chapter pertama di bulan oktoberr
Happy reading
Biasanya, kalau Allara hendak ke kantor, perempuan itu pasti mengabari Kaiden, takut kalau suaminya sedang tidak ada dikantor atau ada urusan penting, tapi kali ini, pesan dan telepon dari Allara tidak mendapat respon membuat Allara yang baru menyelesaikan kelasnya langsung pergi untuk menemui suaminya.Allara sesekali tersenyum ramah pada orang-orang kantor yang menyapa nya.
Begitu Allara berjalan sampai di dekat pintu besar ruangan Kaiden, seorang laki-laki berpakaian rapi langsung berdiri Dan mendekati pintu.
“Selamat siang, Bu" sapa nya sopan.
“Siang, danis” balas Allara lalu membuka pintu membuat Danis meringis karena tidak bisa menahan Allara.
Allara terdiam beberapa saat begitu melihat Kaiden Dan seorang perempuan dengan posisi canggung. Perempuan itu berada diatas Kaiden yang terduduk, dan kepalanya menempel tepat di dada kanan Kaiden.
Allara tersenyum tipis. “Siang, Kaiden” sapanya mendekat.
Baik Kaiden pun perempuan itu langsung saling menjauhkan diri.
“Ini ngga kaya yang kamu liat” ujar Kaiden tenang sambil berdiri lalu merapikan jas nya.
Allara mengangguk, melirik perempuan di sebelahnya. “Karyawan baru ya?"
Perempuan itu tersenyum, mengangguk lalu menyodorkan tangannya. “Rafika”
“Kispray” Allara membalas uluran tangan perempuan itu sambil terkekeh geli membuat perempuan itu kentara canggung nya.
“Allara” tegur Kaiden
“Allara bernessia clairine. Senang kenal sama kamu, Rafika”
“Terimakasih, saya juga”
Allara melepaskan tangannya setelah bersalaman dengan Rafika.
“Dia sekertaris baru” ujar Kaiden, Allara mengangguk singkat menangapi nya.
“Kalau begitu, saya keluar dulu pak” Kaiden mengangguk membuat Rafika melirik Allara, tersenyum sekilas lalu pergi meninggalkan ruangan itu.
Allara menatap jas Kaiden yang terdapat noda lipstick.
Kaiden membuka jas, menyisakan kemeja putihnya. Mengeluarkan ponsel lalu menelpon seseorang.
“Ambil jas baru buat saya, sekarang"
Tut
“Kenapa harus dibuka? Bagus lah ada cap nya” ujar Allara lalu mendudukkan diri di sofa putih yang ada di ruangan itu.
“Ngga sengaja, Allara. Tadi Rafika jatoh” Kaiden mengikuti Allara, duduk di sebelah perempuan itu.
“Jatoh di atas badan kamu sampe nyium dada kamu gitu?”
“Engga sengaja”
Allara mengangguk.
“Kamu mau apa kesini? Makan siang bareng?”
“Iya, tapi kalo ngga bisa juga gapapa”
“Bisa”
“Permisi pak, maaf, meeting dimulai 20 menit lagi, semua berkas udah saya siapin di ruang meeting” ujar Rafika, perempuan itu muncul lagi membuat Allara kembali teringat kejadian beberapa menit lalu.
“Ya, nanti saya kesana" Rafika mengangguk, pergi lalu menutup pintu.
Kaiden menatap Allara, sedangkan perempuan itu menatap ke arah lain sambil memainkan jarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLARA [TERBIT]
Narrativa generaleSuka kepada seseorang berarti harus siap dengan segala resikonya. Dikandang paksa menikah tidak pernah ada dalam perkiraan allara. Mulanya, ia setengah hati, tapi begitu tahu laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah seseorang yang ia cinta d...