BAB 38

920 63 9
                                        

JANGAN LUPA KLIK VOTENYA.

Bya sedang sibuk menyetrika pakaian ketiga anak kembarnya. Hari ini mbak-mbak yang biasanya menghandle pakaian anaknya sedang cuti pulang kampung. Maka dari itu ia mengambil alih tugas yang biasa di kerjakan oleh mbak.

"Apa??? Si Bagas udah ada di Indonesia? Bangsat sekali dia ya.. kenapa gak ngabarin kalau uda pulang kesini.." gumam Bya emosi sesaat suaminya mengatakan perihal sahabatnya.

"Heh sayang.. jangan ngomong gitu.." ujar Pak Abi.

"Aku kesel mas.. gimana gak kesel, dia uda bikin Nala gagal nikah..tapi dia malah kabur keluar negri.. di hubungi nomornya gak aktif terus bahkan selama lima tahun ini dia sama sekali gak kembali kesini.. ngehubungi aja gak pernah.. sekarang buat apa dia balik lagi malah sampai ketemu sama Nala.. ih bener-bener itu anak awas aja kalau ketemu bakalan aku smackdown dia.." jawab Bya yang terus saja menunjukkan emosi dan rasa kesalnya pada sahabatnya itu.

"Sabar sayang.. kamu itu lagi hamil loh jangan marah-marah terus.. kasian si dede yang di dalam perut.. kaget-kagetan dia mamanya ngomel-ngomel terus.." ujar pak Abi.

"Ah iya mas.. aku lupa... maafin mama ya sayang.. mama gak akan ngomel-ngomel lagi kok.. tapi kalau mama ketemu sama oom Bagas mama gak janji ya mama gak ngomel lagi.." gumam Bya sambil mengelus perutnya yang buncit.

Pak Abi menyunggingkan senyumnya melihat Bya yang saat ini tengah mengandung anak mereka. Awalnya mereka tidak berniat memiliki anak lagi setelah anak kembarnya lahir. Mengurus tiga anak kembar sekaligus saja sudah membuat istrinya kerepotan. Namun siapa sangka alat penghambat kehamilan yang di gunakan selama ini ternyata tidak bisa mengalahkan kekuasaan yang ALLAH miliki. Bya mengandung anak keduanya yang berjenis kelamin perempuan. Meski terkesan dadakan namun keduanya terlihat bahagia menyambut anak yang nantinya akan lahir kedunia dan membuat keluarga kecil mereka akan semakin ramai.

"Mas.. gimana nanti kalau si dede lahir aku sekalian di tutup aja peranakannya.." ujar Bya.

"Di tutup gimana?" Tanya Pak Abi bingung.

"Itu loh mas.. di tutup lah pokonya, aku juga bingung jelasinnya... nanti kan waktu lahiran di cecar.. nah di waktu operasi itu sekalian di tutup jadi kita stop punya anak lagi.. uada cukup empat loh mas.. masa ya nambah lagi nanti.." jawab Bya.

"Apanya yang di tutup ma?" Tanya Arsya yang tiba-tiba muncul.

Ketiga anak kembarnya mereka sudah menginjak bangku sekolah dasar. Mereka terlihat tampan dan juga cantik namun meski Alena terlihat cantik. Kenyataan bahwa ia menuruni sifat ibunya tidak bisa di pungkiri. Saat ini Alena sedang asyik bermain bersama sahabat-sahabat laki-lakinya di lapangan komplek.

"Ohh engga sayang.. bukan apa-apa.. kamu kenapa kesini? Gak main?" Jawab Bya.

"Engga ah ma.. diluar panas bikin keringetan.." ujar Arsya yang memang paling enggan keluar rumah. Tidak seperti saudara kembarnya yang selalu tidak betah di rumah.

"Kamu gak bosan di rumah terus? Alena sama Ardha itu main di lapangan.. kamu gak mau main sama mereka.." tanya pak Abi.

"Engga pah.. Arsya lebih suka di rumah.. di rumah tuh adem.. gak panas-panasan.. Arsya gak mau keringetan pah.." jawab Arsya.

Pak Abi dan Bya saling pandang tidak habis fikir melihat putranya itu. Arsya memang berbeda dia lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Saat di sekolah pun ia lebih fokus untuk belajar dari pada main. Berbeda dengan Ardha dan Alena keduanya malah menjadi ketua di genknya masing-masing.

"Al.... tangkep Al..."

Alena langsung siap sedia menerima bola yang akan di tunjukkan padanya. Dengan penuh semangat empat lima Alena menendang bola itu dan akhirnya.

RUN ON YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang