ALLARA'39

1.5K 112 57
                                    


Happy reading

"Ngapain kamu malam-malam masih di sini?" tanya kaiden. Ia baru keluar ruangan tempat zoe dirawat lalu menemukan allara yang hendak masuk.

"Jenguk zoe?" Allara menjawab namun nada bicaranya seperti ingin mendapat jawaban.

"Zoe lagi istirahat. Saya ngga nerima orang lain terutama kamu, apalagi malam-malam kaya gini" ujar kaiden. Allara tau betul laki-laki itu menolak kehadiran nya. "Saya ga peduli kamu berkeliaran malem-malem, tapi bisa kan untuk sekarang kamu pikirin anak dalam kandungan kamu?"

"Aku kesini mau minta anterin pulang" balas Allara cepat. "Kita masih suami istri, kan? Berarti kamu masih bertanggung jawab atas aku, dong?"

"Ga akan ada yang culik kamu, Allara. Kamu juga bukan anak kecil yang kemana-mana harus dituntun"

"I know, tapi--emang ngga boleh kalo minta dianter pulang sama suami sendiri? Harusnya juga kan sama-sama pulang, bukan ngurusin pelakor"

"Allara" peringat kaiden. "Saya ga bisa anterin kamu karna zoe sendirian. Kalo dia bangun dan butuh sesuatu sedangkan saya ga ada disana, gimana?"

"Suster ada, kan?"

"Kamu juga punya supir, kan?"

"Ya tapi beda. Segitu ga maunya kamu nganterin aku? Siapa tau ini kali terakhir kamu nganterin aku. Kita kan mau cerai. Kalo udah cerai juga aku ga bakal ganggu kamu. Ga bakal minta dianter pulang, atau minta ini itu"

"Saya tetep ga bisa. Kamu paham sama bahasa manusia? Lebih baik kamu pulang daripada buang-buang waktu bujuk saya"

"Aku cuma mau dianterin sama suami, salah ya, kaiden?" Allara menatap manik legam milik suaminya. Tatapan berbagai arti itu saling menyatu. "Aku bukan cewek ga berperasaan, kaiden. Kalo kamu mau tau, aku cemburu sama zoe yang selalu jadi prioritas kamu, aku ngerasa--" Allara menjeda, membuat kaiden menatap menunggu apa yang akan perempuan itu ucapkan. "Lupain"

"Pulang sebelum makin malem" titah kaiden. "Jangan khawatir, saya akan suruh bodyguard buat jaga kamu. Supir saya juga ada di bawah kalo kamu ngga mau naik taksi"

"Aku bisa pulang sendiri" balas Allara. "Bilangin ke zoe, maaf dari aku. Semoga cepet sembuh, ya"

-

Allara menghembuskan nafas mengetahui lift yang akan digunakan sedang dalam perbaikan. Terpaksa, perempuan itu menuju lantai satu dengan tangga darurat. Untung saja ia berada di lantai dua rumah sakit.

Meskipun ia kesal dengan kaiden yang menuduh dan permasalahan baru yang menimpa rumah tangga nya, ia tetap kasihan pada zoe. Pun merasa bersalah. Sepertinya memang apa yang kaiden katakan benar. Allara tidak becus menjaga zoe.

Pintu tangga darurat yang baru saja tertutup kembali terbuka, derit nya membuat Allara menoleh.

-

"Maaf buat semuanya, zoe. Aku lalai menjaga kamu" ujar keiden, menatap zoe lekat.

"Gapapa. Aku tau kamu lagi kerja. Kan hasil kerja nya buat aku juga"

"Siapa lagi selain kamu"

"I love you"

"I love you more" balas kaiden. Laki-laki itu mendekat pada zoe yang terduduk di ranjang rumah sakit hingga zoe bisa merasakan deru nafas laki-laki itu. Zoe memejam, ia menikmati ciuman dari kaiden.

Semakin lama hingga udara berubah panas bagi kaiden. Laki-laki itu terus menuntut zoe, hingga membuat zoe terbaring.

Kaiden benar-benar dibutakan nafsu malam ini.

-

Dalam setengah kesadaran nya, Allara menatap laki-laki bermasker dan topi hitam senada yang perlahan menjauh. Entah siapa dan permasalahan apa yang membuat laki-laki tersebut melukai dirinya. Sekujur tubuh Allara kini perih-nyeri. Perempuan itu terbatuk, memegangi perut nya sembari berdoa agar tidak terjadi apa-apa pada bayi dalam kandungan sebelum semua berubah menjadi gelap.

551 words


mau nanya dulu, kalian tim happy or sad ending?


16 januari 2023




ALLARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang