ALLARA'32

1.6K 104 8
                                    

 
Happy reading

    “Gue ga suka lo deket-deket sama cowo lain even dia abang lo”

Allara mengangkat tangan lalu membentuk seperti sedang berbicara. “Gue ga suka lo deket-deket sama cowo lain even dia abang lo” ujarnya meniru kan, suara perempuan itu pun turut diberat-beratkan layaknya laki-laki. “Huh! Bacot”

Kaiden menatap Allara tidak percaya atas apa yang baru saja diucapkan perempuan itu. “Sejak kapan lo berani kasar sama gue? Sejak jalan sama cowok itu?”

Allara menghela nafas, menatap lekat suaminya. “Trus gimana kalo gue juga ga suka lo deket-deket sama cewek lain? Harusnya imbas dong, adil”

“Jangan bawa-bawa zoe”

“Helloooo! Lo yang duluan melibatkan dia di hubungan ini kenapa jadi lo yang marah kalo gue bahas zoe? Wajar dong kalo gue bahas pelakor”

“Allara—”

“Yang pelakor itu gue, yang benalu itu gue, karna lo ga suka sama gue dan lo nikahin gue demi kepentingan sendiri. Itu kan yang mau lo bilang?” sela Allara. Prediksi perempuan itu sama sekali tidak meleset membuat kaiden heran. Apakah Allara bisa membaca pikiran nya?

Perempuan bernama lengkap allara bernessia clairene itu menghembuskan nafas lelah. “Gue rasanya udah capek, kaiden. Tiap hari ribut sampe ga tau tempat kaya sekarang”

“Gue ga bakal ribut kalo lo ngga mancing”

“Lo liat gue sekarang, bawa kail? Bawa umpan? Bawa ember? Engga kan? Aneh lo”

“Lo yang aneh”

“Nyenye” balas Allara. “Udah lah, gue mau kesana lagi. Bay!” Perempuan itu langsung pergi begitu saja.

“Sejak kapan kamu tinggal sendirian, Alla?”

“Baru-baru ini. Alla capek kalo bolak balik dari kampus ke rumah, kan jauh. Jadi Alla ngambil apart disini biar deket”

“Abang rasa sama jauhnya”

“Iya—engga, beda! Beda banget. Kalo dari rumah ke kampus jalan nya muter-muter, kalo darisini engga”

“Yaudah. Hati-hati. Jangan bawa cowok ke rumah, jangan aneh-aneh juga. Kalo butuh sesuatu telpon, okay? I always here for you”

“Iya, iya, iya. Terimakasih perhatian nya kakanda”

“Kamu selalu lucu”

Allara merasakan sakit yang teramat di perutnya. Seperti keram tetapi berbeda. Ia butuh bantuan. Allara tidak mungkin menelpon keluarga terutama Faru, bisa jadi masalah besar. Ziva juga sedang di luar kota karna nenek nya sedang sakit. Yang menjadi masalah utama adalah kaiden tidak bisa dihubungi saat ini. Entah apa yang sedang dilakukan laki-laki itu. Habis kuota mustahil sekali bagi seorang kaiden montefalco.

Dengan tangan gemetar Allara kembali menelpon kaiden setelah 7 kali percobaan.

“Gue lagi sama—”

“Gue butuh lo, please” sela Allara.

“Kenapa?”

“Bisa ke apart gue sekarang?”

Allara menatap langit-langit UGD. Perempuan itu baru selesai ditangani oleh dokter.

Kaiden mendekati bangsal dimana allara terbaring. “You pregnant?”

ALLARA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang