ALLARA'19

3K 122 2
                                        

   Allara menoleh mendengar langkah kaki.
Kaiden dengan wajah bangun tidur nya. Rambut acak acakan Kaiden membuat laki-laki itu terlihat sangat menggemaskan.

“Pagi Kaiden” sapanya sambil tersenyum.

“Pagi” balas Kaiden lalu mengambil minum.

“Susu dan cookies, hidangan manis dari orang manis seperti aku pastinya” Allara mengerling sambil menyodorkan cangkir dengan bagian pinggir berbentuk panda dan memeluk perutnya ya berisi cookies.

Kaiden menatap nya sebentar, beralih ke sebelah tangan Allara yang memegang mug berbentuk dino.

“Aku belanja waktu itu. Lucu kan? Aku punya satu lagi yang couple mau—”

“Iya, nanti aja. Sekarang waktunya sarapan” Allara mengangguk, Kaiden mengambil cangkir nya lalu menarik kursi dan duduk di meja makan, pun dengan Allara.

Allara menyodorkan piring berisi makanan yang ia buat. “Nasi goreng olaf, kalo elsa sama Anna nya nanti nyusul”

“Lo gabut?”

Allara nampak berpikir. “Engga, selebihnya iya. Lucu kan? Kalo kamu suka aku bikin gitu tiap hari”

“Ini apa namanya tadi?”

“Nasi goreng olaf”

“Lo gaada ide lain selain bikin boneka salju jelek ini?”

“HAH? Apa kamu bilang barusan?”

“Boneka salju jelek” jawab Kaiden menekan kan kalimatnya.

“Body shaming! Olaf aja ga pernah ngatain kamu manusia jelek”

“Ya karna dia ga bisa ngomong”

“Kata siapa? Kamu ga pernah nonton frozen ya? Olaf itu bisa ngomong tau! Lucu lagi. Udah kamu makan aja, rasanya enak kok, kalo ga enak muntahin aja ke aku”

Kaiden mengambil sendok lalu mencoba nasi goreng yang dicetak berbentuk boneka salju itu.

“Gimana, enak kan?” tanya Allara pada Kaiden yang tengah mengunyah makanan nya.

“Mau muntahin di mana?”

“Emangnya ngga enak?” Allara hendak mengambil sendok tetapi Kaiden menahannya.

“Enak, enak"

“Serius Kaiden”

“Iya serius, say—”

“Sssttt!” Allara langsung mencomot mulut Kaiden membuat perkataan laki-laki itu terpotong.

“Kamu pasti mau bilang sayang kan? Ga! Ga usah bilang bilang kata kramat itu, pokoknya jangan!”

Kaiden menyingkirkan lengan Allara. “Lo cuci tangan belom sih? Tangan lo bau bawang”

Allara langsung menarik tangannya dan mengendusnya. “Udah dicuci kok, cuma kurang sabun aja kayanya. Bawang kan aroma nya pekat banget” Perempuan itu nyengir pada suaminya. “Maaf maaf”

“Oh iya, sekarang udah bebas kok mau ngapain aja, tadi Ziva udah pulang soalnya.”

“Emang apa masalahnya kalo gue bilang sayang? Bukannya lo pengen gue gituin?” tanya Kaiden sambil melanjutkan makan nya.

“Ngga salah sih, tapi ya, setiap kamu bilang gitu rasanya disini tuh kaya....” Allara menaruh tangan di dada kiri nya. “Cenat cenut gitu. Terus juga suka tiba-tiba sakit perut, kuping juga panas trus suka deg deg deg gitu kenceng, aku jadi takut kena serangan jantung”

Kaiden terkekeh kecil. Sejak tadi ia tak lepas memperhatikan raut wajah Allara yang begitu serius saat menjelaskan.

“Itu salting namanya, Ra”

ALLARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang