit ini. Laki-laki yang akan di jodohkan dengannya adalah laki-laki yang beberapa bulan ini selalu ia temui setiap hari. Ia tidak menyangka Tuhan membuat takdir begitu sedemikian rupa.

"Bapak kalau mau diem doang begini mending saya pulang aja deh.." ujar Nala yang hendak berajak dari duduknya.

"Eh.. tunggu.. tunggu.. jangan pergi dulu Nala.. kamu tidak mau mendengar penjelasan saya?" Ujar Askara mencegah Nala pergi.

"Kalau memang mau jelasin kenapa bapak diem aja dari tadi? Lagi puasa ngomong?" Jawab Nala lalu ia kembali duduk di kursinya.

"Bukan begitu.. saya cuma bingung mau menjelaskannya dari mana.." ujar Askara.

"Kalau begitu saya aja yang ajukan pertanyaan.."

"Kenapa bapak meminta orang lain untuk menggantikan bapak menemui saya?" Tanya Nala.

"Karena saya tidak menyangka kalau yang akan di kenalkan ke saya adalah kamu.." jawab Askara.

"Jadi maksud bapak, kalau bapak tau itu saya, bapak bakalan datang sendiri gitu?" Tanya Nala lagi.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang