haii
maaf baru bisa update, semoga tetep inget sama alurnya yaa.
Happy reading
Kaiden telah selesai berdoa, ia membalikkan badannya sedikit, agar berhadapan dengan Allara. Mereka baru saja selesai melaksanakan solat subuh berjamaah.
“Aamiin” Allara meraup wajahnya lalu menatap Kaiden
“Kenapa senyam-senyum gitu?” tanya Kaiden melihat ekspresi Allara.
“Engga” Allara mendekat lalu menyalami Kaiden.
“Mau ngapain?” Kaiden menjauh ketika Allara mendekatkan wajahnya.
“Cium kening. Biar lebih sosweet”
“Ra” peringat Kaiden. Raut wajahnya kentara sekali tidak suka dengan kelakuan Allara. “Stop bersikap kaya gitu bisa?”
“Lo lama-lama gue diemin makin menjadi. Ngga punya malu? Urat malunya udah putus? Atau ngga punya harga diri?”
“Gue diem bukan berarti gue terima aja kalo sikap Lo kaya gitu terus. Jujur, gue risi di godain, di gombalin, dibawelin sama lo. Lo emang istri gue, tapi belom sepenuhnya”
“Lo mau tau kenapa?” Kaiden menatap Allara. “Karna gue ga suka sama lo. Paham?”
“Paham pak guru” Kaiden menaikan sebelah alisnya. Ia pikir Allara akan membalas perkataannya, namun ternyata hanya seperti itu saja. “Aku sama sekali ngga ada niatan buat kamu risih. Tapi kan, ngga semua orang bisa nerima sikap aku. So, aku minta maaf banyak banyak kalo aku bikin kamu ngerasa ngga nyaman”
“Kamu mau maapin Aku, Kaiden?” Allara menatap tepat di kedua manik mata suaminya. “Maapin dong, please... Aku ga mau kena azab gara-gara jadi istri durhaka”
“Aku janji deh ngga bakal godain, gombalin, trus bawelin kamu lagi. Kalo kamu langgar, kamu boleh lakuin apa yang kamu mau. Gimana?”
“Gue paling ga suka sama orang yang ingkar janji”
“Iya, sayang” Allara mencoba meyakinkan walau ia sendiripun tidak yakin akan hal itu. “Apa? Itu kan panggilan, bukan gombal”
“Stop panggil gue sayang, Paksu, suami tercinta, atau apalah itu. Gue ngga suka dengernya, geli, jijik”
Allara mengangguk. “Siap laksanakan om!”
“Om?”
“Iya, om Kaiden” kekeh Allara. “Yaudah, aku mau masak dulu. Tapi, nanti jadi kan ke rumah bunda?”
“Jadi”
“Makasi, om Kaiden”
Kaiden berdecak. “Panggil Kaiden aja, ga usah pake om”
“Cocok tau, om Kaiden” Allara tersenyum jahil. “Yaudah, kamu mau ngapain aja terserah. Nanti aku panggil kalo makanannya udah jadi”
Kaiden beranjak, pun dengan Allara.
Perempuan itu melepas lalu melipat mukena dan sajadah nya.
“Ra” Panggilan itu mengurungkan langkah Allara.
“Kenapa?”
“Ngga cape?”
“Cape kenapa?” Allara baru mengingat sesuatu. Perempuan itu tersenyum lalu menggeleng.
—
“Kaideeen!” teriak Allara ketika makanan sudah siap. Ia sudah duduk di meja makan dengan segala lauk pauk yang dimasaknya pagi ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/303479627-288-k88998.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLARA [TERBIT]
General FictionSuka kepada seseorang berarti harus siap dengan segala resikonya. Dikandang paksa menikah tidak pernah ada dalam perkiraan allara. Mulanya, ia setengah hati, tapi begitu tahu laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah seseorang yang ia cinta d...