ALLARA'22

2.5K 118 27
                                    


Happy reading

  “Kaiden?”

Allara menatap Kaiden, sedikit tidak percaya atas perlakuan suaminya itu. Tidak ada respon apapun dari Kaiden membuat Danis dan seorang security hendak memegang tangannya tetapi segera ditepis.

“Saya bisa keluar sendiri" ujar Perempuan itu. Ia menatap Kaiden, banyak perkataan lewat tatapannya yang sulit diartikan. Dirapihkan nya barang bawaan yang ia bawa lalu keluar dari ruangan tersebut.

Kejadian siang tadi masih belum bisa Allara lupakan. Mungkin ia memang salah, tak seharusnya memaksa Kaiden untuk menuruti kemauannya. Apa yang dikatakan laki-laki itu memang benar, tetapi Allara juga merasa benar atas tindakannya. Ia hanya mencoba bersikap seperti seorang istri yang bertanggung jawab atas suaminya.

“Kalo ngelamun trus tugas lo ga bakal selesai” ujar Ziva, membuat Allara kembali tertarik ke dunia nyata. Perempuan itu datang membawakan segelas coklat hangat untuk Allara, menaruhnya di meja. Udara malam yang dingin di balkon kamar sangat cocok dengan minuman hangat itu. Ya... Allara akui jika ia tergoda.

“Lagian siapa yang ngelamun?” tanya Allara, mengambil segelas coklat hangat lalu menyeruputnya pelan.

“Lo itu ga jago boong” balas Ziva, mendudukkan diri di sebelah Allara. “Mau bilang ga usah dipikirin tapi pasti kepikiran. Gue ga nyangka banget suami lo bisa sejahat itu omongannya”

“Namanya juga orang emosi”

“Ya tapi ga gitu juga kali, Ra. Kaya bukan ke istri aja. Padahal kan dia apa-apa sama lo”

“Lo tai sendiri kan, Ziv—”

“Tau, Ra. Lu ngomong aja typo, pantes ulangan remedial mulu. Kalem kalo mau ngomong, takut banget keduluan” ujar Ziva, ngakak mendengar kesalahan Allara.

“Kepeleset dikit lidah gue” ujar Allara. “Tugas gue kenapa ga surut surut ya? Kaya kasih sayang orang tua aja”

“Ya karna lo jarang nugas, mageran. Sekarang aja bilang nya mau nugas, taunya ngelamun kan?”

“Laptop lo lemot, Ziv”

“Yeh, kampret! Udah dikasi pinjem juga”

“Anter gue deh, mau ga?”

“Ngapain? Jangan bilang mau beli laptop baru”

“Ya trus mau kemana lagi?”

Kaiden duduk sendirian di kursi meja makan dengan ponsel di genggaman nya. Laki-laki itu menatap room chat nya dengan Allara. Detik berikutnya berganti menjadi panggilan masuk.

Itu Zian, adiknya. Tidak berfikir panjang lagi, Kaiden langsung mengangkatnya.

“Halo, bang”

“Kenapa?”

“Mama bilang mau ke rumah lo. Lo lagi ada di rumah kan?”

Kaiden terdiam. “Gue di kantor”

“Boong!” balas Zian. “Ini gue di kantor lo. Jangan kemana-mana dulu, Mama mau liat menantu katanya”

ALLARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang