BAB 20

918 78 2
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Bagas keluar dari mobil dengan Bya yang sejak tadi terus mengomeli Bagas yang tidak bisa menjaga adik iparnya. Bya sedih melihat Nala harus menjalani operasi hanya karena rebutan lelaki.

"Gas.. lo tunjukin arah jalannya.." ujar Bya menatap tajam ke arah gedung di hadapannya.

Bagas kebingungan dengan situasi saat ini, dimana ia harusnya ada dirumah sakit menemani Nala. Sekarang ia malah harus menemani sahabatnya bertemu dengan Vanya. Entah apa yang akan di perbuat Bya kepada Vanya. Bagas mendadak mengingat masa lalu dimana saat pertama kali ia bertemu dengan sahabatnya itu. Bya menghajar preman-preman kampus yang saat itu mengganggunya. Saat itu Bya terlihat sangat keren, hal itu lah yang membuat Bagas sangat menyukai sahabatnya itu.

"By.. kamu mau ngapain? Jangan bilang kamu mau.."

"Iya.. sesuai dengan apa yang lo fikirin Gas.." jawab Bya sambil berjalan dengan gagahnya. Semua orang menatap ke arah Bya dengan pandangan yang kaget dan aneh. Bagaimana tidak, Bya datang ke sebuah perusahaan dengan pakaian kerajaannya.

"Itu siapa sih ke kantor pake daster.." ujar salah seorang karyawan sambil menunjuk ke arah Bya.

Yap!!
Bya mengenakan daster rumahan yang selalu ia pakai dirumah. Maklum namanya juga ibu-ibu kalau dirumah pasti demennya pakai daster.

"By.. jangan yang aneh-aneh deh.. kamu uda jadi seorang ibu loh.. harus anggun.." ujar Bagas mengingatkan Bya. Mendengar teguran Bagas langkah kakinya Bya pun terhenti.

"Anggun lo bilang Gas? Lo lupa gue punya biang kerok di rumah tiga biji.. gimana gue bisa jadi ibu yang anggun kek putri kerajaan.. gue masih waras aja syukur Gas.." jawab Bya ngedumel sambil melanjutkan perjalanannya menuju ke ruangan atasannya Nala.

Bagas tidak bisa berkata-kata lagi ia hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi nanti. Bagas berharap tidak akan terjadi apa-apa dengan Vanya. Karena jika itu terjadi maka masalahnya akan semakin besar dan Vanya bisa saja membalikkan keadaan seolah-olah ia adalah korban dari tragedi yang terjadi.

Sesampai di depan pintu ruangannya Askara tanpa fikir panjang Bya langsung membuka pintu dengan sedikit keras. Hal itu membuat Askara yang sedang di mejanya kaget.

"Permisi.. apa bener ini ruangan atasan adik gue.. adik saya maksudnya.." ujar Bya.

"Maaf.. ibu ini siapa ya?" Tanya Askara bingung.

"Ibu? Saya baru berusia 25 tahun ya.. saya masih muda jadi jangan panggil saya ibu.. memangnya saya ibu-ibu.." jawab Bya ngedumel dan lupa statusnya apa.

Askara semakin bingung saja melihat wanita di hadapannya ini. Tampilan dengan menggunakan daster dan mengomel-ngomel tanpa ia tau tujuan dari kedatangannya apa. Saat Askara melihat Bagas berdiri di belakang Bya saat itu lah ia tau kalau adik yang di maksud adalah Nala.

"Maaf.. mbak ini kakaknya Nala?" Tanya Askara lagi.

"Ya iya lah.. pake nanya lagi.. mana itu perempuan yang uda bikin adik saya harus menjalani operasi.. mau saya kasih pelajaran dia.." ujar Bya sambil mengacak pinggang.

Askara kaget saat mendengar kalau Nala saat ini harus menjalani operasi. Ia tidak berfikir akan separah itu keadaan Nala saat ini.

"Maaf.. Nala harus di operasi? Apakah Nala keadaannya parah? Bagaimana keadaan Nala saat ini?" Tanya Askara yang mulai menunjukkan sikap kawatir.

"Bapak liat sendiri kan saya ada di hadapannya bapak.. bagaimana saya tau keadaan adik saya sekarang.. udah bapak gak usah banyak tanya.. yang saya tanya dimana perempuan itu.." ujar Bya yang semakin emosi.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang