BARA membenarkan letak selimut yang membungkus tubuh adiknya. Bara mengecup kening adiknya yang tengah tertidur dengan wajah damainya. Ia mengelus surai hitam adik perempuannya dengan pandangan mengarah pada adiknya.
Cklek
Bara menoleh mendapati ayahnya yang berdiri di depan pintu kamar Ara. Bara bangkit dari tidurnya dengan berhati-hati memindahkan kepala Ara yang tertidur dengan berbantalan lengannya.
Direnc melangkah menghampiri tempat tidur putrinya."Ayah mau disini?" tanya Bara, ia mengerti jika ayah dan adikya membutuhkan waktu bersama apalagi setelah kejadian tadi.
"hm." Bara mengangguk mengerti. Dan berlalu melangkahkan kakinya keluar.
Direnc merebahkan dirinya disamping sang putri dan membawa anak perempuannya dalam pelukan hangatnya.
Cup
Cup
"Maaf, princess." ucap Direnc penuh sesal.
📖
Ara mengerjabkan mata saat silau matahari menerpa wajah cantiknya. Ia mendengkus kesal, merasa tidurnya terganggu. Ia bangun dari tidurnya, melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Beberapa menit kemudian, ia sudah rapi dengan pakaian sekolahnya. Ara mengambil tas nya yang sudah disiapkan, lalu keluar menuju meja makan.
"Selamat pagi, nona." sapa salah satu pelayan yang menghampirinya seraya mengambil alih tas yang ia bawa.
"Pagi, bibi." Ara membalas disertai senyum cantik miliknya.
"Mari nona, semua sudah menunggu anda." ucap sopan pelayan. Ara membalas dengan anggukan. Pelayan itu dengan setia mengikuti langkah kecil nona mudanya.
"Selamat Pagi." sapanya setelah sampai di maja makan.
"Pagi, sayang." balas mereka.
Ara menghampiri Buna nya dan mengecup pipinya, tidak lupa opa dan abangnya. Ia sedikit menatap ragu pada ayahnya, walaupun akhirnya mengecup singkat pipi sang ayah lalu berlalu pergi. Setidaknya itu untuk sapaan pagi ini. Direnc tersenyum tipis melihat tingkah putrinya, ia tahu jika putrinya masih cangging dengannya.
Sarapan pun dimulai dengan keheningan, hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Sedangkan Ara bermuka masam, saat abangnya satu ini terus saja menambahkan nasi goreng dari piringnya ke piring Ara.
"Abang." tekan pelan Ara menatap Iel sebal.
"Apa? Mau nambah lagi?" tanya Iel dengan tampang tanpa dosa.
"Ish, adek gak habis." ucap Ara berbisik.
"Makanya habisin, biar tinggi." balas Iel dengan berbisik pula. Ara menghembuskan nafas pelan. Tak lagi menyangga perkataan abangnya.
"Kenapa?" tanya Aarav menyadari raut bad mood adiknya.
Hanya gelengan yang Aarav dapat dari pertanyaannya. Aarav mengelus pelan rambut adiknya dan meneruskan sarapannya.
"Adek berangkat sama abang?" tanya Lia menyelesaikan sarapannya.
Ara sontak memandang Buna, "Bareng abang aja." bukan Ara yang menjawab melainkan Iel.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALARAYNA [ Tahap Revisi ]
Ficção Adolescente🚫[FOLLOW DULU SEBELUM BACA]🚫 🚫Beberapa part aku privat, jadi follow dulu.🚫 🚫Tidak mengizinkan adanya unsur plagiat barang sedikitpun🚫 ... Setitik air matanya terjatuh, dadanya sakit saat orang tersayangnya mengaaikan keberadaannya. Ara mengus...