BAB 44

529 36 0
                                    

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Drama soal Jean yang ingin naik pesawat pun akhirnya berakhir. Mereka sedang dalam perjalanan pulang menuju ke rumah. Namun sepanjang perjalanan Jean terlihat cemberut sejak tadi.

"Jean kenapa? Kok masih cemberut?" Tanya Bagas saat menyadari raut wajahnya Jean.

"Gapapa kok oom.. Jean gak kenapa-kenapa.." jawab Jean.

"Jadi kenapa cemberut gitu? Masih soal pesawat tadi? Kan kesepakatannya kita naik pesawat kalau uda tau tujuannya mau kemana.." ujar Bagas.

"Uda lah kak.. gausah di tanggapin banget, anak kecil kan moodnya memang suka berubah-rubah.. jadi biarin aja.. nanti baik sendiri.." ujar Nala.

"Yauda kalau gitu ada yang mau aku omongin sama kamu Nala.. bisa kamu pasang telinga baik-baik?" Ujar Bagas. Nala mengerutkan keningnya sambil menatap Bagas yang masih fokus menyetir.

"Kakak mau bicara apa?" Tanya Nala.

"Jadi pertama-tama kamu jangan lagi manggil aku dengan sebutan kakak.. nanti Jean pasti bingung.." ujar Bagas.

"Lalu.. Yang kedua.. Kamu mau kan nikah sama aku?" Tanya Bagas spontan tanpa embel-embel lamaran romantis.

Sontak Nala membelalakkan matanya mendengar perkataannya Bagas yang begitu mengejutkan. Walau kenyataannya Nala merasa pasti ia akan mendengar perkataan itu dari mulut Bagas atau dari mulutnya sendiri. Namun ia tidak menyangka akan secepat ini mendengarnya. Nala sedikit kebingungan bagaimana menjawabnya. Bagas masih menunggu jawaban darinya walau Bagas terlihat menunjukkan raut wajah yang santai. Namun hatinya pasti merasa gugup jawaban apa yang akan ia berikan.

"Ihh mama jawab dong ma.. itu oom Bagas nanya ke mama.." ujar Jean yang heboh karena ibunya masih terus saja diam. Bagas menyunggingkan senyumnya karena merasa beruntung. Tidak sia-sia selama ini ia mencoba untuk mendekati Jean terlebih dahulu. Ia memiliki sekutu yang cukup kuat untuk membantunya melancarkan keinginannya.

"Jadi ini lamaran?" Tanya Nala.

"Iya.. ini lamaran aku buat kamu.. ya walau gak ada momen romantis, dinner dengan sebuah bunga.. tapi aku dengan tulus mengajak kamu menikah Nala.. gimana? Kalau kamu memang masih mau mikir dulu ya gapapa aku terima dan aku akan nunggu jawaban dari kamu.." jawab Bagas.

"Aku mau.." ujar Nala tanpa fikir panjang lagi karena ia memang sudah merasa yakin dengan perasaannya sendiri.

"Ha? Apa? Aku gak denger, kamu bilang apa tadi?" Tanya Bagas yang masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.

"Aku mau.. mau nikah sama kamu.." jawab Nala lagi.

Bagas benar-benar tidak salah mendengarnya ia pun merasa bahagia bahkan ingin rasanya melompat girang. Namun saat ini ia sedang menyetir dan harus fokus.

"Yeesssss..." gumam Bagas yang merasa senang.

Nala tersenyum malu-malu melihat reaksi yang di tunjukkan oleh Bagas. Ia tidak berfikir kisah cintanya akan berakhir indah seperti ini. Saat dulu ia mengejar pria yang di sebelahnya itu cintanya langsung di tolak mentah-mentah hanya karena ia masih anak sekolahan. Namun kini pria itu lah yang ngotot mengejar cintanya.

"Jean.. oom Bagas bakalan resmi jadi papa kamu loh.. gimana? Kamu seneng gak.." tanya Bagas.

"Beneran oom? Beneran ma?" Jawab Jean memastikan. Nala menganggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Asyiiikkkkkk.. Jean akhirnya punya papa.. Asyiiiikkk.. nanti di sekolah Jean mau pamer ke temen-temen kalau sekarang Jean sudah punya papa.. horeeeeeee..." gumam Jean heboh karena merasa senang sudah memiliki seorang papa yang memang ia inginkan sejak lama.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang