Happy readingKaiden memang mengatakan jika allara mandiri. Namun meskipun begitu ia tetap mengantar allara pulang meskipun allara sudah menolak nya.
“Gue pasang sendiri” sela allara ketika kaiden hendak memasangkan seat belt untuknya.
Namun hal itu tidak membuat kaiden mengurungkan niat, laki-laki itu tetap memasangkan seat belt untuk allara.
Di perjalanan mereka sama-sama terdiam. Baik allara pun kaiden sama-sama enggan memulai pembicaraan.
Allara mengetuk-ngetuk jari pada tas selempang yang ia pakai. Ia termasuk orang yang tidak bisa diam. Dihadapkan dengan situasi seperti ini tentu disfavor.
Hanya butuh 20 menit untuk sampai di apartemen allara. Mobil hitam milik kaiden kini terparkir di halaman apartment.
“Thanks udah nganterin pulang”
“Udah tugas gue sebagai suami”
Tugas sebagai suami konon. Cih! Allara jijik mendengarnya.
“Lo bisa langsung pulang. Istri lo nungguin kan?”
“Lo tinggal sama siapa?”
“Sendirian”
“Gue bisa kirim pembantu buat nemenin dan bantuin lo”
“Ngga usah” timpal Allara cepat. “Sendiri juga gapapa. Lebih baik bagi gue”
“Yaudah”
“Ya udah? Ya udah doang? Bajingan satu ini....” umpat allara dalam hati. Bilang saja allara payah karna tidak mempunyai nyali berkata seperti itu kepada kaiden.
“Ada lagi yang mau diomongin?”
“Engga” jawab kaiden membuat allara mengangguk kecil. Saat perempuan itu hendak membuka pintu mobil kaiden memanggil allara membuat ia kembali menatap laki-laki itu.
“Katanya ga ada lagi—”
“Gue mau lo beradaptasi sama zoe” sela Kaiden. “Gue mau lo nerima dia. Nerima posisi dia. Bisa?”
“Gue pikir-pikir dulu”
“Bisa atau engga?”
“Gue pikir-pikir dulu, kaiden. Kan udah dijawab”
“Opsi nya cuma bisa atau engga”
Allara menatap retina hitam legam laki-laki di hadapan nya. “Engga” ucap nya. “Pasti susah dan berat banget bagi gue. Gue ga mau nambah beban hidup lagi. Dia muncul diantara kita itu udah lebih dari cukup, kaiden. Semisal gue harus terus bertahan sama lo dan nerima dia sepenuhnya sebagai istri sirih lo yang nikah tanpa persetujuan gue, apa lo ga berfikir lo seenaknya sama gue?”
Kaiden terdiam. Tidak memberi respon apapun selain mendengarkan.
“Udah lah. Gue capek bahas zoe terus. Apa apa zoe, apa apa zoe, gue juga kan mau diperhatiin. Gue juga mau diprioritasin. Gue juga mau dipikirin perasaan nya. Lagian kenapa harus selalu gue yang ngalah buat zoe? Kenapa harus selalu ga enak di gue?”
“Karna gue ga suka sama lo. Karna Lo benalu di hubungan gue sama zoe”
“Pisah sama gue, kaiden. Ceraikan gue. Udah, clear. Ga akan ada benalu lagi di hubungan lo sama dia”
“Ngga bisa”
“Egois” ujar allara dengan menurunkan volume intonasi suaranya. Perempuan itu hendak keluar dari mobil tetapi ditahan oleh kaiden.
“Say it again”
“Apa?”
“Bilang sekali lagi”
“Lo egois, kaiden. Egois”
“Lo sendiri engga gitu?”
Allara mengerutkan kening menatap kaiden. Ia bingung bagaimana cara berfikir laki-laki itu. Kenapa kaiden mendadak ingin dianggap tidak bersalah?
“Lo juga cuma mentingin perasaan Lo sendiri tanpa ngertiin gimana jadi gue”
“Emang nya gimana jadi Lo? Bukan nya enak? Istri aja dua. Puas dong?”
“Itu cuma cover. Lo ga tau isi nya gimana, allara. Dan Lo ga berhak bilang gue kaya gitu”
“Gue paling ga suka orang yang udah tau salah tapi tetep merasa benar” tukas allara sebelum keluar. Perempuan itu membanting pintu mobil lalu pergi memasuki apartment.
Kaiden mencekal kuat stir mobil, melampiaskan amarahnya. Rahang laki-laki itu mengeras bersamaan dengan emosi yang semakin menguasai.
—
Allara mengusap air mata yang membasahi pipi nya. Berulang kali mengatur nafas agar ia tidak menangis. Allara tercekat. Ia sangat marah tetapi tidak tahu harus melampiaskan dengan cara apa hingga yang bisa ia lakukan hanya menangis.
“Kaiden sialan kaiden jahat kaiden jelek kaiden ga punya otak! Kenapa sih gue harus cinta sama lo? Bikin ribet aja” misuh nya sambil menangis.
Allara sendiri tidak mengerti apa yang sedang ia rasakan sekarang. Ia kesal, marah, sakit hati atas kelakuan kaiden tetapi ia juga sangat menyayangi laki-laki itu hingga rasanya tidak siap jika harus berpisah dengan kaiden.
Kendati demikian dalam posisi seperti sekarang juga sangat menyakitkan bagi allara. Apa yang harus ia lakukan? Allara juga tidak mau harus menjadi janda di umur 20 tahun. Amit-amit!
“Kenapa sih lo harus kaya gitu pas gue udah suka? Coba dari awal biar ga kaya gini” Allara merasa dirinya galau kronis. Masih muda sudah dihadapkan dengan prahara rumah tangga yang rumit tiada habisnya.
Setiap bertemu kaiden tidak ada hal lain yang dilakukan selain cekcok.
Kalau terus seperti ini allara bisa hipertensi atau bahkan stress. Hell no!“Huh...okay, stop allara. Jangan buang-buang waktu nangisin cowok kaya kaiden. Tapi tega amat si tuh cowok”
Ah, iya, kaiden kan tidak suka padanya. Wajar saja kalau laki-laki itu berperilaku seenaknya tanpa memikirkan perasaan allara. Kenapa tiba-tiba allara jadi iri kepada zoe?
Tidak, tidak. Allara hanya merasa Zoe sangat beruntung hingga kaiden tega berperilaku seenaknya kepada orang lain demi memperjuangkan cinta mereka.
Allara langsung mendudukkan diri dari posisi tengkurap setelah mengingat jika ia tengah mengandung. Bisa-bisanya allara lupa akan hal itu. Ceroboh!
“Sayaaang maaf, mama lupa lagi hamil. Are you okaaay kidz? Kamu ngga jadi anime kan?” tanya allara sambil menatap dan mengusap-usap perutnya.
“Udah malem waktunya minum susuuuu” perempuan itu beranjak dari tempat tidur lalu membuat susu ibu hamil.
“Biasanya kalo di novel-novel, di bikinin susu nya sama suami, tapi kan suami nya kaya kiko, dibagi dua. Sabar ya sayang, nanti kita cari papa baru yang lebih baik, lebih kaya, lebih ganteng, daripada papa kamu itu”
—
Kaiden menatap Zoe yang tengah terlelap. Laki-laki itu menyelipkan helaian rambut Zoe ke belakang daun telinga perempuan itu.
Pikiran kaiden berkelana jauh. Akhir-akhir ini ia jadi sering memikirkan allara. Jauh dari orang yang sudah satu tahun selalu bersama membuat kaiden merasakan perbedaan. Bukan tidak bahagia bersama Zoe, kaiden justru sangat bahagia karna usaha nya agar bisa bersama Zoe tidak sia-sia.
Namun, kaiden mendadak ragu. Apakah hal yang ia lakukan benar atau justru sebaliknya?
964 words
24 desember 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLARA [TERBIT]
Художественная прозаSuka kepada seseorang berarti harus siap dengan segala resikonya. Dikandang paksa menikah tidak pernah ada dalam perkiraan allara. Mulanya, ia setengah hati, tapi begitu tahu laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah seseorang yang ia cinta d...