sebelum baca, vote nya jangan lupaaa yaaa
terimakasihhh
Happy readingKaiden menatap genggaman nya pada Allara. Tangan dengan telunjuk terpasang oksimetri nadi itu terasa hangat.
Kaiden akan membicarakan semuanya dengan Allara. Membahas prahara rumah tangga yang kini semakin rumit. Seharusnya, ia senang mendapat perintah bercerai—agar bisa leluasa dengan zoe, tapi entah kenapa hati mendadak enggan.
“Masih belom sadar?” Faru memasuki ruangan, dilihatnya allara lalu beralih ke monitor EKG. Sudah dua jam sejak prediksi dokter Allara akan segera siuman. “Panggilin dokter”
—
Kaiden dan faru diminta untuk menunggu di luar ruangan selagi allara diperiksa. Keduanya sama-sama dihinggapi gundah dan khawatir.
“Kaiden” panggil Faru membuat kaiden menoleh, menatap satu sama lain.
“Gue mau lo bener-bener merealisasikan apa yang gue minta tadi siang. Jangan khawatir, gue bisa menjamin kesejahteraan dia”
“Gue ga bisa” Kaiden mengalihkan pandangan. Menatap lantai rumah sakit sembari menautkan jemari. Lengan nya bertumpu pada kedua paha. Pikiran kaiden benar-benar tidak karuan sekarang. Seolah semua yang ada hanya permasalahan. Rasa bersalah kian mendominasi, kaiden tidak tahu apa pendapat dan keputusan allara. Apakah mereka akan benar-benar berpisah? Lalu bagaimana dengan berita di artikel? Perceraian mereka akan memvalidasi hal tersebut.
“Sejujurnya gue kaget pas tau Allara punya suami. Gue merasa ngga dianggap sama keluarga sendiri karna pernikahan dia disembunyikan dari gue. Gue kecewa, tapi lebih kecewa ketika tau Allara ngga bahagia atas pernikahan dia. Terlantar, diperlakukan semena-mena sama suaminya sendiri. Dan yang paling disayangkan, dia nyembunyiin semua perangai busuk lo dari keluarga. Kalo bukan karna allara lagi sakit, gue udah habisin lo, kaiden” Faru tersenyum tipis. “Gue selalu berusaha membahagiakan dia, sedangkan lo malah bersikap seenaknya seolah dia ga punya perasaan. Gue ngga pernah ketemu laki-laki sejahat dan semengerikan lo sebelumnya”
—
Pertemuan keluarga dilakukan guna membahas problematika rumah tangga allara dan kaiden. Tidak seperti biasanya, atmosfer dalan ruangan berhighceiling itu diselimuti tegang dan canggung.
“Saya benar-benar minta maaf atas nama anak saya dan keluarga, Gardan” Mahatma membuka suara. “Kami ngga pernah nyangka dia bisa bersikap seperti itu. Kami rasa, semua permasalahan ini memang dipicu kaiden”
“Montefalco group juga terkena imbasnya, saya harap anak kamu bisa segera menceraikan anak saya dan menyelesaikan permasalahan ini. Saya ngga akan memberikan kesempatan kedua. Kesalahan kaiden benar-benar fatal, dia menyepelekan kebahagiaan putri saya. Kalian tau niat saya menikahkan allara dengan kaiden pun untuk merealisasikan keinginan dia sejak smp, untuk kebahagiaan Allara. Saya tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Bisa saja allara yang membuat kaiden selingkuh, tapi saya tetap ingin perceraian mereka segera dilakukan. Saya juga sudah menyiapkan calon baru untuk Allara”
“Calon baru?” beo Halen. “Apa ngga terlalu berlebihan, Gardan? Aku rasa terlalu cepat kalo allara nikah lagi. Kalo misalkan mereka beneran cerai terus berita pernikahan allara nyebar, bakal banyak rumor beredar. Besar kemungkinan orang beranggapan perceraian mereka diakibatkan perselingkuhan”
“Memang itu yang terjadi sekarang”
Halen terdiam. Benar juga. Hal tersebut sudah terjadi. Kaiden yang diberitakan selingkuh.
“Saya harap proses perceraian dipercepat, Mahat”
Mahatma mengangguk. “Jangan sampe ada perselisihan diantara kita. Terlepas dari itu semua kita tetep sahabat”
—
Decit pintu membuat Faru dan allara kompak menoleh. Faru menaruh mangkuk ke atas overbed table, ia baru selesai menyuapi allara.
“Jangan lupa minum. Gue keluar sebentar” Faru tahu saat-saat seperti ini sangat penting bagi mereka untuk berkomunikasi. Kendati kesal dengan perangai kaiden, ia tetap ingin yang terbaik untuk keduanya.
Faru mengusap puncak kepala allara lalu keluar ruangan membawa bekas makan malam perempuan itu.
“Maaf” ujar kaiden, penuh penyesalan. Laki-laki itu mendekati allara membuat allara memalingkan wajahnya.
Allara terpukul atas apa yang menimpanya. Kehilangan anak yang selama ini ia nanti-nanti. Dan semua itu karna kaiden, karna suaminya sendiri. Sebenarnya allara tidak mau menyalahkan kaiden, tetapi feeling nya begitu kuat menuduh kaiden atas apa yang terjadi.
“Banyak hal yang mau saya bicarakan, Allara”
“Aku udah baca artikel nya” Allara kemudian menatap kaiden. “Selama ini aku masih bisa maapin kamu, aku masih bisa terima kelakuan kamu, tapi kalo sampe kamu 'berhubungan' sama dia, aku ngga bisa lagi, kaiden”
Allara menahan sakit akibat tarikan infus di lengan nya, perempuan itu melepas cincin pernikahan, mengambil tangan kaiden dan meletakan nya disana. “Kita akhirin, ya?”
“Aku udah bener-bener cape, kaiden. Kamu juga kemaren bilang mau urus perceraian, kan? Aku ngga akan minta negosiasi, aku ngga akan bujuk kamu buat batalin perceraian lagi. Sekarang udah ngga ada alesan aku bertahan sama kamu. Anak kita udah ngga ada”
Gurat kesedihan kentara dalam ekspresi Allara membuat kaiden semakin marah atas dirinya sendiri. Laki-laki meraih itu tangan allara, tetapi sang empu langsung menariknya, tidak mau digenggam.
“Aku sayang sama kamu, Allara. Semua yang aku lakukan demi melindungi kamu. Zoe, bakal lebih kejam kalo sampe tau aku menolak dia karna kamu. Aku ngga mau kamu terluka, tapi nyatanya sikap aku tetep bikin kamu seperti sekarang. Aku merasa gagal jadi suami, aku laki-laki brengsek yang melepaskan diri dari tanggung jawab. Maaf. Maafin aku, Alla. Aku tarik semua ucapan aku kemarin. Aku ngga bisa pisah sama kamu”
“Sebelumnya aku selalu ngasih kamu kesempatan, kaiden. Tapi ngga pernah kamu pergunakan dengan baik. Kamu pake kesempatan itu buat mengulang kesalahan yang sama. Sekarang, aku udah kehabisan itu. Aku berhak bahagia. Aku mau bahagia dengan atau tanpa kamu. Lagipula, ngga ada yang harus kamu khawatirin lagi, kan? Keluarga udah setuju kita cerai. Semuanya udah terbongkar, kaiden. Semua hal yang kita sembunyiin, sekarang semua orang tau. Semua orang tau kamu yang sebenarnya”
“Bahagia aku cuma di kamu, Alla. Semua ngga seperti yang kamu pikir dan lihat. Aku ngelakuin semua itu demi kamu. Aku ngga mau kamu kena imbas kejahatan zoe”
“Aku disini juga karna zoe. Jevan, mantan pacarnya zoe kan?”
Darimana allara tahu itu semua? Kaiden bahkan baru mendengar hal itu.
“Jevan marah sama kamu karna kamu ngambil zoe, tapi dia ga bisa berbuat ke kamu karna takut zoe marah sama dia. Tetep, imbasnya ke aku dan anak kamu sendiri” jelas Allara. Faru, memberitahunya semua hal yang terjadi. Meskipun hatinya sakit mengetahui hal tersebut, tapi allara yakin faru melakukan itu agar allara tidak salah kaprah. Demi kebaikan ia sendiri.
“Kamu—”
“Aku ngga mau dengerin apapun lagi dari kamu. Bisa kan kamu keluar sekarang?”
1000 words
minggu, 22 janruari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLARA [TERBIT]
General FictionSuka kepada seseorang berarti harus siap dengan segala resikonya. Dikandang paksa menikah tidak pernah ada dalam perkiraan allara. Mulanya, ia setengah hati, tapi begitu tahu laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah seseorang yang ia cinta d...