chapter pertama di bulan novemberr!!
jangan lupa vote, komen dan share ceritanya yaaa!
makasiii
Happy reading
"Masuk" ujar Kaiden ketika mendengar ketukan pintu. Laki-laki itu berada di ruang kerja, berkutat dengan laptop dan beberapa berkas. Meskipun tidak pergi ke kantor, ia tetap mengurusi pekerjaan nya, agar tidak menumpuk saat ia masuk nanti.
Pintu terbuka, Allara langsung menghampiri Kaiden. Membuat Kaiden memundurkan kursi kerjanya lalu mempersilahkan Allara duduk di pangkuannya.
Perempuan itu pun duduk sambil mengalungkan tangannya di leher Kaiden.
"Udah tidurnya?" tanya Kaiden sambil merapikan rambut Allara.
Allara mengangguk kecil lalu menyenderkan kepalanya di bahu Kaiden. Ia baru bangun, langsung mencari Kaiden.
"Kamu pasti cape ngurusin berkas-berkas sebanyak itu. Maaf ya, gara-gara aku sakit cape kamu jadi double cape nya"
"Engga. Ini udah tugas gue, gue udah terbiasa sama semua ini. Dan lo ga bikin gue cape, it's all my responsibility, right?"
"Iya tapi aku gamau ngebebanin kamu. Harusnya tadi kamu kerja-"
"Sstt" potong Kaiden. "Gue kerja juga buat lo, kan? Udah, jangan overthinking. Gue sama sekali ngga terbebani sama lo"
"Makasi Kaiden. Sayang kamu banyak banyak"
"Gue juga"
"Gue juga apa?"
"Sayang lo"
"Lo siapa?"
"Gue juga sayang lo, Allara"
Allara tersipu, darahnya berdesir hebat mendengar penuturan itu. Bodo amat dengan jujur atau tidaknya, Allara hanya ingin merasa senang dan disayang. Tanggal berapa sekarang? Sepertinya ini hari bersejarah bagi Allara karena kali ini, untuk pertama kalinya Kaiden mengatakan hal itu.
"How do you feel now? Udah enakan?"
Allara menegakkan kepalanya, menatap Kaiden sambil mengangguk singkat. "Jauuh lebih baik"
"Alhamdulillah"
"Tapi aku bosen dirumah terus seharian, Kaiden. Mau jalan-jalan"
"Kemana? LA? Singapore? Switzerland? Tempatnya indah banget, gue yakin lo suka"
"His, Kaiden... Aku cuma mau jalan jalan keluar rumah, bukan ke luar negeri"
"Allara, sekarang ini, gue ada di fase dimana, gue bisa beliin apapun untuk lo. Gue bisa memenuhi semua keinginan lo. Gue kerja keras dari dulu, buat siapa lagi kalo bukan buat keluarga?"
Allara tersenyum penuh makna. "Makasih, Kaiden"
"Jadi, mau jalan-jalan kemana?"
"Ke bazar? Aku mau jajan makanan yang banyak"
"Kan belom sembuh sepenuhnya, ngga boleh makan aneh aneh"
Allara cemberut. "Terus kemana?"
"Lo maunya kemana, hm?"
"Ke taman?"
"Taman mana?"
"Yang deket rumah aja"
"Jangan" ujar Kaiden. "Gue punya green house, kita kesana aja"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALLARA [TERBIT]
Fiksyen UmumSuka kepada seseorang berarti harus siap dengan segala resikonya. Dikandang paksa menikah tidak pernah ada dalam perkiraan allara. Mulanya, ia setengah hati, tapi begitu tahu laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah seseorang yang ia cinta d...