haiiii
maaf banget ga bisa cepet up, tapi selalu di usahain kok
buat kalian yang lagi sekolah, atau apapun itu, semangat dan sehat sehat terus yaa
Happy reading
“Aku alergi coklat, Kaiden”
Kaiden menatap Allara yang tengah mengunyah makanan nya secara perlahan.
Detik berikutnya perempuan itu terkekeh. “Bercanda, bercanda”
“Ga lucu kalo bercanda bawa bawa penyakit”
“Apalagi kalo bawa bawa hati. Nanti jadi gelisah galau merana”
Kaiden dengan wajah datarnya. Laki-laki itu seperti susah sekali berekspresi. Allara jadi aneh sendiri. Untung sayang.
“Kamu mau tau sesuatu ngga?”
“Ngga”
“Mau, gitu. Bukan engga”
“Kan lo nanya, ya jawaban gue engga”
“Kaideeenn”
“Yaudah, apa?”
“Aku itu sebenernya ga suka manis, tapi anehnya kalo kalo kamu, aku suka banget”
Allara menutup mulutnya, dia yang gombal, dia juga yang salting.“Kamu ga salting gitu Kaiden? Atau kamu ngga merasakan getaran getaran apa gitu? Getaran cinta? Getaran cinta dari Allara, cielah”
“Getaran bumi yang gue rasain”
“Emangnya ada gempa ya?”
Kaiden menghembuskan nafasnya menatap Allara keki, sementara perempuan itu tertawa ngakak.
“Kamu lucu banget deh. Tapi lucuan aku sih. Iya kan?”
“Ya terserah lo aja. Cape gue”
“Kalo kamu cape” Allara mendekat, menyodorkan bahu lalu menepuk-nepuknya. “Bersandarlah di bahuku wahai baginda yang tampan rupawan membahana nan aduhai”
Allara menatap Kaiden sambil menaik turunkan alisnya. Ekspresi yang ditunjukan perempuan itu membuat Kaiden ingin menonjoknya. Ngga ding canda
Kaiden menyerahkan brownies pada Allara yang langsung diterima oleh perempuan itu.
“Stress gue”
—
Waktu sudah dini hari tapi Allara masih terjaga. Perempuan itu sesekali melirik Kaiden yang tertidur pulas di sebelahnya.
Mendudukkan diri, Allara mendekati Kaiden lalu meniup-niup kuping laki-laki itu. Tidak butuh waktu lama, Kaiden terbangun.
Laki-laki itu berdecak kesal, lalu berbalik menghadap Allara “Apa sih, Ra?”
Allara nyengir “Aku gabisa tidur”
“Trus?”
“Temenin sebentar aja boleh? Aku ga berani”
“Penakut”
“Bukan takut, cuma ga berani”
“Ya sama aja” Kaiden hampir saja menutup matanya jika Allara tidak menepuknya.
“Jangan tidur dulu”
“Gue ngantuk”
“Aku pengen ke toilet, kamu bisa anter?”
“Kaiden”
“Kaiden”
“Gue ngantuk, Allara. Bisa ga sih ga usah egois jadi orang? Ke wc aja harus dianter, lo itu udah gede, harus mandiri, jangan ngerepotin orang aja bisanya”
Allara terdiam. Apa yang dikatakan laki-laki itu benar.
“Kenapa diem?”
“Sariawan”
—
Kaiden menaruh jas nya di punggung kursi lalu duduk untuk sarapan. Ia melihat Allara tengah mencuci piring, posisi gadis itu membelakangi nya.
“Udah bangun?” tanya Allara. Basa basi yang sangat basi.
“Belom, masih mimpi”
“Oh...”
“Lo masak apa hari ini?”
“Itu yang ada di meja. Maaf sedikit karena kesiangan”
Kaiden mengangguk lalu mengambil makanan dan menyantap nya. Ia memperhatikan Allara yang baru saja selesai mencuci piring. Perempuan itu mengelap tangannya lalu mengambil paper bag dan menaruhnya di dekat Kaiden.
“Bekal makan siang. Aku ga bisa nganterin soalnya ada janji sama temen”
Kaiden mengangguk singkat. “Ziva?”
Allara menggeleng. “Temen SMA”
“Siapa?”
“Temen SMA”
“Ya namanya siapa, bloon”
“Rahasia. Kamu kepo banget, kaya dora”
“Pagi pagi udah nyari tiket ke neraka. Dosa tuh ngatain suami”
“Dosa ngatain istri”
“Lo lama lama gue tendang”
“Siapa takut?”
“Aku” lanjut Allara, nyengir seperti kuda.
“Kamu nanti lembur?”
Kaiden menggeleng.
“Semangat buat hari ini, buat besok besok nya juga, pokoknya semangat terus sayang nya aku”
“Tapi gue ga sayang sama lo”
“Yaudah, di cancel aja”
509word
jangan lupa vote, komen dan share ceritanya yaa
makasi banyaaakk
minggu, 7 agustus 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLARA [TERBIT]
General FictionSuka kepada seseorang berarti harus siap dengan segala resikonya. Dikandang paksa menikah tidak pernah ada dalam perkiraan allara. Mulanya, ia setengah hati, tapi begitu tahu laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah seseorang yang ia cinta d...