"pokoknya lo harus dateng diacara ulang tahun gue." Kata seorang gadis SMA yang tengah duduk disalah satu bangku dikantin sekolahnya.
"Kapan acaranya?" Tanya gadis lain yang duduk bersebrangan. "Besok malem Aurora, pokoknya lo harus ikut." Jawab Friska sahabat baik satu satunya yang dimiliki oleh Aurora.
"Iya deh, kalau pagi soalnya gue nggak bisa. Lo tau kan gue harus kerja besok." Friska mengangguk-anggukan kepalanya pelan, Friska sangat tau apa yang terjadi dengan sahabatnya Aurora.
"Varo!!" Panggil Friska saat melihat sosok cowok berseragam SMA yang sama dengannya. Yang tak lain adalah kekasihnya sendiri, idola para siswi di SMA BHINEKA.
"Kenapa?" Tanya Alvaro yang berjalan mendekat kearah Friska dengan tiga temannya yang lain yaitu, Rafael, Lingga dan Calvin.
"Sini duduk." Kata Friska yang menarik pelan lengan Alvaro membuat cowok itu langsung terduduk di sampingnya. Sedangkan Aurora gadis itu hanya diam karena sejujurnya dirinya sudah sangat bosan melihat kemesraan antara sahabatnya itu bersama dengan sang kekasih namun mau bagaimana lagi dirinya juga harus tetap melihat kemesraan itu setiap waktu.
Sedangkan ketiga sahabat Alvaro hanya diam sambil memperhatikan Alvaro dan Friska yang sedang duduk bersebelahan di bangku kantin. "Ikut duduk ya Ra." Kata Rafael kepada Aurora. Aurora gadis itu hanya menganggukkan kepalanya pelan sambil tersenyum ramah ke arah Rafael salah satu sahabat Alvaro.
"Iya silahkan." Jawab Aurora dengan pelan. Sejujurnya Aurora sangat merasa dia tidak pantas berada di SMA BHINEKA yang rata-rata memiliki murid yang kaya raya, sedangkan dirinya hanya seorang murid yang bisa masuk ke sekolah ini dengan beasiswa.
"Nanti anterin aku ambil baju dibutik ya." Kata Friska kepada sang kekasih yang sedang duduk di sampingnya dengan ponsel di tangannya. Mereka berdua memang sudah menjalin hubungan sejak masuk SMA dan sampai sekarang mereka sudah naik ke kelas 3 SMA.
"Kalian semua juga jangan lupa dateng ya besok malem." Kata Friska kepada 3 orang yang duduk di hadapannya yaitu Rafael, Lingga dan juga Calvin.
"Tenang aja kali, kalau ada makanan mah kita semua datang apalagi gratis." Jawab Calvin sambil tersenyum kearah Friska yang mendapat tatapan aneh dari Alvaro.
"Santai aja kenapa sih gitu aja sewot." Kata Calvin yang menatap jengkel ke arah sahabatnya itu.
Setelah pulang sekolah Aurora segera pulang menuju ke rumahnya yang 1 tahun ini ia tinggali sendiri. 1 tahun ini Aurora memang tinggal sendiri di rumahnya karena kedua orang tuanya yang meninggal karena sebuah kecelakaan yang mengakibatkan dirinya harus hidup sebatangkara di kota sebesar ini.
Namun Aurora masih merasa bersyukur karena setidaknya dirinya masih mempunyai tempat tinggal peninggalan kedua orang tuanya dan juga biaya hidup serta biaya sekolahnya selama dirinya masih berada di SMA BHINEKA.
Saat pulang Aurora menggunakan angkutan umum yang akan mengantarkannya di depan gang rumahnya, Setelah turun Aurora berjalan kaki sekitar 150 meter dari jalan raya menuju ke rumahnya. Sesampainya di depan rumah Aurora segera mengeluarkan kunci yang berada di dalam tasnya kemudian membuka pintu rumahnya dengan pelan.
Aurora menatap ruang tamu rumahnya yang sedikit berantakan karena tadi pagi dirinya belum sempat membersihkan semuanya, "Ayo Aurora semangat." Kata Aurora yang memberikan semangat pada dirinya sendiri untuk melanjutkan hidupnya yang sebatang kara tanpa orang tua di sampingnya.
Dirin6 segera masuk ke dalam kamarnya kemudian mengganti pakaiannya menjadi pakaiannya lebih nyaman setelah itu memulai memunguti sampah yang berada di ruang tamu dan menyapu ruang tamunya dengan bersih, dilanjut dengan memasak makan siang di dapur rumahnya yang sangat sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Disaat Senja
Teen Fiction𝑺𝑸𝑼𝑬𝑳 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒌𝒖 𝑺𝒖𝒂𝒎𝒊𝒌𝒖 Kisah tentang Alvaro Galih Pratama, cowok berusia 18 tahun yang bersekolah di SMA BHINEKA. Alvaro adalah anak dari pasangan suami istri bernama Arga dan Alana, mempunyai sosok adik perempuan bern...