“Loh? Suami aku kok ilang?” Allara spontan membuka mata begitu sadar tidak ada siapa-siapa disampingnya. Bukan nya semalam ia tidur bersama Kaiden, lantas kemana laki-laki itu sekarang? Jangan-jangan yang semalem bukan Kaiden, tapi titisan iblis!Allara menggeleng, menepis pikiran buruknya yang tidak masuk akal, soalnya ngga muat. Perempuan itu lalu mengambil handphonenya diatas nakas untuk mengecek jam berapa sekarang.
01.14, kemana Kaiden dini hari seperti ini?
Allara ingin memanggil Kaiden tapi terlalu takut untuk keluar kamar. Ia yakin 200% kalau diluar pasti sangat gelap, karena setiap malam hampir seluruh lampu di rumah tidak dinyalakan.
“KAIDEEEEEEENNNN!” teriaknya. Di keadaan malam yang sunyi seperti ini, suara Allara terdengar sangat jelas.
Kaiden langsung terbangun, laki-laki itu langsung keluar kamar dan menghampiri istrinya. Jiah istri
Kaiden pindah karena ia tidak tahan dengan gaya tidur Allara yang tidak ada manis-manisnya.
“Ngga usah teriak-teriak bisa ga sih? Gue lagi tidur” ujar Kaiden begitu sampai di kamar Allara. Menyalakan lampu kamar, lalu berjalan menghampiri Allara yang cengar-cengir ditempatnya.
“Ya lagian, kamu kaya pakboy. Hobi ngilang”
“Siapa yang tahan tidur ketendang-tendang?” tanya Kaiden sambil laki-laki itu mendudukkan diri di sofa.
“Ngga ada lah. Lagian ngapain tidur nendang-nendang, emangnya main bola?”
“Tanya sama diri lo sendiri”
“Emangnya bisa?” Kaiden menghembuskan nafas. Ia melupakan fakta bahwa otak Allara masih 2G.
“Lo tidur gaada manis-manisnya”
“Emangnya aku le mineral? Aku kan, manusia. Tapi, kata mantan aku dulu, aku itu manis tauu. Dia aja sampe diabetes”
“Emang Lo punya mantan?”
“Punya lah, aku kan, imut lucu kiyowo, masa ga laku”
“Oh... Lo jualan?”
Allara sontak melempar bantal kecil didekatnya pada Kaiden. Omongan laki-laki itu sepele tapi sampai ke usus 12 jarinya.
“Muka gue anying” umpat Kaiden.
“Ya suruh siapa ngomong tu enteng banget. Mulut kamu tu, pedes tau ga sih?”
“Manis, cuma lo belom nyoba aja”
“Yauda, ayo, ayo, ciuman yuk” Allara memanyunkan bibirnya menghadap Kaiden membuat laki-laki itu bergidik. Spesies perempuan yang baru Kaiden temui. Sangat agresif.
“Bercanda loh... Ngakak banget muka kamu” Allara terkikik melihat ekspresi suaminya. “Tapi, tetep ganteng sih. Kamu ngga cape apa ganteng terus? Aku sampe cape mleyot tiap liat suami ku tercinta yang sangat sangat tampan”
“Kok ekspresi kamu biasa aja sih? Biasanya kan, kalo kata orang, cowok itu suka salting kalo dipuji ganteng. Tapi kok—OH! apa jangan-jangan kamu cewe? Kamu ngehode ya? Iya kan?”
Kaiden tidak tahu lagi bagaimana menghadapi Allara.
“Tidur”
“Mau tidur sama ayang. Sini dongg ayang aku tercinta muahh muah”
“Takut gue lama lama sama lo” Namun, laki-laki itu tak urung mendekat, naik bergabung bersama Allara diatas kasur.
Allara menggeser posisi nya agar cukup untuk mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLARA [TERBIT]
Fiksi UmumSuka kepada seseorang berarti harus siap dengan segala resikonya. Dikandang paksa menikah tidak pernah ada dalam perkiraan allara. Mulanya, ia setengah hati, tapi begitu tahu laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah seseorang yang ia cinta d...