satu part sebelum ending
sudah siap dengan akhir cerita ini? aku harap ngga mengecewakan kalian yaa.
tim sad ending cungg☝
Happy reading
“Makanya bang, jangan suka berantem. Buat apa sih berantem-berantem, ngga ada gunanya. Sakit yang ada”Celoteh allara sembari mengobati luka memar di wajah faru. Allara hendak istirahat, tetapi sebelum masuk ke kamar, ia melihat faru dengan wajah terluka di dapur. Berakhir membawa faru ke balkon dan mengobatinya. Bagaimanapun faru ini abangnya. Kendati kesal dengan faru, allara tetap peduli.
Sedikit kaget sebenarnya, setelah faru memberitahu dengan siapa ia berkelahi. Pantas saja tadi kaiden menghampirinya dengan wajah yang sama—penuh lebam.
“Tadi siapa yang menang, bang? Awas aja udah ngajak gelut tapi lo yang kalah. Malu-maluin”
“Ga ada sejarahnya gue kalah”
“Sombong amat”
“Gue ngga merestui kalo sampe lo rujuk sama kaiden”
Gerakan tangan allara terhenti. “Why?” Kemudian kembali mengoleskan salep memar.
“Gue engga merestui.” tekan Faru.
“Ya iya, ngga merestuinya itu kenapa?” Allara meletakan peralatan. Sudah selesai.
“Engga aja”
“Bang, kalo gue tonjok lagi lo marah ga?”
—
Kaiden melempar asal kunci mobilnya, mendudukkan diri di tepi ranjang.
Ia harus bagaimana? Allara pasti makin membencinya. Apa yang ia lakukan memang salah. Tak seharusnya kaiden sekasar itu. Dan, darimana faru mendapatkan vidio itu?
“AARRGHHH” Kaiden mengacak rambutnya frustasi.
Ia harus menemui allara secepatnya. Malam ini juga.
—
Allara melenguh, perlahan membuka matanya. Pandangan perempuan itu langsung tertuju pada jam dinding di tembok kamar. Pukul satu dini hari. Siapa yang mengetuk jendela? Maling? Berani sekali memanjat. Allara tidak lupa jika kamarnya berada di lantai dua.
Perempuan itu mengumpulkan kesadaran, sembari menimang-nimang. Lihat atau tidak? Ketukan itu masih terdengar hingga sekarang.
Apa keluar kamar terus suruh bang faru aja ya, yang ngecek?
Ditengah lamunan nya, dering ponsel membuat allara terperanjat. Allara mengambil ponsel dari atas meja, melihat siapa si penelpon.
“Kaiden? Ngapain lagi dia nelpon jam segini” Tapi tak urung mengangkatnya.
“Bukain pintu balkon, diluar dingin”
Allara mengerutkan kening lalu berjalan mendekati pintu penghubung balkon dan kamarnya. Menggeser tirai dan benar saja, kaiden berdiri disana.
Mematikan sambungan telepon, allara bergerak membuka pintu.
Kaiden langsung memeluk perempuan itu, tetapi allara memberontak.
“Sebentar aja, Ra. Sebentar aja” Allara menghembuskan nafas perlahan. Membiarkan kaiden memeluknya.
Hoodie yang dikenakan kaiden membuat allara juga merasakan kehangatan.
Kaiden memeluk erat perempuan itu. Cemas, gelisah, rasa bersalah seolah hilang dalam hitungan detik. Pelukan itu selalu jadi penenang bagi kaiden pun allara.
Namun, malam ini pelukan itu rasanya berbeda bagi allara. Jantungnya berdebar kencang, tapi bukan bahagia. Allara merasa sesuatu menikam jantungnya membuat denyut menyakitkan.
“Sorry” bisik kaiden tepat di samping telinga allara.
“Gue ngga pernah seserius itu sama zoe. Perempuan gue cuma lo, allara. Tolong percaya sama gue”
“Gue selalu percaya sama lo” Allara menjeda. “Sebelum lo berhubungan sama zoe”
“Engga, Alla. Niat gue sama zoe ngga lain cuma buat melindungi lo”
“Tapi lo menyakiti gue, kaiden”
“Maaf. Maaf, allara.”
“Percuma kaiden”
Kaiden semakin erat memeluk perempuan itu. Sejenak allara merasa tubuh laki-laki itu bergetar. Kaiden menangis?
“Gue ngga mau kehilangan lo, gue mohon, allara. Jangan sama aariz, gue bisa memperbaiki semuanya, gue akan melakukan apapun yang lo mau, asalkan lo mau balik sama gue”
“Gue nyesel”
Insting allara bergerak mengelus punggung laki-laki itu.
“Aku sayang kamu, kaiden. Tapi aku ngga mau harus terluka untuk yang kedua kalinya” Allara melepas pelukan, menangkup wajah kaiden lalu menghapus jejak air mata di pipi laki-laki itu.
“Be happy, kaiden. Kamu harus bahagia dengan atau tanpa aku” Tatapan sayu allara seolah menjelaskan bahagimana perasaan perempuan itu.
Kaiden ingin menolak, tetapi sepertinya allara benar-benar tidak bisa kembali kepadanya. Bisakah ia menerima apa yang selama ini ia tanam?
Selamat menikmati, kaiden.
580 words
romansa di masa putih abu bersama guru ekonomi?
jangan lupa mampir ke cerita baru aku yaaaaaaaaa preen [kiss]
minggu, 12 feb 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLARA [TERBIT]
General FictionSuka kepada seseorang berarti harus siap dengan segala resikonya. Dikandang paksa menikah tidak pernah ada dalam perkiraan allara. Mulanya, ia setengah hati, tapi begitu tahu laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah seseorang yang ia cinta d...