up buru-buru, jadi maaf kalo banyak kesalahan.
happy reading!
Allara berjalan lesu di taman kampus. Hari ini sangat membosankan dan melelahkan. Tapi akan berbeda cerita jika ia berada di rumah bersama suaminya tercinta. Sekalipun Kaiden menyebalkan, Allara tetap senang berada didekatnya. Siapa sih yang ngga seneng kalo deket-deket sama orang yang kita suka?
Allara suka Kaiden?
Sepertinya iya. Allara bukan cewek kebal. Setiap hari bersama Kaiden dengan segala tingkah lakunya membuat Allara mudah sekali untuk jatuh cinta pada laki-laki itu. Tidak ada salahnya jatuh cinta dengan suami sendiri kan? Lagipula, Kaiden dan perjodohan ini tidak terlalu buruk.
"Kaya orang gila aja lo, Ra" Ziva tiba-tiba datang lalu berjalan, mensejajarkan diri dengan Allara.
"Dateng-dateng udah ngehina. Apa salah dedek bang?"
"Najiss!"
"Oh...mau dicium? Sini-sini muaachh"
"ISTIGFAR GA LO?!" Ziva menjauhkan wajah Allara yang mendekat dengan bibir di manyun-manyun kan.
Allara terkikik. "Tenang aja, gue masih suka cowo kok. Apalagi Kaiden AAAAAA RASANYA GUE HAMPIR GILA!" Allara heboh sendiri. Lagak yang membuat Ziva heran sekaligus aneh. Kenapa sih?
"Lo udah suka sama suami lo itu?"
Allara tentu saja mengangguk. "Siapa sih yang ngga suka sama cowok ganteng kaya dia? Liat sekilas aja udah langsung suka. Apalagi tiap hari sama dia, kaya gue. Dari bangun tidur sampe tidur lagi sama dia" Allara mesem-mesem sambil menangkup pipinya. Perempuan itu membayangkan wajah Kaiden yang amat sangat tampan dengan kelakuan baik dan romantis.
"GAUSA BUCIN DEPAN GUE!"
"Iri aja lo jomblo"
--
"Ada keperluan apa dateng kesini?" tanya Kaiden pada Allara yang duduk di sebelahnya tapi pandangannya terfokus pada dokumen-dokumen di tangannya.
Siang ini Allara datang ke kantor Kaiden. Sebenarnya tidak ada yang penting, hanya ingin menemui Kaiden.
"Ngga tau" jawab Allara. Gadis itu menatap Kaiden lekat. Begitu suaminya menoleh, ia berkedip lalu memalingkan wajah.
Kaiden terkekeh. Sedikit menunduk mensejajarkan wajahnya dengan Allara lalu mengusap-usap kepala gadis itu. Hanya beberapa detik tapi mampu membuat Allara panas dingin ditempatnya.
"Orang itu, kalo mau kemana mana pasti ada tujuan" ujar Kaiden, kembali pada pekerjaannya.
"Kamu"
"Hm?"
"Tujuannya kamu" jelas Allara. "Aku kesini tu mau ketemu kamu, Kaiden. Masa gitu aja ngga ngerti sih? Lemot kamu mah"
Allara mengintip sekilas dokumen-dokumen yang sejak tadi diperhatikan Kaiden.
"Kaiden, kamu ngga pusing liat liat yang kaya gitu terus? Hurufnya kecil kecil, trus ada angka-angka nya, ih...."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLARA [TERBIT]
General FictionSuka kepada seseorang berarti harus siap dengan segala resikonya. Dikandang paksa menikah tidak pernah ada dalam perkiraan allara. Mulanya, ia setengah hati, tapi begitu tahu laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah seseorang yang ia cinta d...