Happy reading
Seorang perempuan menatap langit dari atas rooftop rumah sakit. Lalu-lalang serta aktifitas orang-orang dibawah sana tidak menghapus sepi di tempat itu. Rona biru dan gumpalan awan putih menyatu dengan sempurna membuat allara tersenyum melihatnya.“Lagi ngapain disini?” tanya Kaiden membuat allara menoleh. Laki-laki itu mendekati allara, berdiri bersisian dengan kedua tangan menumpu pada pagar rooftop yang hanya sebatas perutnya. “Gue cari-cari lo daritadi”
“Kaiden, mau tau ngga keinginan yang gue mau banget?”
“Apa?”
“Gue mau bisa terbang, gue pengen ke langit”
Kaiden menatap Allara dengan pikiran menelaah apa yang dimaksud perempuan itu.
“Andai aja ada cloud bread, pasti udah gue borong. Tapi, gue mau awan itu bisa dipegang, biar gue bisa tidur-tiduran, rebahan di atas awan” Allara terkekeh. “Seru kayanya ya”
“Lo gapapa?” Allara menoleh.
“Maksud? Lo ngira gue kenapa-kenapa? Gue gila? Hell no, Kaiden. Gue selalu punya keinginan itu dari kecil. Kayanya gue suka sama hal-hal yang jauh dan ngga bisa digapai”
“Termasuk lo” lanjut Allara membuat Kaiden menaikan sebelah alisnya. Allara memalingkan wajah ke arah lain, menghindari eye contact dengan Kaiden.
“Meskipun lo sama gue, tapi sebenernya kita itu jauh, kaiden” ujar Allara. “Gue ngga tau jelasin nya kaya gimana, tapi jatuh cinta sendirian itu ngga enak. Fisik kita emang deket, tapi kalo soal hati?”
“Lo ngga jatuh cinta sendirian, Allara” Perkataan itu membuat Allara menatap Kaiden. “I'm here for you. Gue juga sayang sama lo, sebagaimana harusnya”
“Gue ngga suka denger kebohongan”
“Apa gue keliatan bohong?”
Allara menggeleng. “Sebenernya engga, tapi sikap sama ucapan lo bertolak belakang”
“Lo bilang sayang sama gue tapi sikap lo bikin gue ngerasa terbuang. Lo berperilaku tanpa mikirin perasaan gue, bikin gue ngerasa gue ngga sepenting itu, ngerasa kalo gue sama lo cuma stranger yang dipaksa nikah, ngga lebih. Lo bikin gue sadar diri siapa gue, apalagi pas lo lagi sama zoe”
“Sorry”
“Maaf ngga ada artinya kalo kesalahan itu terus diulangi” ujar perempuan itu. “Lo tau perasaan gue ke lo gimana, lo tau kesalahan lo, lo minta maaf tapi lo terus mengulangi kesalahan yang sama”
“Tapi lo bilang maaf itu udah lebih dari cukup, thanks ya”
—
Kaiden mengosongkan jadwal hari ini. Ia merasa bersalah lantas menjaga Allara di rumah sakit.
Laki-laki itu menyuapi allara makan siang, meskipun allara sudah berkata jika ia bisa makan sendiri.
Dering ponsel mengalihkan perhatian mereka. Kaiden mengambilkan ponsel allara dari atas nakas kepada sang empunya.
“Makasi” Kaiden mengangguk.
Allara tidak berpikir panjang, ia langsung mengangkat panggilan tersebut.
“Alla, dimana? Gue cari ke apart ngga ada siapa-siapa, ke kampus juga” tanya Faru di sebrang sana.
Allara menatap Kaiden membuat kaiden menaikan alisnya.
“Alla di rumah sakit”
“Kamu sakit? Rumah sakit mana, share lokasi nya sekarang”
“No, no. Bukan Alla yang sakit, tapi temen Alla. Don't worry about me, i'm okay”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLARA [TERBIT]
General FictionSuka kepada seseorang berarti harus siap dengan segala resikonya. Dikandang paksa menikah tidak pernah ada dalam perkiraan allara. Mulanya, ia setengah hati, tapi begitu tahu laki-laki yang akan dijodohkan dengannya adalah seseorang yang ia cinta d...